MATERI BIMBINGAN BELAJAR SOSIOLOGI (SKL 1 – SKL 6)
SKL 1 SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU dan METODE
NO
|
KOMPETENSI
|
INDIKATOR
|
1
|
Menjelaskan sosiologi sebagai ilmu sosial
|
Mendeskripsikan obyek kajian, kegunaan, metode
atau ciri-ciri ilmu sosiologi
Menjelaskan permasalahan sosial atau pemecahan
masalah sosial
|
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU
A. Pengertian Sosiologi
Ditinjau
secara etimologis, istilah sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius
dan logos. Socius berarti teman atau kawan, logos artinya kata
atau berbicara. Jadi secara harfiah sosiologi berarti membicarakan atau
memperbincangkan pergaulan hidup manusia. Pengertian tersebut akhirnya
diperluas menjadi ilmu penegetahuan yang membahas dan mempelajari kehidupan
manusia dalam masyarakat.
B. Sejarah Sosiologi
Sosiologi
termasuk kelompok ilmu sosial, disebut juga ilmu kemasyarakatan dan masih
tergolong muda dibanding dengan ilmu sosial yang ada. Beberapa faktor pendorong
utama munculnya sosiologi adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan
masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Banyak
ahli sepakat bahwa faktor yang melarbelakangi kelahiran sosiologi adalah adanya
krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Laeyendecker, misalnya mengaitkan
kelahiran sosiologi dengan serangkaian perubahan di bidang sosial poliyik.
Perubahan berkenaan dengan adanya Marthin Luther, meningkatnya individualisme,
lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri,
terjadinya Revolusi Industri pada abad ke 18 di Inggris serta terjadinya
Revolusi sosial.
. Sosiologi sebagai ilmu baru
muncul pada abad ke 19 dipopulerkan oleh seorang filosof Prancis bernama
Auguste Comte ( 1798-1853). Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842,
tatkala Auguste Comte menerbitkan buku berjudul Course de Philosophie Positive.
Dalam bukunya ia menerangkan bahwa pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat
harus melalui urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap
terakhir yaitu tahap ilmiah. Pandangannya disebut Hukum kemajuan manusia atau “
hukum tiga jenjang “ yaitu Jenjang Teologi, Jenjang Metafisika dan Jenjang
Positif. Karena jasanya, comte disebut Bapak Sosiologi karena ia yang pertama
kali memakai istilah sosiologi.
Setengah
abad setelah Herbert Spencer mengembangkan suatu sistematika penelitian
masyarakat dalam bukunya berjudul Principles of Sosiology, istilah sosiologi
menjadi lebih populer dan kemudian berkembang pesat pada abad ke 20 terutama di
Prancis, Jerman dan Amerika Serikat.
C. Objek Kajian Sosiologi
Objek kajian
sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan
proses yang timbul dari hubungan manusia tersebut didalam masyarakat .
D. Definisi Sosiologi
1. Selo Sumardjan dan Soeleman
Soemardi : sosiologi atau ilmu kemasyarakatan ialah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses – proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial.
Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur – unsur sosial pokok,
yaitu kaidah kaidah sosial ( norma-norma sosial) lembaga-lembaga sosial,
kelompok-kelompok dan lapisan-lapirasn sosial. Proses sosial adalah pengaruh
timbal balik antar berbagai segi kehidupan bersama.
2. Auguste Comte, sosiologi
merupakan suatu studi positif tentang hukum-hukum dasar dari berbagai gejala
sosial yang dibedakan menjadi sosiologi statis dan sosiologi dinamis.
3. Pitirim A. Sorokin
Sosiologi
adalah imu yang mempelajari hal – hal sebagai berikut :
a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial
misalnya gejala ekonomi dengan agama
b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gelaja sosial dan gejala non
sosial , misalnya gejala geografis dan biologis
c. Ciri-ciri
umum dari semua gejala sosial
4. William F. Oghburn dan Meyer F.
Nimkof
Sosiologi
adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu
organisasi sosial
5. Emile Durkheim
Sosiologi
adalah suatu ilmu yaang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial merupakan cara
bertindak, berfikir dan berperasaan yang berada diluar individu, mempunyai
kekuatan memaksa dan mengendalikan
6. Max Weber
Sosiologi
ialah suatu ilmu yang mempelajari tindakan sosial. Tindakan sosial adalh
tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku
orang lain.
E. Hakekat Sosiologi
Menurut
Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar mengatakan sosiologi
adalah ilmu sosial yang murni, abstrak, rasional dan empiris, bersifat umum
serta berusaha mencari pengertian umum. Menurut pengertiannya, hakikat ilmu
sosiologi adalah sebagai berikut:
a. Sosiologi adalah ilmu sosial
b. Sosioloi bukan disiplin ilmu
normatif, melainkan disiplin ilmu kategoris, yang membatasi diri pada kejadian
dewsa ini, bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi
c. Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan murni ( pure science ) bukan ilmu pengetahuan terapan
d. Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan abstrak, bukan ilmu pengetahuan konkret
e. Sosiologi bertujuan
menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum serta mencari
prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakekat,
bentuk, isi dan struktur masyarakat manusia
f. Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan
g. Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan umum, artinysosiologi mempelajari gejala umum dan selalu ada pada
setiap interaksi antarmanusia
F. Sosiologi sebagai Ilmu
Ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan ( knowledge ) yang tersusun secara sistematis
dengan menggunakan kekuatan pemikiran serta dapat diperiksa dan ditelaah dengan
kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Sosiologi merupakan ilmu
karena sistematis, objektif, menggunakan pemikiran dan knowledge. Menurut Harry
M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto sosiologi sebagai ilmu
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bersifat empriris, yaitu
didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tdiak bersifat
spekulatif, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hari observasi yang
konkret di lapangan
b. Bersifat teoritis, yaitu selalu
berusaha menyusun abstraksi dari hari observasi yang konkret di lapangan
c. Bersifat komulatif, artinya teori-teori
sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki,
diperluas dan diperhalus
d. Bersifat nonetis, yang
dipersoalkan dalam sosiologi bukanlah baik buruknya fakta tertentu akan tetapi
menjelaskan fakta tersebut secara analitis
G. Metode – Metode dalam Sosiologi
a. Metode kualitatif, mengutamakan
bahan yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang bersifat eksak. Metode
ini meliputi metode historis, komparatif dan kombinasi historis komparatif
serta case study
b. Metode kuantitatif, yaitu
mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala-gejala
yang diteliti dapat diukur menggunakan skala, indeks, tabel dan formula yang
mempergunakan ilmu pasti atau matematika.
Metode lain yaitu:
a. Metode induktif, yaitu mempelajari
suatu gejala khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam
lapangan lebih luas
b. Metode deduktif yaitu menggunakan
proses sebaliknya, yaitu dimulai dari kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum
untuk kemudian dipelajari dalam keadaan khusus
c. Metode fungsionalisme adalah
metode yang bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan
dan struktur sosial dalam masyarakat.
H. Peran Sosiolog
Beberapa
profesi yang umum diisi oleh para sosiolog dalam masyarakat aalah sebagai
berikut :
a. Ahli
riset
b. Konsultan
Kebijakan
c. Sosiolog
klinis atau terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan
masyarakat . Dalam kedudukan seperti ini sosiolog bekerja sebagai ilmuwan
terapan atau teknisi
d. Guru atau
pendidik
I. Manfaat Sosiologi
Sosiologi
dapat bermanfaat dalam pembangunan, pemecahan masalah sosial, perencanaan
sosial dan penelitian
J. Masalah Sosial
Masalah
sosial yang timbul akibat perkembangan iptek, industrialisasi dan urbanisasi apabila
kita kelompokkan menjadi empat macam ( menurut Soerjono Soekanto ) :
a. Masalah
yang berasal dari faktor ekonomi, misalnya kemiskinan, gelandangan,
pengangguran
b. Masalah
yang berasal dari faktor biologis, misalnya muntaber, demam berdarah
c. Masalah
yang berasal dari faktor psikologis, misalnya bunuh diri, frustasi
d. Masalah
yang berasal dari faktor kebudayaan misalnya kenakalan remaja, perceraian, seks
pranikah, konflik keagamaan
Para ahli
sosiologi menyusun ukuran-ukuran atau kriteria masalah sosial . Diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Kriteria Utama , masalah sosial
terjadi karena adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dalam suatu
masyarakat dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan.
b. Sumber Masalah Sosial
c. Pihak Yang Menetapkan Masalah
sosial
Kelompok-kelompok
itu antara lain pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial, dewan atau
musyawarah masyarakat
d. Masalah Sosial Nyata dan Laten
Masalah
sosial laten adalah masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat tetapi
tidak diakui sebagai masalah, misalnya korupsi
e. Perhatian Masyarakat dan Masalah
Sosial
Contoh
masalah sosial antara lain kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga dan
peperangan
Materi: Interaksi Sosial
SKL.2
Mendeskripsikan interaksi sosial sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Materi :
Mendeskripsikan interaksi sosial sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Materi :
• Interaksi sosial
• Bentuk-bentuk interaksi
INTERAKSI SOSIAL
Interaksi
sosial berawal dari tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang
dipengaruhi atau untuk mempengaruhi orang lain
Ada empat
tindakan sosial:
1. tindakan sosial instrumental,
yaitu kesesuaian tujuan dengan cara bertindak
2. tindakan rasional berorientasi
nilai, yaitu tindakan dengan memperhitungkan manfaat atau sesuai dengan
nilai-nilai masyarakat, tujuan tidak diperhatikan
3. tindakan tradisional, yaitu
tindakan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat
4. tindakan afektif, yaitu tindakan berdasakan afeksi (perasaan) atau emosi
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorang, antara kelompok-kelompok dengan kelompok-kelompok lain maupun antara kelompok manusia dengan individu. Interaksi sosial karena pada dasarnya manusia memiliki naluri gregariousness (naluri untuk hidup bersama). Ciri interaksi adalah resiprokal yaitu adanya aksi dan reaksi
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorang, antara kelompok-kelompok dengan kelompok-kelompok lain maupun antara kelompok manusia dengan individu. Interaksi sosial karena pada dasarnya manusia memiliki naluri gregariousness (naluri untuk hidup bersama). Ciri interaksi adalah resiprokal yaitu adanya aksi dan reaksi
Faktor yang
menjadi dasar proses interaksi:
1. Imitasi, yaitu tindakan meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau
penampilan fisik
2. Sugesti, yaitu pemberian
pengaruh dari satu pihak ke pihak lain sehingga pihak yang dipengaruhi
bertindak tanpa berfikir panjang. Pemberi sugesti biasanya orang yang
berwibawa, berpengaruh, kelompok mayoritas terhadap minoritas
3. Identifikasi, yaitu
kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain
4. Simpati, yaitu proses dimana
seseorang tertarik dengan pihak lawan
Sugesti yang
mendalam akan melahirkan motivasi, yaitu dorongan yang diberikan individu atau
kelompok kepada individu atau kelompok lainnya sehingga individu atau kelompok
yang diberi motivasi melaksanakan apa yang dimotivasikan dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawab.
Perasaan
simpati yang mendalam akan melahirkan empati, yaitu perasaan seolah-olah
merasakan apa yang dialami oleh pihak lain yang diempatikannya.
Syarat interaksi yaitu kontak dan komunikasi
Kata kontak berasal dari con atau
cum yang artinya bersama-sama dan kata tango yang artinya menyentuh. Jadi
secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Tetapi yang terpenting dalam
kontak adalah kedua belah pihak sadar akan kesadarannya sehingga saling
memberikan tindakan atau tanggapan
Wujud kontak sosial yaitu
1. kontak antarindividu
2. kontak antar kelompok
3. kontak antara individu dan suatu kelompok
Dilihat dari
langsung-tidaklangsung kontak dibedakan menjadi:
1. kontak primer atau kontak
langsung yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Misalnya
tatap muka, jabat tangan, saling melirik
2. kontak sekunder, yaitu kontak
sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan hubungan
timbal balik. Misalnya Yanto meminta tolong Joko untuk mengajak Erna bergabung
dalam kegiatan palang merah remaja.
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain. Komponen
komunikasi adalah:
1. Komunikator, yaitu pihak
penyampai pesan
2. Komunikan, yaitu pihak penerima
pesan
3. Pesan, yaitu isi atau maksud
yang disampaikan komunikator kepada komunikan
4. Media, yaitu cara atau alat
menyampaikan pesan
5. Umpan balik (feedback) yaitu
tanggapan dari penerima pesan kepada penyampai
Ciri-ciri
interaksi
1. ada pelaku lebih dari satu orang
2. ada komunikasi dua arah
3. ada dimensi waktu (masa sekarang
dan akan datang)
4. ada tujuan tertentu yang hendak
dicapai
B. BENTUK_BRNTUK
INTERAKSI
Bentuk –
bentuk interaksi secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu yang mengarah
pada asosiati dan disosiatif
Asosiatif
yaitu proses sosial yang mengarah pada kerukunan, kesatuan atau integrasi
1.
Kerja sama (cooperation)
2.
Bentuk-bentuk kerjasama
3.
bargaining (tawar menawar) yaitu perjanjian mengenai
pertukaran barang dan jasa
4.
kooptasi yaitu penerimaan unsur baru dalam
kepemimpinan
5.
koalisi yaitu kejasama dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama
6.
Joint Venture yaitu kerjasama dalam mengusahakan
proyek-proyek tertentu
2. Akomodasi
Akomodasi
adalah bentuk penyelesaian pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
Tujuan
Akomodasi adalah:
- meredam
dan mencegah konflik
-
menghindari disintegrasi
- mendorong
dan memudahkan proses integrasi dan asimilasi
- menjaga
keutuhan bangsa dan menggalang persatuan dan kesatuan warga
Adapun
bentuk-bentuk akomodasi
1. coersion yaitu paksaan pihak
kuat terhadap yang lemah
2. kompromi, yaitu saling
mengurangi tuntutan antara pihak yang bertikai
3. arbritrasi yaitu penyelesaian
masalah melalui pihak ketika dimana keputusan pihak ketiga bersifat mengikat
4. mediasi yaitu penyelesaian
masalah yang difasilitasi oleh pihak ketiga yang bersifat netral
5. konsilisasi yaitu usaha
mempertemukan pihak yang bertikai bagi tercapainya persetujuan bersama melalui
badan tetap
6. toleransi yaitu penyelesaian
pertikaian dengan cara membiarkan dan menghormati pihak lain
7. stalemate yaitu bentuk akomodasi
dimana pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan seimbang sehingga berhenti
pada suatu tempat tertentu
8. ajudikasi, yaitu penyelesaian
pertentangan melalui pengadilan
9. displacement, pengalihan
perhatian
10. segregasi, berpisah
11. case fire (genjatan senjata) yaitu penghentian pertikaian untuk
sementara waktu
3. Asimilasi
yaitu pada dasarnya merupakan perubahan yang dilakukan secara sukarela yang
ditandai dengan adanya usaha mengurangi perbedaan yang ada.
Adapun
faktor pendorongnya adalah:
- toleransi di antara kelompok
yang berbeda
- kesempatan yang sama di bidang
ekonomi
- kesediaan menghormati budaya
asing
- sikap terbuka golongan penguasa
- persamaan unsur-unsur kebudayan
- amalgamasi (kawin campur)
4. Akulturasi yaitu proses
penerimaan dan pengolahan unsur budaya asing menjadi bagian dari kebudayaan
suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli.
Disosiatif, yaitu proses sosial yang mengarah pada
perpecahan dan disintegrasi
1. Persaingan (competition)
1. Persaingan (competition)
Persaingan
terjadi jika beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya terbatas.
2. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial
yang ditandai dengan ketidakpastian, keraguan,
penolakan dan penyangkalan yang
tidak diungkapkan secara terbuka..
Bentuk-bentuk kontravensi menurut
Leopold von Wiese
- kontravensi umum misalnya
penolakan, keengganan
- kontravensi sederhana misalnya
menyangkal pernyataan orang di depan umum
- kontravensi intensif misalnya
penghasutan, desas desus
- kontravensi rahasia misalnya
pembocoran rahasia, khianat
- kontravensi taktis misalnya
provokasi, intimidasi, mengejutkan pihat lawan
3. Pertikaian
Merupakan
sosial bentuk lanjut dari kontravensi, artinya pertikaian sudah bersifat
terbuka
4.
Konflik
Suatu proses
antara dua pihak yang saling berusaha menyingkirkan dengan cara menghancurkan
atau membuat pihak lain tidak berdaya. Konflik dapat berdampak:
- meningkatkan solidaritas sesama
anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain ( + )
- keretakan hubungan antara
anggota kelompok
- perubahan kepribadian pada
individu
- kerusakan harta benda dan
hilangnya nyawa manusia
- dominasi bahkan penaklukan
salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
Bentuk-bentuk konflik dapat berupa:
a. pertentangan pribadi
b. pertentangan rasial
c. pertentangan antar kelas sosial
d. pertentangan politik
e. pertentangan internasional
C. KETERATURAN
SOSIAL
Dalam
interaksi sosial, nilai dan norma berperan dalam menentukan perilaku seseorang.
Apabila semua anggota masyarakat mematuhi nilai dan norma yang berlaku, maka
akan tercipta suatu keteraturan sosial. Keteraturan sosial yaitu suatu keadaan
kehidupan masyarakat yang selaras, serasi, penuh persatuan dan akan menciptakan
suatu integrasi sosial.
Adapun unsur-unsur keteraturan
sosial adalah:
1. Tertib sosial yaitu adanya keselarasan
antara tindakan masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku
2. Order sosial (social order) yaitu
suatu sistem nilai dan norma yang diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat
3. Keajegan yaitu suatu keadaan yang
memperlihatkan kondisi keteraturan yang tetap dan
berlangsung
terus menerus
4. Pola yaitu bentuk umum dari suatu
interaksi sosial
Adapun tertib sosial ditandai oleh
tiga hal:
1. terdapat suatu sistem nilai dan norma yang
jelas
2. individu atau kelompok di dalam
masyarakat mengetahui dan memahami norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
berlaku
3. individu atau kelompok dalam
masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma-orma sosial dan
nilai-nilai sosial yang berlaku.
Materi : Nilai dan Norma
SKL 3
Menjelaskan proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian
Matei
• Nilai
• Norma
sosial
•
Sosialisasi
•
Kepribadian
A. Nilai
Nilai adalah
sesuatu yang dianggap baik dan benar yang dicita-citakan oleh warga. Agar nilai
dapat terlaksana maka dibentuklah norma yaitu ketentuan yang berisi perintah
dan larangan yang dilengkapi dengan sanksi. Nilai terdiri dari:
1. nilai material yaitu segala
sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
2. nilai vital yaitu segala sesuatu
yang diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas
3. nilai rohani , yaitu segala
sesuatu yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani.
Nilai rohani dibedakan menjadi :
1) Nilai kebenaran dan nilai
empiris yaitu nilai yang bersumber dari proses berfikir atau akal manusia
2) Nilai keindahan, yaitu nilai
yang bersumber dari unsur rasa manusia
3) Nilai moral, yaitu nilai yang
bersumber dari karsa dan etika
4) Nilai religius, yaitu nilai yang
berisi keyakinan terhadap Tuhan YME
Fungsi nilai yaitu
1. Alat untuk menentukan harga
sosial
2. Mengarahkan masayrakat untuk
berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang adal dalam
masyarakat
3. Memotivasi atau memberi semangat
pada manusia untuk mewujudkan dirinya dalam perilaku sesuai dengan yang
diharapkan oleh peran-perannya
4. Alat solidaritas atau pendorong
masyarakat untuk saling bekerja sama
5. Pengawas, pembatas, pendorong
dan penekan idividu untuk berbuat baik
B. Norma Sosial
Adalah
patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu sebagai perwujudan
dari nilai.Berdasarkan tingkatannya, norma dalam masyarakat dibedakan menjadi:
1. Cara (usage)
1. Cara (usage)
Cara merupakan suatu bentuk perbuatan tertentu, misalnya cara makan
2. Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan
merupakan bentuk perbuatan yang diulang-ulang secara sadar dan mempunyai tujuan
yang jelas serta dianggap baik dan benar
3. Tata Kelakuan (Mores)
Tata
kelakuakn adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari
sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan
oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Fungsi mores adalah:
- memberikan batasan pada
perilaku individu
- mendorong seseorang agar
sanggup menyesuaiakan tindakan dengan tata kelakuan yang berlaku
- membentuk solidaritas sekaligus
memberikan perlindungan terhadap keutuhan dan kerjasama antara anggota-anggota
yang bergaul dalam masyarakat
4. Adat Istiadat (Custom)
Custom
adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat
kekal dan terintegrasi kuat dalam masyarakat yang memiliki custom tersebut
Macam norma sosial dibedakan sebagai berikut
1. Norma agama yaitu peraturan
sosial yang sifat mutlak dan tidak bisa ditawar karena berasal dari Tuhan.
2. Norma kesusilaan yaitu peraturan
sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak.
3. Norma kesopanan yaitu peraturan
sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang
harus bertingkah laku wajar dalam masyarakat.
4. Norma hukum yaitu aturan sosial
yang dibuat oleh lembaga tertentu, mempunyai sanksi yang tegas bagi
pelanggarnya.
C. Pengertian Sosialisasi
Manusia
tercipta sebagai gregoriouness atau zoon politicon, yaitu manusia yang tidak
bisa hidup tanpa orang lain atau selalu berkelompok dan bermasyarakat. Dalam
memenuhi kebutuhannya ia selalu membutuhkan orang lain yang menyebabakan ia
harus berinteraksi dengan orang lain. Dari interaksi antar individu, individu
dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok melahirkan suatu proses yang
disebut sosialisasi.Sosialisasi secara sederhana berarti proses seumur hidup
yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara – cara hidup, norma
dan nilai yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi
yang dapat diterima kelompoknya. Oleh sebab itu dalam mepelajari sosialisasi maka
perlu dipahami dahulu tentang nilai dan norma.
Pengertian
Sosialisasi menurut beberapa tokoh
1. Peter Berger : sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak
belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat
2. B.J.Cohen : sosialisasi adalah proses – proses manusia mempelajari tata
cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun
kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota
suatu kelompok
3. Soerjono Soekanto : sosialisasi
adalah suatu proses social tempat seorang individu mendapatkan pembentukan
sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang – orang dalam
kelompoknya
Tujuan Sosialisasi
1. Memberikan pengetahuan dan
ketrampilan bekal bermasyarakat
2. meningkatkan kemampuan
berkomunikasi secara efektif dan efisien
3. membantu pengendalian fungsi –
fungsi organic yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang tepat
4. membiasakan individu dengan
nilai nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat
Proses
Sosialisasi
Menurut Goerge Herbert Mead (Role
Theory)
1. Tahap
persiapan (Preparatory Stage)
Dimulai saat
lahir dan balita dimana seorang anak mulai kegiatan meniru tidak sempurna,
serta memperoleh awal pemahaman tentang diri
2. Tapap
Meniru (Play Stage)
Ditandai
dengan semakin sempurnanya anak meniru peran, misal bermain perang – perangan
sebagai tentara, sekolah – sekolahan sebaagi guru atau murid. Disini orang tua
sebaagi significant other yaitu orang yang amat berarti bagi anak dan dianggap
penting bagi pembentukanan dan bertahannya diri dimaan anak menyerap nilai dan
norma
3. Tahap
Siap Bertindak (Game Stage)
Tahap pada
masa remaja dimana sering terjadi proses identifikasi seseorang terhadap
idolanya. Disini remaja juga dapat memainkan peran sendiri dengan penuh
kesadaran.
4. Tahap
Penerimaan Norma Kolektif (Generalized other)
Tahap
seseorang dianggap dewasa dimana ia telah menjadi warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya
Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
1. Keluarga
(Kinship)
Keluarga
merupakan media sosialisasi awal seseorang. Disini orang tua sangat berperan
untuk :
1). Selalu dekat dengan anak-anaknya
2). memberikan pengawasan dan
pengendalian yang wajar
3). mendorong anak agar dapat
membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk
4). ibu dan ayah dapat membawakan
peran sebagai orang tua yang baik, benar dan terpuji serta menghindari perbuatan
yang keliru di muka anak-anaknya
5). menasehati anak jika melakukan
kesalahan serta mengarahkan anak ke jalan yang benar
Pola sosialisasi dalam keluarga
dibedakan menjadi 2
1). Represif
(repressive socialization) yaitu menekankan ketaatan anak pada orang tua.
Ciri yang
lain adalah :
a.
menghukum perilaku yang keliru
b. hukuman
dan imbalan material
c.
kepatuhan anak
d.
komunikasi sebagai perintah
e.
komunikasi nonverbal
f.
sosialisasi berpusat pada orang tua
g. anak
memperhatikan keinginan orang tua
h.
keluarga sebagai significant order (dominasi orang tua)
2). Sosialisasi partisipasi (participatory
socialization) yaitu mengutamakan adanya partisipasi dari anak, antara lain:
a.
memberikan imbalan bagi perilaku yang baik
b. hukuman
dan imbalan simbolis
c. otonomi
pada anak
d.
komunikasi sebagai interaksi
e.
komunikasi verbal
f.
sosialisasi berpusat pada anak
g. orang
tua memperhatikan keinginan anak
h.
keluarga merupakan generalized order (kerjasama ke arah tujuan)
2. Teman
Sepermainan
Disebut juga
peer group, kelompok sebaya. Pada usia remaja berkembang menjadi kelompok
persahabatan yang lebih luas. Peranana positif kelompok persahabatan bagi
perkembangan kepribadian anak antara lain
1) rasa aman dan dianggap penting dalam
kelompok
2) perkembangan kemandirian remaja
tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan
3) remaja mendapat tempat yang baik
bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, gembira dan lainnya yang tidak
didapat dirumah
4) melalui interaksi dapat berkembang
ketrampilan social yang berguna bagi kehidupan mendatang
5) pola perilaku dan kaidah –
kaidah tertentu dalam persahabatan mendorong remaja bersikap lebih dewasa
Dalam
kelompok remaja ada yang berbentuk geng atau klik. Geng adalah kelompok remaja
yang terkenal karena kesamaan latarbelakang social, sekolah, daerah dan
sebagainya. Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai
pandangan atau kepentingan bersama. Geng sering dikonotasikan negatif karena
kegiatannya yang melanggar norma, misal penggunaan narkoba, pelanggaran lalu
lintas untuk geng motor dll. Ada juga geng yang dapat mengembangkan kepribadian
yang positif bagi anggotanya antara lain;
1)
mengembangkan ketrampilan berorganisasi dan kepemimpinan
2)
menumbuhkan rasa kesetiakawanan social yang kuat
3) rela
berkorban untk sesama anggota kelompok
4)
menyalurkan semangan patriotisme
3. Sekolah
Sekolah
merupakan media sosialisasi yang mendasar setelah keluarga karena di sekolah
terjadi proses pembelajaran yang sistematis terhadap individu. Aspek yang
dipelajari selain belajar membaca, menulis dan berhitung adalah aturan – aturan
mengenai kemandirian ( independence), prestasi (achievement), universalisme dan
kekhasan (specifikasy).
Fungsi
sekolah sebagai media sosialisasi antara lain:
1) mengembangkan potensi anak untuk
mengenalkan kemampuan dan bakatnya
2) melestarikan kebudayaan dengan
cara mewariskannya dari generasi ke generasi
3) merangsang partisipasi demokrasi
dan mengembangkan kemampuan berfikir rasional dan bebas
4) memperkaya kehidaupan dengan
menciptakan cakrawala intelektual, meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri
melalui bimbingan dan penyuluhan
5) meningkatkan taraf kesehatan
melalui penjaskes
6) menciptakan warga negara yang
mencitai tanah air, menunjang integrasi antarsuku dan antarbudaya
7) mengadakan hiburan umum
(kompetisi olah raga dan pensi)
4. Lingkungan
Kerja
Lingkungan
kerja juga mempunyai pengaruh bsar dalam pembentukan kepribadian. Pengaruh dari
lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sukar
dirubah apabila yang bersangkuta lama bekerja di lingkungan tersebut.
5. Media
Massa
Media massa
dapat mempengaruhi kepribadian individu melalui pesan yang disampaikan oleh
media massa tersebut. Media masa terbagi menjadi 2, media cetak (surat kabar,
majalah, tabloid) dan media elektronika ( TV, radio, internet, film). Media TV
meupakan media yang paling efektif dalam penyampaian pesan karena hampir
dimiliki oleh setiap lapisan masyarakat, tayangan visual (bisa dilihat) dan
didengar. Tayangan TV sering dijadikan acuan perilaku dan gaya hidup bagi
penontonya.
Media yang
lain
Media
sosialisasi yang lain adalah institusi agama, ketetanggaan, organisasi
rekreasional, masyarakat merupakan agen sosialisasi yang dapat mempengaruhi
kepribadian seseorang.
Jenis sosialisasi
1.
Sosialisasi Primer
Menurut
Peter L. Berger dan Luckmann yaitu sosialisasi pertama yang dijalani individu
semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga)
2.
Sosialisasi Sekunder
Adalah suatu
proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan
individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Menurut Irving Goofmen
adalah suatu sosialisasi yang ditandai dengan adanya keterputusan sosialyang
diawali dengan desosialisasi(pencabutan peran) dan resosialisasi (pemberian
peran social baru) melalui institusi total yaitu tempat tinggal dan tempat
bekerja. Tempat tinggal yang dimaksud adalah terpisah dari masyarakat luas
dalam waktu tertentu, bersama – sama menjalani hidup terkukung dan diatur
secara formal, misal LP, RSJ
D. Hubungan antara Sosialisasi dengan Kepribadian
Kepribadian
adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan,
keinginan, opini dan sikap yang melekat pada seseorang apabila dihubungan dengan
orang lain atau menaggapi suatu keadaan. Kepribadian merupakan hasil
sosialisasi dan enkulturisasi, karena sosialisasi merupakan proses social yang
didapat atau terjadi dalam diri seorang individu sejak ia kecil untuk membentuk
kepribadian dan sikapnya dalam berperilaku sehingga sesuai dengan perilaku dan
kepribadian kelompoknya sehingga ia diterima sebagai bagian dari kelompok
tersebut. Unsur kepribadian yang menyusun manusia adalah pengetahuan, perasaan
dan naluri
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
yaitu:
a. faktor
biologis misalnya ketekunan, IQ, ambisi
b. faktor geografis (lingkungan fisik) misalnya
tinggal di pegunungan atau pantai
c. faktor kebudayaan khusus misalnya desa, kota, pesantren, keluarga petani
d. faktor pengalaman kelompok
c. faktor kebudayaan khusus misalnya desa, kota, pesantren, keluarga petani
d. faktor pengalaman kelompok
Materi:
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian
SKL 4
Mengidentifikasi
berbagai perilaku menyimpang dan pengendalian sosial dalam masyarakat
Materi
• Perilaku
meyimpang
•
Pengendalian sosial
Ringkasan
A. Perilaku
menyimpang
Perilaku
menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku
dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang
dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. Perilaku
menyimpang ditentukan batasannya oleh norma-norma kemasyarakatan yang berlaku
dalam suatu budaya sehingga pengertian perilaku menyimpang berbeda-beda di
setiap masyarakat.
Ada dua proses pembentukan perilaku menyimpang yaitu:
Ada dua proses pembentukan perilaku menyimpang yaitu:
1. Penyimpangan sebagai hasil
sosialisasi dari nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang bersumber pada pergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan kawan yang kurang baik mengakibatkan perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang bersumber pada pergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan kawan yang kurang baik mengakibatkan perilaku menyimpang
2. Penyimpangan dari sosialisasi yang
tidak sempurna
Proses ini terjadi karena nilai dan norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi sehingga orang tidak mempertimbangkan resiko dan melakukan penyimpangan
B. Bentuk-Bentuk Penyimpangan
Perilaku
menyimpang dibedakan menjadi dua yaitu:
1. perilaku menyimpang primer,
bersifat sementara dan masyarakat masih bisa menerima
2. perilaku menyimpang sekunder,
secara khas dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi dominan dalam
kehidupan pelaku dan dikenal umum oleh masyarakat
Robert M.Z Lawang mengemukakan macam penyimpangan yaitu:
1. Perilaku menyimpang yang
dianggap sebagai kejahatan atau kriminal
2. Penyimpangan seksual
3. Penyimpangan dalam bentuk gaya
hidup, misalnya penjudi, pemabok
4. Penyimpangan dalam bentuk
konsumsi yang berlebih, misalnya alkoholisme
Light, Keller dan Calhoun membedakan tipe kejahatan menjadi:
1. Kejahatan tanpa korban, misalnya
konsumsi narkoba
2. Kejahatan terorganisir, misalnya
perdagangan perempuan, sindikat, mafia peradilan
3. Kejahatan kerah putih, yaitu
kejahatan yang dilakuakn oleh orang yang memiliki
kedudukan
dan pengetahuan tinggi, misalnya penghindaran pajak, penggelapan uang
perusahaan, korupsi
4. Kejahatan koorporat, yaitu
kejahatan yang dilakukan atas nama perusahaan yang bertujuan menaikkan
keuntungan atau menekan kerugian, misalnya pembuangan limbah di laut, kejahatan
terhadap konsumen
Berdasarkan banyaknya pelaku penyimpangan dibedakan menjadi:
1. penyimpangan individual
2. penyimpangan kelompok
3. penyimpangan campuran
D. Sebab-sebab Perilaku Menyimpang
1. sikap
mental yang tidak sehat
2. keluarga
yang broken home
3.
pelampiasan rasa kecewa
4. pengaruh
lingkungan dan media massa
5. dorongan
kebutuhan ekonomi
6. keinginan
untuk dipuji atau gaya-gayaan
7. proses
belajar yang menyimpang
8.
ketidaksanggupan menyerap norma budaya
9. adanya
ikatan sosial yang berlebihan
10. akibat
proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
11. akibat
kegagalan dalam proses sosialisasi
Media
pembentukan perilaku menyimpang dapat diperoleh melalui keluarga, lingkungan
tempat tinggal, kelompok bermain dan media massa
E. Pengendalian Sosial
Pengendalian
Sosial (social control) adalah segenap cara dan proses pengawasan yang
direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, mendidik,
atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma dan nilai yang berlaku
F. Sifat-sifat Pengendalian Sosial
Dilihat
dari waktu pelaksanaannya
1.
prevantif (pencegahan)
2.
represif (memperbaiki)
3. dan
gabungan
Dilihat
dari jumlah cakupan yang terlibat
1.
pengawasan dari individu terhadap individu lain
2.
pengawasan dari individu terhadap kelompok
3.
pengawasan dari kelompok terhadap kelompok
4.
pengawasan dari kelompok terhadap individu
Dilihat
dari aspek pelaksanaannya
1. Persuasif (tanpa kekerasan)
2. Coersif (paksaan)
3. Kompulsif, yaitu menciptakan suatu situasi yang
dapat mengubah sikap atau perilaku yang negatif dan seseorang terpaksa taat
dari situasi yang sengaja diciptakan pengendali
4. Pervasi yaitu nilai dan norma disampaikan atau
dimasukkan secara berulang-ulang dan terus menerus dengan harapan akan melekat
dalam jiwa seseorang sehingga akan terbentuk sikap yang diharapkan
G. Bentuk-bentuk
pengendalian sosial
1. cemooh 6.
Pendidikan
2. desas
desus 7.
Agama
3.
ostrasisme (pengucilan) 8. Intimidasi
4.
fraundulens (pihak ketiga) 9.
kekerasan fisik
5. teguran 10. Hukuman
H. Fungsi
Pengendalian Sosial
1.
Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma
2.
Memberikan imbalan kepada warga yang mentaati norma
3.
Mengembangkan rasa malu
4.
Mengembangkan rasa takut
5.
Menciptakan sistem hukum
Pengendalian sosial dapat
dilaksanakan melalui
1. Sosialisasi
Sosialisai
dilakukan agar anggota masyarakat bertingkah laku seperti yang diharapkan tanpa
melalui jalur formal dan informal
2.
Tekanan Sosial
Tekanan
Sosial perlu dilakukan agar masyarakat sada dan mau menyesuaikan diri dengan
aturan kelompok. Masyarakat dapat memberikan sanksi terhadap individu yang
melanggar aturan kelompok
I. Peranan Pranata Sosial paksaan.
Usaha penanaman pengetian tentang nilai dan norma kepada anggota masyarakat
diberikan dalam Pengendalian Sosial :
1.
Polisi
Polisi merupakan salah satu pranata
sosial yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban
2.
Pengadilan
Unsur pengadilan terdiri dari hakim,
jaksa, panitera, pengacara dan polisi
Unsur-unsur tersebut bertugas menyelenggarakan pengadilan terhadap individu yang melanggara norma hukum yang berlaku
Unsur-unsur tersebut bertugas menyelenggarakan pengadilan terhadap individu yang melanggara norma hukum yang berlaku
3.
Adat
Adat merupakan tata kelakuan yang kuat
sehingga merupakan hukum non formal bagi masyarakat. Ketika terjadi pelanggaran
terhadap adat maka masyarakat akan memberikan cemooh, gunjingan hingga
pengucilan
4.
Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah seseorang yang
dianggap mempunyai kelebihan tertentu dan menjadi penuntun di masyarakat
sekitarnya
5.
Sekolah
Sekolah merupakan cara pengendalian yang
efektif karena merupakan media sosialisasi yaitu wadah pembelajaran siswa dalam
bertingkahlaku. Di sekekolah siswa dapat melakukan pembiasaan dan
tersistimatis. Adapun pelaksanaannya juga terprogram menurut kurikulum tertentu
6.
Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pengendalian
secara non formal dan keluarga juga merupakan media sosialisasi. Dalam keluarga
orang tua mengendalikan perilaku anak-anaknya agar sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku dengan cara mendidik, mensosialisasi, menasehati, menegur
dan bahkan menghukum agar anak kembali mematuhi nilai dan norma yang berlaku
Materi:
Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial
SKL 5
Menjelaskan
bentuk struktur sosial dan konsekuensinya terhadap konflik dan mobilititas
sosial
Materi
• Struktur
sosial
•
Statifikasi sosial
•
Diferensiasi sosial
•
Konsekuensi bentuk struktur terhadap konflik dan integrasi
• Mobilitas
sosial
A. STRUKTUR SOSIAL
Struktur
sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam
hubungan-hubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku berulang-ulang
antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut
Struktur
sosial memiliki empat element dasar:
1. Status
sosial
2. Peran
sosial
3. Kelompok
4. Institusi
atau lembaga
Para ahli
teori interaksionis menekankan bahwa perilaku sosial kita dikondisikan oleh
peran-peran dan status-status yang kita terima, kelompok mana kita berasal dan
institusi mana kita berfungsi
Status
Sosial dan Peran
Adalah salah
satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial sehubungan dengan
keberadaan orang lain di sekitarnya. . Status dilihat dari proses terjadinya
dibedakan menjadi:
a. Ascribed
Status (Status akibat kelahiran)
b. Achieved
Status (Status yang diperjuangkan)
c. Assigned
Status (Status yang dianugerahkan)
Status
selalu diikuti oleh peran. Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang
sesuai dengan statusnya atau seperangkat harapan terhadap seseorang yang
menempati suatu posisi atau status tertentu.
Secara
sederhana ketidaksamaan dalam masyarakat terjadi akibat beberpa faktor antara
lain ras, agama, gender, peran dan status, kelas sosial, kelompok, pendidikan
dan lain-lain. Secara umum, perbedaan sosial dapat dibedakan menjadi dua
1. Secara horisontal, diferensiasi,
yaitu pembedaan yang dikaitkan dengan interaksi tetapi tidak menunjukkan adanya
tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah
2. Secara vertikal, stratifikasi,
yaitu perbedaan sosial yang menunukkan adanya tingkatan yang berbeda dalam
masyarakat
B. DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi
sosial adalah proses penempatan orang-orang dalam berbagai kategori sosial yang
berbeda, yang didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diciptakan secara
sosial. Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi adalah variasi pekerjaan
prestise, kekuasaan kelompok dalam masyarakat yang dikaitkan dengan interaksi
atau akibat umum dari proses interaksi sosial yang lain
Diferensiasi
sosial terjadi karena perbedaan ciri fisik dan ciri sosial dan ciri budaya
Beberapa wujud diferensiasi sosial adalah:
Beberapa wujud diferensiasi sosial adalah:
1. Ras 5. Jenis
kelamin
2. Etnik 6. Klan
(kelompok kekerabatan berdasarkan garis
3. Agama dan
kepercayaan keturunan)
4. Profesi 7. Suku
Bangsa
Ada empat
hal mendasar yang merupakan persamaan antara suku-suku bangsa di Indonesia,
yaitu:
1. kehidupan
sosialnya berdasarkan atas kekeluargaan
2. terdapat
sistem pemilikan tanah
3. memiliki
hukum adat
4.
kekerabatan, adat perkawinan serta persekutuan masyarakat
C.
STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi
sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang
menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial sosial yang berbeda-beda secara
hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara
individu pada suatu lapisan sosial lainnya. Stratifikasi sosial muncul karena
adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Menurut Pitirim
Sorokin, sistem stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam
kelas – kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas
sedang dan kelas rendah. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, stratifikasi
sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan
berbeda-beda secara vertikal. Biasanya stratifikasi didasarkan pada kedudukan
yang diperoleh melalui serangkain usaha perjuangan.
Stratifikasi
sosial yang diperoleh secara alami yaitu:
1.
stratifikasi sosial berdasakan usia
2.
stratifikasi sosial karena senioritas
3.
stratifikasi sosial berdasarkan jenis kelamin
4.
stratifikasi sosial berdasarkan sistem kekerabatan
5.
stratifikasi sosial berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu
Stratifikasi sosial berdasarkan status yang diperoleh melalui usaha-usaha tertentu yaitu:
1.
stratifikasi dalam bidang pendidikan
2.
stratifikasi dalam bidang pekerjaan
3.
stratifikasi dalam bidang ekonomi (klas sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi stratifikasi sosial:
1. kekayaan
(materi)
2. kekuasaan
(power)
3.
kehormatan/kebangsawanan
4. tingkat
pendidikan (pengetahuan)
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial di masyarakat ada dua:
1.
Stratifikasi terbuka
Yaitu sistem
stratifikasi yang memberikan kesempatan kepada seseornag untuk berusaha dengan
kemampuannya sendiri masuk ke kelas tertentu. Sistem ini terjadi karena:
- perbedaan
ras dan sistem nilai
- pembagian
tugas (spesialisasi)
- kelangkaan
hak dan kewajiban
2. Stratifikasi tertutup
Yaitu adanya
pembatasan terhadap kemungkinan pindahnya kedudukan seseorang dari suatu
lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain.
3. Stratifikasi sosial campuran
Bentuk – bentuk stratifikasi yang
ada di masyarakat antara lain
1. Sistem Kasta
Sistem kasta
mempunyai ciri-ciri : keanggotaan berdasar keturunan, keunggulan yang
diwariskan berlaku seumur hidup, perkawinan endogami, hubungan dengan kelompok
sosial lain terbatas, penyesuaian diri ketat pada norma-norma kasta, diikat
oleh kedudukan yang sudah ditetapkan secara tradisional, prestise kasta dijaga,
kasta yang lebih rendah dikendalikan oleh kasta yang lebih tinggi.
2. Sistem Kelas Sosial, yaitu
berdasarkan pada status yang diusahakan
3. Sistem Feodal, yaitu berdasarkan
kepemilikan tanah, raja, bangsawan, ksatria dan petani.
Berdasarkan
kepemilikan tanah, masyarakat dapat dikategorikan menjadi empat golongan yaitu:
a. pemilik
atau tuan tanah atau bangsawan
b. pemilik
dan penggarap
c. penyakap
(penggarap tanah bagi hasil datau sewa)
d. buruh
tani
4.
Sistem Apartheid, yaitu berdasarkan warna
kulit
Fungsi
stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:
1. Distribusi hak-hak istimewa yang
obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, wewenang pada
jabatan
2. Sistem pertanggaan (tingkatan)
pada strata yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan,
misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan
3. Kriteria sistem pertentangan,
yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat
tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan
4. Penentu lambang-lambang (simbol
status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah
5. Tingkat mudah tidaknya bertukar
kedudukan
6. Alat solidaritas diantara
individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam
masyarakat
Pelapisan sosial dalam masyarakat terjadi pada bidang:
1. ekonomi , yaitu menjadi kelas atas, menengah dan
bawah
2. status sosial, yaitu berkaitan dengan kedudukannya
di masyarakat
3. politik, yaitu berdasarkan kekuasaan dan kewenangan
yang dimiliki seseorang
Menurut Mac Iver tiga pola umum sistem pelapisan kekuasaan yaitu:
Menurut Mac Iver tiga pola umum sistem pelapisan kekuasaan yaitu:
1. Tipe
Kasta
Adalah
sistem pelapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku dimana
hampir tidak terjadi mobilitas vertikal antar lapisan. Pelapisan sosial terdiri
dari (dari puncak) penguasa tertinggi yaitu bangsawan, tentara dan pendeta.
Lapisan kedua adalah para tukang, nelayan, petani dan buruh dan lapiran ketiga diisi
oleh para budak
2. Tipe
Oligarkis
Adalah
sistem pelapisan kekuasaan yang masih mempunyai garis pemisah yang tegas,
tetapi dasar pembedaan kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat,
terutama kesempatan untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. Lapisan atas
terdiri dari raja, pegawai tinggi, pengusaha, pengacara. Lapisan kedua terdiri
dari tukang, petani dan pedagang. Lapisan ketiga terdiri dari buruh tani dan
budak
3. Tipe
Demokratis
Adalah tipe
kekuasaan yang menunjukkan kenyataan akan aanya garis pemisah antara laipsan
yang bersifat fleksibel. Kedudukan seseorang ditentukan oleh kemampuan dan
kadang faktor keberuntungan. Lapisan atas terdiri dari pemimpin parpol,
pimpinan organisasi besar, orang-orang kaya. Lapisan menengah terdiri dari
pejabat administrasi, kelas atas dasar keahlian, petani dan pedagang. Lapisan
terakhir terdiri dari pekerja-pekerja dan petani rendahan
Pada masyarakat pedesaan (Jawa) maka sistem pelapisan sosialnya adalah:
1. lapisan pertama adalah golongan
priyayi, yaitu pegawai pemerintahan di desa atau pimpinan formal di desa
2. golongan kuli kenceng, yaitu
pemilik sawah yang juga sebagai pedagang perantara
3. golongan kuli gundul, yaitu
penggarap sawah dengan sistem sewa
4. kuli karang kopek, yaitu buruh
tani yang hanya mempunyai rumah dan pekarangan saja tetapi tidak punya tanah
pertanian sendir
5. indung tlosor yaitu kelas buruh
tani, tidak punya rumah dan tanah pekarangan
Pelapisan
sosial pada masa kolonial adalah sebagai berikut:
1. Golongan Eropa (orang Belanda, Portugis, Perancis)
1. Golongan Eropa (orang Belanda, Portugis, Perancis)
2. Golongan
Timur Asing (orang Cina, Arab, India)
3. Golongan
bumiputera
D. KONSEKUENSI BENTUK STRUKTUR TERHADAP KONFLIK
DAN INTEGRASI
1. Konsekuensi
Diferensiasi
Interseksi
Sifat hubungan antara ras, suku bangsa dan agama disebut proses interseksi atau persilangan, artinya anggota kelompok sosial tertentu termasuk jug anggota kelompok sosial yang memungkinkan anggota masyarakat memiliki keberagaman sifat yang berdasarkan ras, suku bangsa dan agama. Interseksi mempunyai akibat terhadap kemajemukan masyarakat yaitu:
Sifat hubungan antara ras, suku bangsa dan agama disebut proses interseksi atau persilangan, artinya anggota kelompok sosial tertentu termasuk jug anggota kelompok sosial yang memungkinkan anggota masyarakat memiliki keberagaman sifat yang berdasarkan ras, suku bangsa dan agama. Interseksi mempunyai akibat terhadap kemajemukan masyarakat yaitu:
- meningkatkan solidaritas antar anggota suatu
kelompok sosial
- menimbulkan konflik jika perbedaan-perbedaan semakin tajam
- menimbulkan konflik jika perbedaan-perbedaan semakin tajam
Saluran-saluran interseksi di
Indonesia adalah
- hubungan ekonomi, misalnya perdagangan,
perindustrian
- hubungan sosial, misalnya perkawinan,
pendidikan
- hubungan politik, misalnya partai
Konsolidasi
Adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yangberbeda dalam satu kelompok melalui tumpang tindih keanggotaan.Misalnya
Adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yangberbeda dalam satu kelompok melalui tumpang tindih keanggotaan.Misalnya
Suku Melayu
identik dengan agama Islam, orang Bali identik dengan agama Hindu. Adanya
konsolidasi berdampak:
-
memperkuat rasa persatuan antara komponen
-
penguatan kelompok lain akan menimbulkan kecurigaan
yang memicu terjadinya konflik
Mutual akulturasi
Mutual akulturasi
Adalah suatu
proses interseksi yang berjalan terus menerus sehingga menimbulkan rasa saling
menyukai budaya kelompok lain sehingga sadar atau tidak, individu-individu di
dalam masayrakat tersebut akan mengikuti dan menggunakan kebudayaan lain
tersebut. Arah dari mutual akulturasi ini adalah terjadinya integrasi
Premordialisme
Diartikan sebagai ikatan-ikatan dalam masyarakat yang bersifat keaslian. Sifat keaslian ini misalnya berdasarkan kesukuan, kekerabatan dan kelompok-kelompok tertentu yang bersifat tradisional. Premordialisme dapat diartikan pula keterikatan terhadap daerah asal. Seseorang yang menjadi anggota kelompok menyebut dirinya sebagai ”in group’ dan orang lain di luar kelompoknya sebagai ”out group”. Dan keterikatan terhadap kelompoknya atau ingroup feeling ditunjukkan dengan adanya saling membantu dan saling menghormati. Hal tersebut menimbulkan solidaritas dan kesetiaan terhadap kelompok.
Diartikan sebagai ikatan-ikatan dalam masyarakat yang bersifat keaslian. Sifat keaslian ini misalnya berdasarkan kesukuan, kekerabatan dan kelompok-kelompok tertentu yang bersifat tradisional. Premordialisme dapat diartikan pula keterikatan terhadap daerah asal. Seseorang yang menjadi anggota kelompok menyebut dirinya sebagai ”in group’ dan orang lain di luar kelompoknya sebagai ”out group”. Dan keterikatan terhadap kelompoknya atau ingroup feeling ditunjukkan dengan adanya saling membantu dan saling menghormati. Hal tersebut menimbulkan solidaritas dan kesetiaan terhadap kelompok.
Politik Aliran
Sifat etnosentrisme, menurut Sumner adalah anggota in-group menganggap
bahwa segala sesuatu yang termasuk kelompoknya adalah yang terbaik, paling
istimewa dan paling hebat. Sifat etnosentrisme bermula dari perasaan premodial
yang kemudian meluas dan berkembang termasuk diantaranya politik aliran. Politik
aliran adalah politik yang mementingkan pandangan atau cara berfikir kelompok
tertentu yang sangat bertentangan dengan politik demokrasi.
2 . Konsekuensi Stratifikasi Sosial
Akibat
dari sistem stratifikasi sosial adalah adanya perbedaan-perbedaan perilaku
individu atau kelompok yang berada di dalamnya, antara lain sebagai berikut:
a.
cara berbusana
b.
berbahasa dan gaya bahasa
c.
pola komunikasi nonverbal
d.
penyebutan gelar, pangkat, atau jabatan
e.
seragam yang dipakai
f.
tipe atau bentuk dan letak pemukiman
g.
kegiatan rekreasi, olah raga, kegemaran dan penggunaan waktu luang
f.
selera makan
Perbedaan
perilaku individu pada kelas-kelas sosial tertentu, selain mempunyai tujuan
yang nyata juga mempunyai tujuan yang lain yaitu menunjukkan kedudukan seeorang
di dalam masyarakat. Jika pembedaan ini terlalu tajam maka akan menimbulkan
kesenjangan sosial sehingga melahirkan kecemburuan sosial dan pada akhirnya
konflik atau disintegrasi.
Aspek-aspek
kehidupan sosial masyarakat yang dipengaruhi oleh diferensiasi, stratifikasi
dan kesempatan hidup adalah sebagai berikut:
a. kesehatan
b. pendidikan
c. harapan hidup
d. keadilan sosial
3. Konflik
Suatu
proses antara dua pihak yang saling berusaha menyingkirkan dengan cara
menghancurkan atau membuat pihak lain tidak berdaya. Menurut Soerjono Soekanto,
menyebutkan konflik sebagai pertentangan atau pertikaian, yaitu suatu proses
sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Konflik dapat
berdampak:
- meningkatkan
solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain
- keretakan
hubungan antara anggota kelompok
- perubahan
kepribadian pada individu
- kerusakan
harta benda dan hilangnya nyawa manusia
- akomodasi,
dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
Bentuk-bentuk konflik dapat berupa:
a. pertentangan pribadi
b. pertentangan rasial
c. pertentangan antar kelas sosial
d. pertentangan politik
e. pertentangan internasional
Faktor-faktor Penyebab Suatu Konflik
a. perbedaan individu
b. perbedaan latar belakang budaya
c. perbedaan kepentingan
d. perubahan-perubahan nilai yang
cepat
Menurut
De Moor, dalam suatu sistem sosial konflik terjadi jika para penghuni sistem
tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan (nilai-nilai) yang
bertentangan dan terjadi secara besar-besaran. Menurut Dharendorf pembagian
konflik di masyarakat ada lima:
a. konflik
antara atau dalam peran sosial, misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga
atau profesi
b. konflik
antara kelompok-kelompok sosial
c. konflik
antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir
d. konflik
antara satuan nasional, misalnya partai politik, antara negara-negara atau
organisasi
organisasi
internasional
Segi positif konflik adalah:
a. memperjelas
aspek-aspek kehidupan
b. menungkinkan
adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai
c. jalan untuk
mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok
d. membantu
menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma- norma-norma nbaru
4. Kekerasan
Konflik
yang tidak terkendali akan mengarah pada kekerasan (violent). Namun dipahami
bahwa konflik berbeda dengan kekerasan. Kekerasan merupakan konflik-konflik
sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma
dan nilai sosial yang ada sehingga berwujud pada tindakan merusak (destruktif).
Kekerasan tidak akan muncul apabila kelompok yang saling bertentangan mampu
memenuhi 3 macam prasyarat:
1. Masing-masing
kelompok yang terlibat konflik menyadari akan situasi konflik antara mereka
2. Pengendalian
konflik tersebut hanya mungkin dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang
saling bertentangan itu terorganisasi dengan jelas sehingga mudah untuk
dikendalikan
3. Setiap
kelompok yang terlibat di dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan
tertentu, suatu hal yang akan memungkinkan hubungan-hubungan sosial diantara
mereka menemukan suatu pola tertentu. Aturan main ini pada saatnya akan
menjamin keberlangsungan hidup kelompok-kelompok itu sendiri.
Apabila
syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi kelompok-kelompok yang berkonflik maka
tanpa diduga sebelumnya akan meledak dalam bentuk kekerasan. Konflik sosial
tidak akan berubah menjadi kekerasan apabila terjadi pengendalian kelompok yang
berkonflik dengan cara yang baik. Ada tiga bentuk pengendalian konflik sosial:
a.
konsiliasi
b. mediasi
c.
arbitrasi
5. Integrasi Sosial
Integrasi
mengandung dua pengetian, yaitu pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan
dalam suatu sistem sosial dan membuat suatu keseluruhan atau menyatukan
unsur-unsur tertentu,khususnya dalam suatu masyarakat yang beranekaragam. Jadi
integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda
dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut pandangan fungsionalisme struktural,
sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut. Pertama,
suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus diantara
sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang
bersifat fundamental. Kedua, masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota
masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial
(cross-cutting affiliations). Setiap konflik akan segera dinetralkan dengan
adanya loyalitas ganda dari para anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan
sosial
Para
penganut teori konflik berpandangan bahwa suatu masyarakat terintegrasi atas
dasar paksaan (coercion) dari suatu kelompok atau satuan sosial yang dominan
terhadap kelompok atau satuan sosial yang lain
Faktor-faktor
pendorong integrasi sosial antara lain:
a.
homogenitas kelompok
b. besar
kecilnya kelompok
c.
mobilitas geografi
d.
efektivitas dan efesiensi komunikasi
Bentuk-bentuk
integrasi dapat berupa asimilasi atau akulturasi
6. Mobilitas Sosial
Mobilitas
Sosial adalah gerak perpindahan dari strata satu ke strata sosial lainnya
secara vertikal atau horisontal.
Bentuk-bentuk
Mobilitas Sosial
Mobilitas
sosial horisontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya
dari suatu kedudukan ke kedudukan lain yang sederajat.
Mobilitas
sosial vertikal merupakan perpindahan individu atau objek-objek sosial lainnya
daru suatu kedudukan ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat, dapat mobilitas
sosial vertikal naik (social climbing) atau mobilitas sosial turun (social
singking).
Mobilitas sosial vertikal ke atas mempunyai dua bentuk utama
Mobilitas sosial vertikal ke atas mempunyai dua bentuk utama
a. masuk
ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
b.
membentuk kelompok baru
Mobilitas
sosial vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama
a.
turunnya kedudukan
b.
turunnya derajat kelompok
Mobilitas
Antargenerasi yaitu mobilitas yang ditandai dengan perkembangan taraf hidup
naik atau turun dalam suatu generasi. Pada mobilitas antargenerasi tidak
mungkin terjadi mobilitas horisontal karena berarti tidak terjadi perubahan
pada taraf hidup
Mobilitas Intragenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi. Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas yang terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama. Misalnya pemuda angkatan sembilan puluh memiliki kesempatan untuk mengembangkan iptek karena hidup di tengah industrialisasi
Mobilitas Intragenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi. Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas yang terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama. Misalnya pemuda angkatan sembilan puluh memiliki kesempatan untuk mengembangkan iptek karena hidup di tengah industrialisasi
Gerak
Sosial Geografis adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah
yang lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Mobilitas
a.
Perubahan kondisi sosial
b.
Ekspansi teritorial dan gerak populasi
c.
Komunikasi yang bebas
d.
Pembagian kerja
e.
Tingkat vertilitas yang berbeda
f.
Situasi politik
Beberapa
cara yang digunakan untuk gerak ke atas dalam mobilitas yaitu perubahan standar
hidup, perubahan tempat tinggal, perubahan tingkah laku, perubahan nama,
perkawinan dan bergabung dengan asosiasi tertentu
Saluran – Saluran Mobilitas Sosial
(Social Circulation)
a. Angkatan Bersenjata
b. Lembaga-lembaga keagamaan
c. Lembaga pendidikan (dianggap
sebagai social elevator)
d. Organisasi politik
e. Organisasi Ekonomi
f. Organisasi keahlian
g. Saluran Perkawinan
Adanya mobilitas sosialdapat
menyebabkan
a. konflik antarkelas
b. konflik antarkelompok sosial
c. konflik antargenerasi
d. penyesuaian (akomodasi)
Materi: Masyarakat Majemuk dan
Multikultural
Menganalisis
kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Materi:
• Kelompok sosial
• Masyarakat majemuk
• Konsep masyarakat multikultural
• Integrasi dan disintegrasi
Ringkasan
A. KELOMPOK SOSIAL
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah cara-cara perlaku masyarakat yang terorganisasi secara sosial. Dengan demikian organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antar warga-warga masyarakat yang bersangkutan di dalam suau tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Di dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti keompok-kelompok sosial dan perkumpulan, lembaga-lembaga sosial, peranan-peranan sosial dan kelas-kelas sosialk
Kelompok Dan Perkumpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Hasil dari interaksi melahirkan kelompok sosial, organisasi, lembaga sosial, status dan peran.
Materi:
• Kelompok sosial
• Masyarakat majemuk
• Konsep masyarakat multikultural
• Integrasi dan disintegrasi
Ringkasan
A. KELOMPOK SOSIAL
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah cara-cara perlaku masyarakat yang terorganisasi secara sosial. Dengan demikian organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antar warga-warga masyarakat yang bersangkutan di dalam suau tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Di dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti keompok-kelompok sosial dan perkumpulan, lembaga-lembaga sosial, peranan-peranan sosial dan kelas-kelas sosialk
Kelompok Dan Perkumpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Hasil dari interaksi melahirkan kelompok sosial, organisasi, lembaga sosial, status dan peran.
Macam
kelompok sosial menurut Bierstedt,\
a. kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan
organisasi, tidak memiliki hubungan sosial
dan kesadaran jenis, misalnya kelompok usia penduduk
b. kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok
memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial
anggotanya
c. kelompok sosial, yaitu kelompok yang
anggotanya memiliki kesadaran jenis dan hubungan satu dengan yang lain tetapi
tidak terikat dalam ikatan organisasi, misalnya kelompok pertemuan, kekerabatan
d. kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang
anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan persamaan kepentingan, misalnya
sekolah, negara
Faktor pembentuk kelompok sosial adalah kedekatan dan kesamaan
Faktor pembentuk kelompok sosial adalah kedekatan dan kesamaan
Kelompok
Sosial Yang teratur
1. In- group dan Out- group
In- group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut, biasanya didasarkan pada faktor simpati dan kedekatan. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in- groupnya
In- group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut, biasanya didasarkan pada faktor simpati dan kedekatan. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in- groupnya
2. Kelompok primer dan kelompok sekunder
Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggota-anggotanya memiliki hubungan dekat, personal dan langgeng, misalnya keluarga. Kelompok sekunder adalah kelompok besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, hubungan bersifat impersonal
Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggota-anggotanya memiliki hubungan dekat, personal dan langgeng, misalnya keluarga. Kelompok sekunder adalah kelompok besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, hubungan bersifat impersonal
3. Paguyuban (gemeinschaft) dan Patembayan
(geselschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya terikat hubungan batin murni, bersifat alamiah serta kekal atas dasar cinta dan rasa kesatuan batin yang telah ditakdirkan. Menurut Ferdinand Tonnies terdapat tiga tipe paguyuban
- karena ikatan darah
- karena tempat
- karena pikiran atau persamaan ideologi
Patembayan adalah ikatan lahir bersifat pokok dan biasanya hanya jangka pendek.
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya terikat hubungan batin murni, bersifat alamiah serta kekal atas dasar cinta dan rasa kesatuan batin yang telah ditakdirkan. Menurut Ferdinand Tonnies terdapat tiga tipe paguyuban
- karena ikatan darah
- karena tempat
- karena pikiran atau persamaan ideologi
Patembayan adalah ikatan lahir bersifat pokok dan biasanya hanya jangka pendek.
4. Group formal dan in –formal
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti
5. Membership dan Reference group
Membership group adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggotanya.
Membership group adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggotanya.
Reference
group adalah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk
membentuk kepribadiannya
Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
1. Kerumunan (crowd) adalah individu-individu
yang berkumpul secara kebetulan di stau
tempat dan pada waktu yang bersamaan
2. Publik adalah orang-orang yang berkumpul yang
mempunyai kesamaan kepentingan.
B. MASYARAKAT
MAJEMUK
Masyarakat majemuk sering
diidentikan oleh orang awan sebagai masyarakat multikultural. Uraian dari
Parsudi Suparlan dapat menjelaskan perbedaan tersebut. Masyarakat majemuk
terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem
nasional yang biasa dilakukan secara paksa (coercy by force) menjadi sebuah
bangsa dalam wadah nasional. Setelah PD II contoh masyarakat majemuk antara
lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan dan Suriname. Ciri yang mencolok dan
kritikal majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintahan
nasional dengan masyarakat suku bangsa dan hubungan di antara masyarakat suku
bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Sementara itu Dr. Nasikun
mengemukakan masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat dalam mana sistem nilai
yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah
sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas
terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas atau
bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk memahami satu sama lain.
Menurut Pierre L. Van den Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat majemuk:
Menurut Pierre L. Van den Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat majemuk:
1. terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk
kelompok subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain
2. memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke
dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
3. kurang mengembangkan konsensus diantara para
anggota-anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
4. secara relatif seringkali mengalami konflik
di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain
5. secara relatif, integrasi sosial tumbuh di
atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi
6. adanya dominasi politik oleh suatu kelompok
atas kelompok lain
Disini Parsudi Suparlan melihat
adanya dua kelompok dalam perspektif dominan-minoritas,
tetapi sulit memahami mengapa golongan minoritas
didiskriminasi, karena besar populasinya
belum tentu besar kekuatannya. Konsep diskriminasi
sebenarnya hanya digunakan untuk mengacu pada tindakan-tindakan perlakuan yang
berbeda dan merugikan terhadap mereka yang berbeda secara askripsi oleh
golongan yang dominan. Yang termasuk golongan askripsi adalah suku bangsa
(termasuk ras, kebudayaan sukubangsa, dan keyakinan beragama), gender , dan
umur.
Sementara itu Furnival mengemukakan
bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih
komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisah –pisah serta
memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Menurut
Furnival berdasarkan konfigurasi (susunannya) dan komunitas etniknya,
masyarakat majemuk dibedakan menjadi empat kategori sebagai berikut:
a.
Masyarakat
majemuk dengan kompetisi seimbang
Merupakan masyarakat majemuk yang
terdiri atas sejumlah komunitas atau etnik yang mempunyai kekuatan kompetitif
yang kurang lebih seimbang. Koalisi antar etnis diperlukan untuk membentuk
suatu masyarakat yang stabil.
b. Masyarakat majemuk dengan mayoritas
dominan
Merupakan masyarakat majemuk yang
terdiri atas sejumlah komunitas etnik dengan kekuatan kompetitif tidak
seimbang, di mana salah satu kekuatan kompetitif yang merupakan kelompok
mayoritas memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kelompok lainnya.
c. Masyarakat majemuk dengan minoritas
dominan
Yaitu yang di antara komunitas atau
kelompok etnisnya terdapat kelompok minoritas, tetapi mempunyai kekuatan
kompetitif di atas yang lain, sehingga kelompok tersebut mendominasi bidang
politik dan ekonomi.
d. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
Yaitu masyarakat yang terdiri atas
sejumlah besar komunitas atau kelompok etnis dan tidak ada satu kelompok pun
yang mempunyai posisi politik atau ekonomi yang dominan.
Terdapat tiga faktor utama yang mendorong terbentuknya kemajemukan bangsa Indonesia adalah
1.
Latar belakang historis
Adanya perbedaan waktu dan jalur perjalanan ketika
nenek moyang bangsa Indonesia berpindah (migrasi) dari Yunan (Cina Selatan) ke pulau-pulau
di Nusantara
2.
Kondisi geografis
Perbedaan kondisi geografis Indonesia yang terdiri
atas pulau-pulau dengan relief beranekaragam dan satu dengan lainnya
dihubungkan oleh laut dangkal, melahirkan suku bangsa yang beranekaragam pula,
terutama pola kegiatan ekonomi dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan untuk
mendukung kegiatan ekonomi tersebut
3.
Keterbukaan terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka.
Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk
keanekaragaman masyaarkat di seluruh wilayah Indonesia yaitu antara lain
pengaruh kebudayaan India, Cina, Arab dan Eropa
Dalam menganalisis hubungan antar suku bangsa dan golongan menurut Koentjoroningrat ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. sumber-sumber konflik
2. potensi untuk toleransi
3. sikap dan pandangan dari suku bangsa atau
golongan terhadap sesama suku bangsa
4. hubungan
pergaulan antar suku – bangsa atau golongan tadi berlangsung
Adapun
sumber konflik antar suku bangsa dalam negara berkembang seperti Indonesia,
paling sedikit ada lima macam yakni:
1. jika dua suku bangsa masing-masing bersaing
dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama
2. jika warga suatu suku bangsa mencoba
memasukkan unsur-unsur dari kebudayaan kepada warga dari suatu suku bangsa lain
3. jika warga satu suku bangsa mencoba
memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang
berbeda agama
4. jika warga satu suku bangsa berusaha
mendominasi suatu suku bangsa secara politis
5. potensi konflik terpendam dalam hubungan
antar suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat
C.
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Multikulturalisme
adalah sebuah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada
kesederajatan perbedaan kebudayaan. Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah
para pendukung kebudayaan, baik secara individu maupun secara kelompok dan
terutama ditujukan terhadap golongan sosial askripsi yaitu suku bangsa (dan
ras) , gender dan umur. Ideologi multikulturalisme ini secara bergandengan
tangan saling mendukung dengan proses demokratisasi, yang pada dasarnya adalah
kesederajatan pelaku secara individual (HAM) dalam berhadapan dengan kekuasaan
dan komuniti atau masyarakat setempat.
Jadi tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi demikian pula sebaliknya.
Jadi tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi demikian pula sebaliknya.
D. Masalah
yang Timbul Akibat Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan
1.
Konflik
Merupakan suatu proses disosiatif yang memecah
kesatuan di dalam masyarakat. Meskipun demikian konflik tidak selamanya
negatif, adakalanya dapat menguatkan ikatan dan integrasi
2.
Integrasi
Adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat
dan erat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota
di dalam masyarakat sehingga menjadi penyatuan hubungan yang diangap harmonis
Faktor-faktor yang mendukung integrasi sosial di
Indonesia:
a)
adanya penggunaan bahasa Indonesia
b)
adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam satu
bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air
c)
adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang
sama, yaitu Pancasila
d)
adanya jiwa dan semangat gotong royong yang kuat serta
rasa solidaritas dan toleransi
e)
keagamaan yang tinggi
f)
adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan
yang lama diderita oleh seluruh bangsa di Indonesia
3.
Disintegrasi
Disebut pula disorganisasi, merupakan suatu keadaan
dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Agar
masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus ada keserasian antar
bagian-bagian
4.
Reintegrasi
Disebut juga reorganisasi, dilaksanakan apabila
norma-norma dan nilai-nilai baru telas melembaga (institutionalized) dalam diri
warga masyarakat.
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi
masalah-masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan,
yaitu melalui berbagai pola hubungan yang terdapat dalam masyarakat majemuk
1. asimilasi
2. self-segretion
3. integrasi
4. pluralisme
Membangun
Sikap Kritis, Toleransi dan Empati dalam Masyarakat Multikultural
Dalam mengatasi masyarakat majemuk , Parsudi Suparlan menawari sebuah menyebaran konsep multikulturalisme melalui LSM, dan pendidikan dari SD hingga PT. Alternatif penyelesaian masalah akibat keanekaragaman budaya adalah dengan melakukan strategi kebudayaan dimana memungkinkan tumbuh kembangnya keberagaman budaya yang menuju integrasi bangsa dengan tetap memperhatikan kesederajatan budaya-budaya yang berkembang. Untuk itu komunikasi antar budaya perlu dibangun disertai dengan sikap kritis, toleransi dan empati.
Dalam mengatasi masyarakat majemuk , Parsudi Suparlan menawari sebuah menyebaran konsep multikulturalisme melalui LSM, dan pendidikan dari SD hingga PT. Alternatif penyelesaian masalah akibat keanekaragaman budaya adalah dengan melakukan strategi kebudayaan dimana memungkinkan tumbuh kembangnya keberagaman budaya yang menuju integrasi bangsa dengan tetap memperhatikan kesederajatan budaya-budaya yang berkembang. Untuk itu komunikasi antar budaya perlu dibangun disertai dengan sikap kritis, toleransi dan empati.