Rakyat Semakin
kehilangan identitas
Integritas
budaya dan kepribadian
setiap hajatan di pelosok daerah ini dihiasi tayangan
erotis
Siapa pelakunya, ternyata adalah perempuan…..
Perempuan yang
sama dengan ibu
yang di dalam rahimnya kita pernah menginap sembilan bulan.
kita telah
kehilangan nilai dan norma, anomie merangsek dalam peradaban
westernisasi merusak sendi-sendi akar budaya bangsa,
kenapa kita
tidak melihat kebelakang untuk menatap masa depan?
bukankah bangsa yang besar
adalah bangsa yang
menghormati sejarah bangsanya
bukankah
sejarah …..
mencatat dengan
tinta emas perjuangan Raden Ajeng Kartini
pendombrak budaya konservatif jawa
dengan semangat emansipasinya.
kini kesetaraan gender diperjuangkan….
melalui kendaraan politik kartini-kartini berusaha tuk
eksis
tapi, sekali lagi perjuangan mereka kandas
mereka ternyata kartini instan, tak bertalenta
kredibiltas dan akuntabilitas serta kualitas mereka
diragukan
banyak diantara mereka
ternyata tidak punya rasa sportivitas
ketika mereka terdepak dari perebutan kursi mereka
depresi
bahkan mengambil jalan pintas bunuh diri.
buat apa malu kalau kita belum mampu????
ketika
sebagian di antara mereka lolos seleksi
kursi
basah ada dalam pelukannya,
mereka ada
yang melenggang ke senayan,
ke petta rani makassar, atau
hanya di daerah ini
tapi keraguan selalu
menyelimutiku
apakah DPR nantinya hanya menjadi salon kecantikan
atau hanya
tempat tuk bergosip ria…..
tapi secuil keyakinan ada dalam diriku
bukan kah sebuah institusi membutuhkan
figur perempuan
siapa tau dengan eksisnya perempuan di
lembaga ini
tak ada lagi lempar kursi pada saat persidangan
bukankah sebagian dari caleg perempuan cukup seksi
sehingga
mata hidung belang melek bahkan tertidur
dipangkuannya
kasihan perempuan-perempuan
indonesia
mereka hanya berharap caleg mereka
adalah kartini yang memperjuangkan
nasibnya
yang selalu menjadi korban kekerasan
dijalanan,
di hotel, di rumah kaum majikan, dan
bahkan di rumah sendiri
kasihan perempuan-perempuan indonesia
mereka berharap ….
kartini mereka adalah kran yang mengalirkan aspirasi
perempuan
indonesia yang masih jauh dari
keadilan….
Lewat peringatan Hari Kartini
Mereka kembali punya semangat tuk bangkit
tapi, jangan dibredel, atau dipeti eskan
selama ini mereka tidak punya suara….
pengambilan
keputusan selalu didominasi laki-laki
mereka adalah korban diskriminasi,
korban dari ketidak adilan
dan kebodohan, …..
mereka tidak hanya mau menjadi pelampiasan nafsu
laki-laki
tempat mereka bukan hanya sumur, dapur dan ranjang….
hidup perempuan
indonesia, bangkitlah menyongsong hari esok
fajar telah menyingsing,
bangkitlah tuk berjuang demi
menjaga kehormatanmu…..
Semangat Kartini Harus Diperjuangkan
jangan menyerah……….Wahai perempuan Indonesia
Pasempe,
21 April pukul 23.36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar