Membangkitkan motivasi belajar
intrinsik dalam diri siswa pasti akan dapat dilakukan oleh seorang guru yang
memiliki kesabaran. Kita tahu, tiap-tiap siswa adalah individu-individu yang
tidak sama (unik). Masing-masing memiliki tingkat minat, bakat, dan kemampuan
yang berbeda-beda, baik secara intensitas maupun arahnya. Guru yang memiliki
tingkat kesabaran tinggi dalam mengajar pasti akan berhasil menunjukkan kepada
semua siswanya bahwa setiap orang bisa dan mampu untuk mempelajari sesuatu,
termasuk materi pelajaran), meski waktu dan upaya yang dibutuhkan tidaklah
sama. Pendekatan belajar tuntas (mastery learning) dapat menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar intrinsik. Pendekatan ini mengakomodasi semua
siswa baik yang mempunyai tingkat kemampuan, minat, dan bakat yang tinggi,
maupun yang rendah. Semua bisa belajar dengan baik asal saja kondisi-kondisi
belajar yang sesuai diberikan oleh guru. Pada penerapan KTSP, sekolah-sekolah
telah memberikan kesempatan kepada semua siswa yang lamban untuk menuntaskan
belajarnya pada suatu kajian melalui pembelajaran remedial.
Pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning), siswa-siswa yang mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran diberikan pelajaran tambahan (remedial) agar mereka juga dapat berhasil melewati kajian itu. Sedangkan bagi siswa yang berhasil tuntas menguasai kajian tersebut lebih cepat dari siswa lain dapat diberikan program pengayaan (enrichment). Satu hal penting yang harus diingat dalam penerapan pendekatan belajar ini adalah: Penggunaan komunikasi yang tepat sangatlah penting. Maksudnya supaya siswa yang lamban tidak merasa rendah diri karena memerlukan waktu yang lebih banyak dan upaya yang lebih keras, dan siswa yang cepat menguasai suatu kajian tidak menjadi tinggi hati. Efek pendekatan belajar tuntas (mastery learning) justru harus diarahkan oleh guru sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri siswa. Guru harus dapat meyakinkan bahwa seluruh siswa pasti bisa menguasai suatu materi ajar, walaupun beberapa memerlukan alokasi waktu yang lebih banyak dan upaya yang lebih keras. Kebutuhan alokasi waktu yang berbeda-beda, dan upaya yang berbeda-beda oleh masing-masing siswa merupakan sesuatu yang sangat alamiah dan lumrah. Rasa percaya diri akan muncul seiring penguasaan siswa lamban terhadap materi ajar. Bila guru dapat mempertahankan hal ini dalam setiap pembelajarannya, maka motivasi belajar intrinsik akan muncul secara perlahan dan segera memberikan efek yang luar biasa bagi siswa tersebut dan bahkan seluruh kelas.
Pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning), siswa-siswa yang mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran diberikan pelajaran tambahan (remedial) agar mereka juga dapat berhasil melewati kajian itu. Sedangkan bagi siswa yang berhasil tuntas menguasai kajian tersebut lebih cepat dari siswa lain dapat diberikan program pengayaan (enrichment). Satu hal penting yang harus diingat dalam penerapan pendekatan belajar ini adalah: Penggunaan komunikasi yang tepat sangatlah penting. Maksudnya supaya siswa yang lamban tidak merasa rendah diri karena memerlukan waktu yang lebih banyak dan upaya yang lebih keras, dan siswa yang cepat menguasai suatu kajian tidak menjadi tinggi hati. Efek pendekatan belajar tuntas (mastery learning) justru harus diarahkan oleh guru sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri siswa. Guru harus dapat meyakinkan bahwa seluruh siswa pasti bisa menguasai suatu materi ajar, walaupun beberapa memerlukan alokasi waktu yang lebih banyak dan upaya yang lebih keras. Kebutuhan alokasi waktu yang berbeda-beda, dan upaya yang berbeda-beda oleh masing-masing siswa merupakan sesuatu yang sangat alamiah dan lumrah. Rasa percaya diri akan muncul seiring penguasaan siswa lamban terhadap materi ajar. Bila guru dapat mempertahankan hal ini dalam setiap pembelajarannya, maka motivasi belajar intrinsik akan muncul secara perlahan dan segera memberikan efek yang luar biasa bagi siswa tersebut dan bahkan seluruh kelas.
Pada pendekatan belajar tuntas
(mastery learning) guru harus lebih sering memberikan umpan balik (feed back)
kepada seluruh anggota kelas. Guru harus memberikan informasi kepada siswanya
tentang sejauh mana kemajuan penguasaan mereka terhadap suatu kajian yang
sedang dipelajari, juga titik-titik kelemahan yang harus mereka perbaiki.
Kejelasan informasi sedang berada di titik mana kemampuan siswa sangat membantu
siswa agar belajar dengan lebih efektif dan efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar