Sabtu, 25 Februari 2012

karya ilmiah



1. BAGIAN MUKA KARYA ILMIAH REMAJA
Bagian muka merupakan bagian awal dari laporan penelitian (karya tulis ilmiah) yang terdiri dari sampul dan halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak.
1.1. Sampul dan Halaman Judul
Sampul merupakan lembar pertama dari bagian muka penulisan karya tulis ilmiah. Bagian ini berisi judul penelitian yang menggambarkan isi sebuah laporan penelitian. Judul ditulis dengan huruf kapital yang posisinya pada halaman sampul tepat di tengah-tengah (simetris).
Warna kertas sampul biasanya ada yang ditentukan oleh panitia pelaksana lomba, ada pula yang bebas menurut selera penulis. Jika warna sampul tidak ditentukan oleh panitia, penulis dalam memilih warna agar memperhatikan kekontrasan dengan warna tulisan sehingga memudahkan untuk dibaca.
Beberapa komponen yang harus ditulis pada sampul dan halaman judul :
1. Judul penelitian
2. Tujuan pembuatan karya tulis ilmiah
3. Logo lembaga peneliti (sekolah siswa)
4. Nama siswa peneliti
5. Nama institusi
6. Tempat
7. Tahun
1) Judul Penelitian
Judul merupakan cermin dari keseluruhan isi sebuah karya tulis ilmiah. Dengan membaca judul sebuah karya tulis ilmiah orang bisa mendapatkan gambaran tentang isi dan masalah apa yang diteliti. Dalam membuat judul seharusnya memenuhi syarat-syarat umum judul yang baik. Berbicara tentang judul yang baik sebenarnya sama dengan membahas sebuah ide atau gagasan yang baik untuk dijadikan karya ilmiah. Artinya kalau ide atau gagasan yang akan diwujudkan dalam sebuah karya ilmiah itu memenuhi syarat sebagai ide yang baik maka secara otomatis judul karya ilmiah bisa disusun dengan baik. Atau sebaliknya kalau ada judul karya ilmiah yang baik tentu itu muncul dari gagasan atau ide yang baik pula. Untuk itu kalau dalam buku ini diuraikan syarat-syarat judul yang baik artinya sama halnya dengan bagaimana membuat ide yang baik untuk sebuah karya ilmiah.

Syarat Judul Yang Baik:
a. Menarik Minat
Judul yang menarik dan diminati terutama oleh peneliti akan memberikan dorongan yang kuat bagi peneliti untuk melakukan penelitian hingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Bagi pembaca, judul yang menarik minat akan memberikan rangsangan untuk membaca isi dan alur penelitian dalam karya tulis ilmiah dari awal hingga akhir penelitian. Sedangkan bagi juri dalam lomba karya tulis ilmiah tentu judul mempunyai pengaruh dalam penilaian. Terutama kesesuaian antara judul dengan tema yang ada, kesesuaian antara judul dengan latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kesimpulan.
b. Ringkas, Jelas dan Spesifik
Judul yang baik adalah judul yang tidak "bertele-tele" atau ringkas tetapi jelas menggambarkan isi atau masalah yang diteliti. Judul haruslah memudahkan bagi orang untuk memahami isi dari keseluruhan apa yang diteliti, untuk itu sebaiknya judul ditulis dalam bentuk kalimat pernyataan. Judul yang spesifik adalah judul yang kata-kata atau kalimatnya tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi setiap orang yang membacanya.
c. Berisi variabel yang diteliti
Sebisa mungkin dalam judul mengandung variabel-variabel yang akan diteliti, karena judul merupakan cermin dari keseluruhan isi sebuah karya tulis ilmiah. Pengertian variable menurut beberapa pakar adalah sebagai berikut :
a) Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
b) Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
c) Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
d) M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
Beberapa pengertian variable di atas dapat digunakan sebagai pedoman untuk membuat judul karya tulis ilmiah. Lalu pengertian mana yang digunakan? penelitil dapat memilih mana yang akan digunakan disesuaikan dengan topic dari penelitian. Artinya bila dalam penelitian terdapat objek yang menjadi titik perhatian maka objek itu harus ada di dalam judul. Bila dalam penelitian terdapat objek yang diamati atau fenomena yang diteliti maka sebaiknya di dalam judul mengandung objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
d. Menghindari duplikasi dengan judul lain
Judul peneltian tidak boleh sama dengan judul penelitian yang sudah ada, baik itu karya sendiri maupun hasil penelitian orang lain. Bila ingin melanjutkan atau mengembangkan dari penelitian yang sudah ada maka judul bisa dibuat lebih spesifik sesuai dengan pengembangan penelitiannya.
2) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ada dalam sampul, merupakan alasan mengapa penelitian ini dilakukan (biasanya berisi tujuan formal), untuk apa karya tulis itu dibuat. Misalnya untuk mengikuti lomba karya ilmiah remaja yang diadakan oleh perguruan tinggi tertentu, dalam rangka berdirinya lembaga tersebut atau memperingati hari-hari yang terkait dengan ilmu tertentu.
Contoh tujuan penelitian yang ditulis pada sampul karya ilmiah:
“Diajukan untuk mengikuti
Lomba Karya Ilmiah Remaja 2010
Dalam rangka memperingati hari fisika sedunia
Di Universitas Negeri Surabaya”
3) Logo Lembaga Peneliti
Logo adalah huruf atau gambar lambang yang mengandung makna. Atau bisa diartikan sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu. Logo yang ada pada sampul karya tulis ilmiah adalah logo lembaga atau instansi dimana peneliti berada atau sebagai anggota dalam lembaga tersebut. Untuk siswa yang membuat karya ilmiah remaja maka logo yang dicantumkan di halaman judul adalah logo sekolah tempat siswa tersebut bersekolah. Jadi bila peneliti mewakili lembaga sekolah maka logo dalam sampul sebaiknya logo sekolah. Jika peneliti mewakili karang taruna maka dalam sampul karya tulis ilmiah diberi logo karang taruna.
4) Nama Peneliti
Nama peneliti ditulis sesuai dengan nama-nama yang terlibat dalam penelitian, baik individu maupun kelompok. Apabila menjadi finalis dalam lomba tingkat nasional biasanya nama peneliti yang dipanggil atau diundang untuk presentasi adalah nama yang pertama, artinya nama paling atas dianggap sebagai ketua tim atau ketua kelompok. Untuk itu dalam menuliskan nama-nama yang terlibat dalam penelitian hendaknya dipertimbangkan bahwa nama yang penulisannya paling atas adalah ketua kelompok penelitian.
5) Nama Institusi
Nama institusi adalah nama lembaga atau organisasi apa yang merupakan tempat asal peneliti untuk melakukan penelitian. Bagi siswa dari sekolah maka yang dicantumkan adalah nama sekolah atau madrasah tempat siswa tersebut masih aktif memperoleh pendidikan.
6) Tempat
Tempat yang dicantumkan pada sampul karya tulis ilmiah adalah nama kabupaten atau kota dimana lembaga peneliti berada.
7) Tahun
Penulisan tahun pada sampul karya tulis ilmiah adalah tahun pada saat peneliti menyelesaikan atau mendapat persetujuan dari kepala sekolah tentang hasil penelitian yang sudah berupa makalah (buku laporan penelitian).

Lembar Persetujuan

Halaman persetujuan merupakan halaman yang berisikan persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap proses, hasil dan laporan penelitian siswa. Dalam halaman ini berisi judul penelitian, nama peneliti, terdapat kalimat telah menyetujui, tempat, tanggal, bulan, dan tahun, serta nama pembimbing.
Format Halaman Persetujuan

http://2.bp.blogspot.com/_C9PUX2VYZUg/TG3N6Kl2GrI/AAAAAAAAAbo/Mf08OpesYz4/s400/Blog+6+persetujuan.jpg


Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan merupakan halaman yang berisikan pernyataan pengesahan dari kepala lembaga/kepala sekolah terhadap penelitian dan hasil karya tulis yang akan diikutsertakan dalam sebuah lomba karya tulis ilmiah siswa. Format halaman pengesahan hampir sama dengan halaman persetujuan.

Contoh format halaman pengesahan :


http://2.bp.blogspot.com/_C9PUX2VYZUg/TG3UGaEJx-I/AAAAAAAAAbw/LzbiKurEE6Q/s400/Blog+7+Pengesahan.jpg

Kata Pengantar

Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian yang berisikan kalimat pengantar dari penelitian. Dalam menuliskan kata pengantar ada kalimat ungkapan rasa syukur kepda Tuhan Yang Maha Esa, menjelaskan motivasi penelitian, judul penelitian, ucapan penghargaan dan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung dan membantu proses penelitian.

Contoh format penulisan kata pengantar :

http://3.bp.blogspot.com/_C9PUX2VYZUg/TG3aGmoxsrI/AAAAAAAAAb4/urCGEWoFpJ0/s400/Blog+8+Kt+Pengantar.jpg

Daftar Isi



Daftar isi merupakan susunan keseluruhan isi karya tulis ilmiah. Dalam daftar isi terdapat keterangan judul bab, sub bab beserta keterangan nomor halamannya. Daftar isi sangat mempermudah pembaca dan dewan juri apabila ingin membaca bagian-bagian tertentu dari karya tulis.

Abstraksi Karya Ilmiah Remaja

http://3.bp.blogspot.com/_C9PUX2VYZUg/TGx94Hws1FI/AAAAAAAAAao/QA8enhQ49uY/s400/blog+Abstraks.jpg
Halaman Abstraksi
Abstrak dalam penulisan karya ilmiah merupakan intisari dari seluruh isi laporan penelitian. Pembaca dengan mudah dan singkat dapat memperoleh informasi tentang isi keseluruhan karya tulis apabila membaca abstrak dari sebuah karya ilmiah.
Pada halaman abstraks, kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, sedangkan judul ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama pada setiap kata) italic atau cetak miring dan diakhiri dengan tanda titik.
Beberapa isi yang harus disajikan dalam abstrak antara lain:
1. Terdapat pengantar sebuah penelitian dengan mengemukakan alasan mengapa penelitian ini yang dilakukan/mengapa judul ini yang diambil sebagai penelitiannya. (bagian ini bisa diambil dari latar belakang penelitian. Cara mengambilnya adalah dengan mencari kalimat yang mewakili latar belakang, atau kalimat yang merupakan bagian utama dari latar belakang. Bias satu atau dua paragraph yang digabung jadi satu)
2. Menuliskan metode penelitian mulai dari desain penelitian, populasi, sampel, sampling, variabelnya apa, metode pengumpulan data, alat ukurnya dan metode analisa data yang digunakan. (bagian ini dapat diambil dari bab metode penelitian, disesuaikan dengan urutan sub bab-nya)
3. Menuliskan hasil utama dari penelitian yang telah dilakukan. (bagian ini dapat diambil dari bab hasil penelitian, namun tidak semua hasil yang harus diungkapkan dalam abstrak tetapi cukup rangkuman yang mendekati kesimpulan)
4. Menuliskan kesimpulan dari hasil penelitian dan analisa data. (bagian ini dapat di copy dari bab penutup yang berupa kesimpulan)
5. Secara umum ditulis satu spasi, satu paragraf, dengan jumlah kata sekitar 200 sampai dengan 250 kata atau maksimal satu halaman.

1.1 Rumusan Masalah
1. Apa upaya yang dilakukan oleh lumbung pangan dalam strategi memenuhi kebutuhan masyarakatnya?
2. Apakah dengan adanya lumbung pangan dapat mensejahterakan masyarakat?
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh lumbung pangan dalam strategi pembangunan masyarakat Desa Ngayung.
2. Untuk mengetahui manfaat dibentuknya lumbung pangan terhadap perekonomian masyarakat Desa Ngayung
Tujuan penelitian di dalam bab pendahuluan tidak sama dengan tujuan penelitian yang ada pada halaman sampul. Tujuan penelitian pada bab pendahuluan merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitiannya, dengan menyampaikan indikator-indikator apa yang hendak di temukan. Sedangkan tujuan penelitian yang ada dalam sampul, merupakan alasan mengapa penelitian ini dilakukan (biasanya berisi tujuan formal), untuk apa karya tulis itu dibuat.
edi kir23:38http://www.blogger.com/img/icon18_email.gif

LATAR BELAKANG MASALAH

Latar Belakang
Pada latar belakang, peneliti atau penulis harus dapat mengemukakan alasan (argumentasi) atau hal-hal yang mendorong pentingnya dilakukan penelitian, proses identifikasi masalah, pentingnya (urgensi) masalah yang diteliti, bagaimana permasalahan hingga saat ini belum ada solusi, dan bagaimana solusinya. Dan yang perlu diingat oleh peneliti/penulis makalah adalah bahwa masalah yang akan dijadikan “rumusan masalah” dalam penelitian merupakan akibat dari latarbelakang, sehingga antara latarbelakang dengan rumusan masalah menjadi sangat terkait. Artinya tidak akan ada masalah jika tidak dilatarbelakangi oleh beberapa kenyataan/fakta yang diuraikan dalam latarbelakang.
Dalam penulisan latar belakang, anda sajikan masalah yang diteliti (yang hendak dipecahkan) dengan menampakkan bahwa masalah itu mengandug unsur-unsur :
(a) riil, nyata (artinya benar-benar ada, benar-benar terjadi)
(b) problematik (menjadi suatu masalah yang harus dicari solusinya)
(c) manfaatnya jelas (hasil dari penelitian akan mempunyai manfaat)
Untuk itu agar terjamin keruntutan alur ide yang baik beberapa saran berikut dapat diikuti :

1) Alinea pertama :

Dalam alenia pertama ungkapkan gambaran situasi secara umum, kondisi-kondisi umum yang terkait dengan topik atau permasalahan. Pada akhir alenia arahkan ke dalam situasi khusus, atau lebih spesifik mengarah ke topik atau permasalahan yang akan dibahas.

2) Alenia ke dua :

Uraikan dalam alinea kedua realitas masalah yang akan diteliti. Tunjukkan bahwa masalah yang diteliti benar-benar riil/ada/dirasakan di tempat/ lingkungan tertentu. Untuk itu beri dukungan data/fakta secukupnya. Pada tahap ini analisis dokumen/catatan harian/kajian pustaka/observasi harian dapat disajikan untuk mendukung realitas masalah tersebut. Oleh sebab itu, kondisi awal (jumlah, karakteristik, dst.) harus dipotret secara jelas sehingga kelak dapat dilihat perbedaannya dengan kondisi akhir/ setelah diberi solusi/intervensi dari hasil penelitian.
3) Alenia ke tiga :

Dalam alenia ketiga: tunjukkan masalah yang akan diteliti bersifat problematik (artinya : masalah tersebut perlu dipecahkan). Untuk itu, sajikan alasan–alasan mendasar dan mendesak bahwa masalah itu perlu dipecahkan. Tunjukkan pula posisi penelitian ini dalam khasanah penelitian-penelitian sebelumya sehingga urgensinya jelas.

4) Alenia ke empat :

Dalam alenia empat tunjukkan manfaat penelitian. Manfaat–manfaat nyata yang segera dapat dirasakan disajikan.

5) Alenia ke lima :

Pada alenia ke lima : hal-hal lain yang perlu ditambahkan, seperti: (a) focus penelitian, (b) hal-hal yang dianggap perlu.

Rumusan Masalah

Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah yang menjadi tujuan dalam penelitian untuk dipecahkan. Masalah inilah yang kemudian disebut dengan Rumusan Masalah. Masalah penelitian timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian, adanya halangan, hambatan atau rintangan, adanya celah antarkegiatan atau antarfenomena. Dengan adanya penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang muncul, atau sedikitnya dapat menutup celah yang terjadi. Oleh karena itu, peneliti harus dapat memilih satu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap masalah tersebut.
Rumusan masalah dalam sebuah penelitian adalah uraian masalah-masalah pokok yang menjadi pusat perhatian peneliti dalam bentuk kalimat-kalimat pertanyaan yang membutuhkan jawaban, dan jawaban ini akan diperoleh dari hasil penelitian/eksperimen.
Ciri-ciri Masalah Yang Baik
Agar penelitian yang akan dilakukan mempunyai nilai manfaat, ke-urgen-an yang tinggi dan tidak banyak kendala pada saat melakukan penelitian, maka seorang peneliti harus pandai-pandai memilih masalah yang akan diteliti. Ada beberapa ciri masalah yang bisa diperhatikan, baik dilihat dari segi isi maupun dari segi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah. Diantara ciri-ciri masalah yang baik untuk penelitian adalah sebagai berikut :
· Mempunyai nilai penelitian
· Mempunyai niliai fisibilitas
· Sesuai dengan kualifikasi peneliti
Pada umumnya penulisan rumusan masalah penelitian mempunyai syarat sebagai berikut:
· Rumusan masalah harus mempertanyakan hubungan antara dua variabel.
· Rumusan masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Umumnya dalam bentuk pertanyaan.
Rumusan masalah harus dapat dijawab secara empirik, artinya dapat dijawab melalui data yang dikumpulkan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menjelaskan jawaban atas pertanyaan atau masalah-masalah pokok yang diajukan dalam rumusan masalah. Dalam tujuan penelitian ini peneliti harus mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dari rumusan masalah. Perbedaan antara rumusan masalah dengan tujuan penelitian adalah kalau pada rumusan masalah berbentuk kalimat pertanyaan, sedangkan pada tujuan penelitian berbentuk kalimat pernyataan.
Contoh Tujuan penelitian 1:
1.2 Rumusan Masalah (Juara I, LKIR 2004, ITB)
Sebenarnya cukup banyak pemanfaatan musik klasik dengan frekwensi yang dihasilkan, namun akan kami kemukakan satu permasalahan yang sesuai dengan fenomena di atas:
1. Apakah music klasik dapat dijadikan sebagai sarana pra penangkapan ikan ?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk menegtahui music klasik dapat dijadikan sebagai sarana pra penangkapan ikan
Contoh Tujuan penelitian 2:

Juara 3 LKIR se Jawa Timur-Bali di UNIBRAW Maret 2007 dengan judul “Peran Lumbung Pangan Dalam Mengatasi Krisis Pangan Di Kabupaten Lamongan Study Kasus Desa Ngayung Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan”

Tahap Penyusunan Tinjauan Pustaka

Langkah-langkah dalam penyusunan dan penulisan tinjauan pustaka bisa sebagai berikut:


1. Penelusuran Awal
Melakukan pencarian bahan pustaka dengan membaca judul-judul buku, artikel, hasil penelitian yang mempunyai topic sama dengan permasalahan yang akan diangkat sebagai karya ilmiah. Dengan cara melakukan pemeriksaan sepintas terhadap sumber pustaka yang tersedia dan dikaitkan dengan masalah penelitian yang akan diteliti. Dengan penelusuran awal ini, akan diperoleh informasi tentang banyak atau sedikitnya sumber pustaka yang relevan dan mendukung permasalahan penelitian. Dari data ini peneliti bisa menentukan apakah ide atau masalah yang akan diteliti cukup data, cukup literature atau tidak. Jika bahan pustaka yang terkait dengan permasalahan tidak mencukupi maka harus memilih, yaitu penelitian tetap dilanjutkan dengan keterbatasan literature atau apa harus ganti topik permasalahan lain dengan literature yang lebih mencukupi.


2. Penelusuran Sekunder
Penelusuran dilakukan terhadap sumber pustaka secara lebih mendalam dan relevan yang terkait dengan masalah penelitian. Sumber pustaka yang diperoleh diharapkan yang terbaru dan komprehensif baik berupa buku bacaan rujukan maupun laporan riset. Pada langkah ini pemilihan bahan pustaka lebih spesifik mengarah pada permasalahan. Teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan pembahasan diinventarisir sesuai kebutuhan dan urutan yang benar. Tidak semua teori atau tulisan dalam bahan pustaka harus diambil karena meskipun dalam satu judul belum tentu kalau semuanya terkait dengan permasalahan atau pembahasan penelitian yang sedang dibuat.


3. Penulisan Hasil Penelusuran
Setelah bahan pustaka diperoleh dan diiventarisir, langkah selanjutnya adalah menyusun dan menulis tinjauan pustaka atau landasan teori. Urutan penulisan hendaknya memperhatikan urutan variable dalam judul atau dalam rumusan masalah. Misalnya judul penelitian “pengaruh pemberian pupuk A terhadap pertumbuhan daun tembakau” maka urutan yang baik dalam menyusun tinjauan pustaka adalah : pupuk (di dalamnya terdapat pupuk A), pertumbuhan, dan tembakau (di dalamnya terdapat daun tembakau).
edi kir22:59http://www.blogger.com/img/icon18_email.gif

Bahan Tinjauan Pustaka

Bahan tinjauan pustaka adalah tulisan berisi teori-teori yang bisa mendasari dalam olah pikir sehingga permasalahan yang diajukan dapat dicari jawabannya. Olah pikir yang dimaksud disini adalah cara berpikir peneliti dalam merencanakan langkah-langkah penelitian, melakukan penelitian, menganalisa hasil penelitian, membahas hasil penelitian sampai menyimpulkan hasil penelitian. Semua aktivifitas yang berhubungan dengan penelitian tersebut akan lebih kuat dan diakui secara ilmiah jika selalu berpedoman pada dasar teori yang sudah ada dari tinjauan pustaka.
Pemilihan bahan untuk tinjauan pustaka harus memperhatikan dua hal, yaitu:
1. Prinsip kemutakhiran
Prinsip kemutakhiran sangat penting dalam pengambilan buku sebagai sumber tinjauan pustaka, hal ini karena ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan. Suatu teori efektif pada masa periode tertentu, tetapi kemungkinan pada masa periode berikutnya sudah ditinggalkan karena tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan prinsip kemutakhiran maka peneliti dapat memberikan alasan-alasan sesuai dengan perkembangan ilmu yang ada dizamannya.
2. Prinsip relevansi
Prinsip relevansi akan menghasilkan tinjauan pustaka yang sesuai, yang terkait dengan bidang atau topik penelitian. Suatu teori yang tidak ada hubungannya dengan penelitian seharusnya tidak dikemukakan dalam tinjauan pustaka karena akan mubazir, tidak akan memberikan dukungan pada hasil penelitian.
edi kir23:10http://www.blogger.com/img/icon18_email.gif

Sumber Tinjauan Pustaka

Bahan-bahan tinjauan pustaka dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku teks, jurnal penelitian, tesis dan skripsi, buletin, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain dan internet.
1) Buku Teks
Buku teks merupakan arsip ilmu pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan (berbagai ilmu pengetahuan). Buku teks bisa juga diartikan salah satu jenis buku pendidikan yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan.
Sementara itu Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2004:3) menyebutkan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Substansi yang ada dalam buku diturunkan dari kompetensi yang harus dikuasai oleh pembacanya (dalam hal ini siswa).
Buku teks masuk dalam katagori buku referensi. Referensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Balai Pustaka, mengandung makna sumber acuan, rujukan, petunjuk. Yang dimaksud sumber acuan diantaran buku teks (lembaran terjilid).
2) Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian adalah majalah ilmiah yang berisi hasil-hasil penelitian dan pertemuan ilmiah (misalnya seminar), yang diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah. Jurnal ini berisi lebih dari satu artikel yang merupakan hasil karya para pakar dan ilmuwan. Misalnya jurnal penelitian yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
3) Tesis, Skripsi dan Disertasi
Skripsi, Tesis, dan Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang disyaratkan untuk lulus pendidikan jenjang S-1, S-2 dan S-3. Dalam penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi sebenarnya sama, bedanya semakin tinggi tingkatannya, maka semakin dibutuhkan banyak data-data otentik dan teori-teori yang harus dirujuk sebagai dasar penelitian, dan juga cara penyajiannya mulai dari hanya mendeskripsikan suatu obyek penelitian sampai dengan menghasilkan suatu teori berdasarkan fakta-fakta empiris.
4) Buletin
Buletin adalah tulisan ilmiah pendek yang terbit secara periodic yang berisi catatan-catatan ilmiah atau petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan operasional. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Balai Pustaka, buletin adalah media cetak berupa selebaran atau majalah berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara periodic oleh suatu organisasi atau kelompok profesi tertentu.
5) Media Elektronik dan Internet atau on line
Di era globalisasi dengan kemajuan yang sangat pesat dibidang informasi dan teknologi, banyak informasi ilmiah yang tersedia untuk diakses secara elektronis atau on-line. Informasi ilmiah tersebut tersedia dari media seperti: CD, rekaman suara, rekaman video, dan lewat internet.
Mencari informasi ilmiah secara on-line mempunyai beberapa keuntungan, yaitu antara lain: tersedia banyak informasi yang dapat dipilih, informasi elektronik biasanya lebih baru karena prosesnya lebih cepat dari pada literature yang berupa media cetak, dan hasilnya sudah berupa tulisan yang bisa langsung dipakai atau di edit sesuai kebutuhan.




Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu peneltian harus dijelaskan dalam bab metode penelitian. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mengatahui dimana penelitian ini dilakukan dan kapan dilakukannya. Ada beberapa penelitian yang hasilnya dipengaruhi oleh tempat dan waktu penelitian. Sebagai contoh: penelitian “pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman sawi”, dalam penelitian ini tentu sangat dipengaruhi tempat dimana penelitian ini dilakukan. Apapun yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi jelas ada perbedaan antara “pertumbuhan” tanaman sawi yang tumbuh di pegunungan dengan “pertumbuhan” tanaman sawi yang tumbuh di dataran rendah. Begitu juga waktu penelitian jika penelitian dilakukan pada musim penghujan dengan penelitian yang dilakukan dimusim kemarau akan memberikan dampak yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman sawi.

Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang akan digunakan dalam melakukan tahap-tahap kerja dalam proses penelitian. Atau di tingkat sekolah menegah yang lebih dikenal dengan istilah langkah kerja. Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian sangatlah perlu diberikan pada setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Ada pula yang mendefinisikan bahwa desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Demikian pula dalam penulisan laporan penelitian, ada yang menuliskan desain penelitian, ada pula yang membuat desain hanya sebagai panduan dalam melaksanakan penelitian dan tidak ditulis dalam karya tulis hasil penelitiannya. Untuk karya ilmiah remaja umumnya desain penelitian menerangkan teknik penelitian yang digunakan. Artinya penelti cukup memberi penjelasan singkat tentang teknik yang digunakan selama melakukan penelitian sampai menghasilkan data untuk disimpulkan. Namun yang perlu diingat adalah bahwa teknik apa saja yang dijelaskan dalam makalah, mengandung konsekwensi yaitu data yang dihasilkan. Jika peneliti menyebutkan menggunakan teknik eksperimen, maka dalam makalah harus ada data hasil eksperimen. Jika peneliti menjelaskan bahwa teknik yang digunakan adalah dengan wawancara maka dalam makalah juga harus ada data hasil wawancara. (Macam-macam desain dan teknik penelitian akan dibahas pada buku lanjutan.)

http://3.bp.blogspot.com/_C9PUX2VYZUg/THXeFe1O1YI/AAAAAAAAAcg/ebAbP2TvQik/s400/CONTOH+DESAIN+2.jpg
Cara penulisan teknik penelitian atau desain penelitian pada Contoh 1 dan contoh 2 ternyata tidak sama. Pada contoh satu peneliti menguraikan dengan kalimat sederhana tentang teknik yang digunakan, sedangkan pada contoh dua peneliti menggambarkan desain penelitianya dengan membuat gambar diagram langkah penelitian. Berdasarkan pengalaman selama ini ternyata kedua bentuk di atas diakui kebenarannya terbukti bahwa kedua karya tulis di atas pernah menjadi finalis tingkat nasional.

http://3.bp.blogspot.com/_C9PUX2VYZUg/THXeE1TonyI/AAAAAAAAAcY/WE2AEgn_L2Q/s400/web+desain+penelitian.jpg

 

Populasi dan Sampel

Salah satu sub bab dalam bab metode penelitian adalah populasi dan sampel. Dalam sub bab ini peneliti menguaraikan secara singkat dan jelas tentang apa atau siapa yang menjadi populasi dan yang menjadi sampel dalam penelitiannya.
1) Populasi
Istilah populasi biasa digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sample sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah semua anggota populasi, maka istilah yang cocok digunakan adalah subjek penelitian. Dalam penelitian survai, sumber data umumnya diistilahkan responden, sedangkan dalam penelitian kualitatif biasanya disebut informan atau subjek.
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan ciri-ciri tertentu yang akan diteliti. Dalam sebuah penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dicari jawabannya. Dalam penelitian motivasi bersekolah misalnya, suatu sampel bisa diambil dari populasi anak usia sekolah. Dalam penelitian tenaga kerja dipilih populasi penduduk usia kerja; dalam penelitian manfaat tanaman air yang diplilih sebagai populasi bisa tanaman enceng gondok.
Berdasarkan sifatnya ada dua macam populasi, yaitu :
a. Populasi Homogen, adalah objek atau sumber data penelitian yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama.
b. Populasi Heterogen, adalah sumber data atau objek penelitian yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda.
2) Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Dalam sebuah penelitian tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu/unit dalam sebuah populasi, karena disamping memakan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi, peneliti mengharapkan bahwa hasil yang diperoleh tetap dapat menggambarkan sifat populasi bersangkutan.
Sering timbul pertanyaan, berapa besarnya sampel yang harus diambil untuk mendapatkan data yang benar-benar representatif (dapat mewakili karakteristik populasi)? Tidak ada jawaban yang pasti, namun setiap peneliti dapat mempertimbangkan empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian:
a. Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi. Makin seragam anggota populasi itu, makin memungkinkan peneliti untuk mengambil sampel sekecil mungkin. Contoh untuk meneliti kualitas deterjen merek SOKLIN, RINSO, WINGS, dan AT-TECK kemasan 1kg, maka kita dapat mengambil satu bungkus saja dari masing-masing merk di toko yang menjual deterjen. Kenapa satu? Karena deterjen dalam masing-masing merek yang diproduksi mempunyai kesamaan/keseragaman yang tinggi.
b. Tingkat ketetapan (kebenaran) yang dikehendaki oleh peneliti, semakin tinggi tingkat ketetapan yang diinginkan, makin besar jumlah sampel yang harus diambil. Jadi sampel yang besar cenderung memberikan penduga yang lebih mendekati nilai sesungguhnya.
c. Rencana analisa, artinya jumlah sampel yang diambil harus mencukupi untuk kebutuhan analisa.
d. Tenaga, Biaya dan waktu.
3) Sampling
Adanya penjelasan secara detail tentang karakteristik atau ciri-ciri populasi yang menjadi objek penelitian sangatlah perlu. Karena dari karakteristik dan ciri-ciri populasi itulah dapat ditentukan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel secara tepat. Tujuan dari penentuan besarnya sampel dan cara pengambilan sampel adalah supaya sampel yang diambil atau dipilih benar-benar representatip, yaitu dapat mewakili keadaan populasi secara cermat.
Sampling merupakan suatu tehnik dalam proses menentukan sampel dari populasi yang ada, yang akan dijadikan penelitian. Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu : 1) pengambilan sampel secara acak/random (random sampling/probability sampling) dan 2) pengambilan sampel yang bersifat tidak acak, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Identifikasi Dan Definisi Variabel

Variabel adalah suatu besaran kuantitatif atau kualitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada situasi tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam suatu pengukuran baku tertentu, misalnya tinggi badan yang dinyatakan dalam cm, massa benda dinyatakan dengan Newton, suhu badan dengan oC (derajad selsius). Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu, misalnya: bau makanan (sedap,kurang sedap, tidak sedap) , warna (menarik, kurang menarik, tidak menarik), rasa makanan (enak, kurang enak, tidak enak), kesenangan, dan sebagainya.
Dalam mengidentifikasi atau menuliskan variabel, peneliti harus menyebutkan atau menuliskan bagaimana tiap variabel akan diukur. Sebagai misal, dalam pernyataan tinggi tanaman pepaya bergantung pada jumlah air yang disiramkan pada tanaman tersebut. Maka “tinggi tanaman” merupakan variabel, sedangkan “tinggi” bukan variabel.
1) Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel merupakan bagian dari langkah penelitian yang dilakukan peneliti dengan cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam penelitiannya. Misalnya variabel manipulasi (variabel bebas/ variabel independen), variabel respon (variabel dependen/variabel terikat), dan variabel kontrol.
a. Variabel Manipulasi
Apabila suatu variabel secara sengaja dimanipulasi dalam suatu situasi maka variabel itu disebut variabel manipulasi. Variabel manipulasi merupakan faktor yang menjadi sebab atau terjadinya perubahan variabel lain (yaitu variabel respon). Variabel manipulasi disebut juga variabel bebas karena variabel ini secara bebas dapat mempengaruhi variabel lain.
b. Variabel Respon
Variabel yang berubah sebagai hasil atau akibat dari perubahan variable bebas atau pemanipulasian disebut variabel respon. Perubahan pada faktor ini karena dipengaruhi oleh variabel manipulasi. Karena perubahan itu sebagai tanggapan dari faktor lain (variabel manipulasi) maka disebut variabel respon (variabel terikat).
c. Variabel Kontrol
Disamping variabel manipulasi, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu hasil eksperimen. Padahal yang kita inginkan dalam penelitian adalah dapat mengatakan bahwa variabel manipulas itu adalah satu-satunya variabel yang berpengaruh pada variabel respon. Oleh karena itu, peneliti harus yakin bahwa faktor lain yang dapat berpengaruh harus di cegah agar tidak mempengaruhi variabel respon kecuali variable manipulasi.
Variabel yang dapat mempengaruhi hasil ekseprimen, tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh disebut variabel kotrol. Eksperimen yang dilakukan dengan pengontrolan variabel seperti itu baru dapat disebut prosedur eksperimen yang benar. Dengan demikian kita dapat mendefinisikan variabel kontrol adalah variabel yang dijaga agar tidak mempengaruhi hasil eksperimen.
Contoh 1 : identifikasi variabel
Judul Penelitian: Pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan tembakau
3.4.1 Identifikasi variabel penelitian
Berbagai variable dalam penelitian ini dapat kami identifikasi sebagai berikut:
a. Variabel manipulasi (bebas): frekwensi pemberian pupuk kompos
b. Variabel respon (terikat): pertumbuhan tembakau
c. variabel kontrol: jenis jagung, dosis pupuk, media, dsb
Contoh 2: identifikasi variabel
Judul penelitian : Pengaruh suhu reaksi yang dinaikan terhadap laju reaksi antara bahan X dengan bahan Y
Variabel yang perlu anda identifikasi adalah Suhu reaksi dan laju reaksi
3.4.1 Identifikasi variabel penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variable, diantaranya adalah:
a. Variabel manipulasi (bebas) : suhu reaksi ( 30oC, 50oC, 75oC, dst)
b. Variabel respon (terikat) : laju reaksi
c. variabel kontrol : konsentrasi bahan, volume, media, dsb.

Langkah Kerja (Cara Kerja)

Kerangka kerja/langkah-langkah kerja merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan peneliti dari desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat peneliti. Langkah kerja ini bisa berupa bagan yang berisikan tahap-tahap kerja penelitian atau berupa uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sampai memperoleh data.
Contoh langkah kerja:
Judul Penelitian: Pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 45 hari.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi. Dalam penelitian tersebut kami melakukan langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. Membuat tiga petak lahan pertanian dengan panjang dan lebar yang sama yaitu 5 m X 5 m,
2. Menanami masing-masing petak dengan tanaman jagung yang jenisnya sama dengan jumlah yang sama pula.
3. Memberikan pupuk kompos pada petak pertama, kedua dan ketiga dengan frekwensi yang berbeda (sebagai variabel manipulasi) pada setiap tiga tanaman jagung.
4. Melakukan pengukuran terhadap pertumbuhan jagung dengan cara mengukur pertambahan diameter pangkal batang jagung yaitu jarak 2cm dari permukaan tanah (sebagai variabel respon) pada semua batang jagung.
5. Melakukan analisa pada data hasil penelitian untuk mencari ada tidaknya efek atau pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 40 hari.

Langkah Kerja (Cara Kerja)

Kerangka kerja/langkah-langkah kerja merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan peneliti dari desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat peneliti. Langkah kerja ini bisa berupa bagan yang berisikan tahap-tahap kerja penelitian atau berupa uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sampai memperoleh data.
Contoh langkah kerja:
Judul Penelitian: Pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 45 hari.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi. Dalam penelitian tersebut kami melakukan langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. Membuat tiga petak lahan pertanian dengan panjang dan lebar yang sama yaitu 5 m X 5 m,
2. Menanami masing-masing petak dengan tanaman jagung yang jenisnya sama dengan jumlah yang sama pula.
3. Memberikan pupuk kompos pada petak pertama, kedua dan ketiga dengan frekwensi yang berbeda (sebagai variabel manipulasi) pada setiap tiga tanaman jagung.
4. Melakukan pengukuran terhadap pertumbuhan jagung dengan cara mengukur pertambahan diameter pangkal batang jagung yaitu jarak 2cm dari permukaan tanah (sebagai variabel respon) pada semua batang jagung.
5. Melakukan analisa pada data hasil penelitian untuk mencari ada tidaknya efek atau pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 40 hari.

Langkah Kerja (Cara Kerja)

Kerangka kerja/langkah-langkah kerja merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan peneliti dari desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat peneliti. Langkah kerja ini bisa berupa bagan yang berisikan tahap-tahap kerja penelitian atau berupa uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sampai memperoleh data.
Contoh langkah kerja:
Judul Penelitian: Pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 45 hari.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi. Dalam penelitian tersebut kami melakukan langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. Membuat tiga petak lahan pertanian dengan panjang dan lebar yang sama yaitu 5 m X 5 m,
2. Menanami masing-masing petak dengan tanaman jagung yang jenisnya sama dengan jumlah yang sama pula.
3. Memberikan pupuk kompos pada petak pertama, kedua dan ketiga dengan frekwensi yang berbeda (sebagai variabel manipulasi) pada setiap tiga tanaman jagung.
4. Melakukan pengukuran terhadap pertumbuhan jagung dengan cara mengukur pertambahan diameter pangkal batang jagung yaitu jarak 2cm dari permukaan tanah (sebagai variabel respon) pada semua batang jagung.
  • 5. Melakukan analisa pada data hasil penelitian untuk mencari ada tidaknya efek atau pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 40 hari.

Langkah Kerja (Cara Kerja)

Kerangka kerja/langkah-langkah kerja merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan peneliti dari desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat peneliti. Langkah kerja ini bisa berupa bagan yang berisikan tahap-tahap kerja penelitian atau berupa uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sampai memperoleh data.
Contoh langkah kerja:
Judul Penelitian: Pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 45 hari.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi. Dalam penelitian tersebut kami melakukan langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. Membuat tiga petak lahan pertanian dengan panjang dan lebar yang sama yaitu 5 m X 5 m,
2. Menanami masing-masing petak dengan tanaman jagung yang jenisnya sama dengan jumlah yang sama pula.
3. Memberikan pupuk kompos pada petak pertama, kedua dan ketiga dengan frekwensi yang berbeda (sebagai variabel manipulasi) pada setiap tiga tanaman jagung.
4. Melakukan pengukuran terhadap pertumbuhan jagung dengan cara mengukur pertambahan diameter pangkal batang jagung yaitu jarak 2cm dari permukaan tanah (sebagai variabel respon) pada semua batang jagung.
5. Melakukan analisa pada data hasil penelitian untuk mencari ada tidaknya efek atau pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 40 hari.

Instrumen Penelitian

Pada instrumen penelitian, peneliti mengemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel. Instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan perlu dipaparkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan. Apabila instrument berupa alat dan bahan, peneliti harus memaparkan spesifikasi alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang di pakai. Istilah instrumen dalam penelitian eksperimental ilmu-ilmu eksakta (IPA) pada umumnya diganti dengan istilah alat dan bahan.
Data penelitian diperoleh dari proses penelitian yang membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Data tersebut tidak berguna bilamana alat atau instrumen pengukur yang digunakan tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Untuk itu sarat utama instrument adalah harus memiliki dua sifat yaitu validitas dan reliabilitas.
1) Validitas
Validitas adalah kemampuan suatu alat (intrumen) untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Bila seseorang ingin mengukur massa benda, maka orang itu harus menggunakan timbangan. Timbangan adalah alat ukur yang valid bila dipakai untuk mengukur massa benda, karena timbangan memang alat pengukur massa. Bila panjang suatu benda yang ingin diukur, maka peneliti harus menggunakan meteran. Meteran adalah alat pengukur yang valid jika digunakan untuk mengukur panjang benda, karena meteran mempunyai satuan untuk pengukur besaran panjang.
Bagaimana jika menggunakan timbangan untuk mengukur panjang benda? tentu hasilnya tidak valid. Bagaimana kalau mengukur panjang benda dengan menggunakan langkah kaki? Atau jengkal tangan?
2) Reliabelitas
Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur dalam menunjukkan hasil pengukuran yang relatif konsisten apabila pengukuran diulangi beberapa kali. Sebagai contoh: ada dua siswa yang melakukan pengukuran terhadap panjang gedung sekolah. Satu siswa menggunakan meteran terbuat dari logam untuk mengukur panjang gedung, satu siswa lagi menggunakan jumlah langkah kaki. Mereka mengulangi tiga kali pengukuran pada gedung yang sama dengan menggunakan masing-masing alat ukurnya. Siswa pertama, yang menggunakan meteran dari logam memperoleh hasil pengukuran pertama, pengukuran kedua dan pengukuran ketiga tentu relatif sama. Sedangkan siswa kedua, yang menggunakan langkah kaki, besar sekali kemungkinan hasil pengukuran pertama tidak sama dengan pengukuran kedua dan pengukuran ketiga. Hal ini disebabkan kemungkinan langkah kaki pada masing-masing pengukuran bisa saja tidak sama panjangnya. Dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa meteran adalah alat pengukur yang reliabel, sedangkan langkah kaki adalah alat pengukur yang kurang reliable untuk mengukur besaran panjang.

Pengumpulan Data

Dalam penulisan karya ilmiah remaja, pengumpulan data berisi tentang penjelasan bagaimana penggunaan instrumen, apakah instrument digunakan dengan cara observasi, eksperimen, wawancara, kuissoner atau angket. Sedangkan pada analisa data, peneliti menjelaskan cara-cara yang digunakan untuk menganalisa data.
1) Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data-data dari sampel/objek penelitian yang telah dipilih. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan pengukuran, dengan mendiskripsikan ciri-ciri suatu objek, atau dengan cara menghitung.
Jenis sumber data bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber skunder. Pengambilan data yang diperoleh langsung oleh peneliti disebut sumber primer dan datanya isebut data primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua atau data sudah tersedia sedangkan peneliti tinggal merilis dari instansi/lembaga tertentu disebut sumber sekunder dan datanya disebut pula data skunder.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, data yang dihimpun umumnya berupa kata-kata, bukan angka. Data kualitatif bisa didapat dengan bermacam-macam teknik misalnya; observasi, angket, wawancara, dan sebagainya.
Teknik pengumpulan data sangat tergantung dari instrument yang digunakan. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data. Tujuan menggunakan instrumen adalah untuk memudahkan memperoleh data secara sistematis dan bisa dipertanggungjawabkan. Selanjutnya instrumen yang diartikan sebagai alat bantu merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam bentuk angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scala), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule), soal ujian (soal tes atau tes), dan sebagaimya.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab petanyaan yang telah dirumuskan. Oleh karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, instrumen pengumpulan datanya harus baik. Ada beberapa instrumen pengumpulan yang akan dibahas berikut ini sesuai dengan teknik pengumpulan data.
a. Metode Angket (Questionnaire)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti. Selanjutnya orang yang bersedia memberikan respon tersebut disebut responden atau sampel.
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah. Dalam memberikan respon atau jawaban yang diminta oleh angket responden tanpa merasa khawatir karena kerahasiaan identitas tidak akan dipublikasikan.
b. Metode Checklist
Checklist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi pernyataan dan aspek-aspek yang akan diamati. Bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek sehingga pengamat tinggal memberikan cek (√) pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil pengamatannya.
c. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Cara wawancara adalah dengan jalan bertanya langsung kepada orang yang menjadi nara sumber. Wawancara merupakan proses komunikasi antara dua orang atau lebih, sehingga hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi dan mempengaruhi pada saat proses komunikasi berlangsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam instrumen penelitian, dan situasi wawancara.
d. Metode Pengamatan (Observation)
Observasi adalah melakukan pengamatan untuk memperoleh data secara langsung ke objek penelitian sehingga dapat melihat dari dekat tentang hal-hal yang menjadi tujuan pengamatan. Objek penelitian bisa berupa aktivitas manusia, fenomena alam, proses kerja, dan lain sebagainya.
Hasil pengamatan merupakan data-data atau informasi mengenai segala sesuatu yang ada, yang terjadi, yang dapat diindera oleh panca indera. Peristiwa, kejadian, fenomena yang sedang berlangsung pada saat pengamatan dan dianggap penting dicatat sedetail mungkin.
Metode pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan bisa dilakukan pada bidang penelitian baik ilmu-ilmu alam maupun pada penelitian sosial kemanusiaan. Tetapi pengamatan pada penelitian natura (ilmu pengetahuan alam) biasanya lebih mudah dilakukan, karena pengukurannya dapat dilakukan pada bagian-bagian tertentu dari objek dengan menggunakan alat ukur yang sudah umum dan cukup valid.
e. Metode Tes
Tes adalah salah satu cara pengumpulan data dimana responden atau objek yang diteliti diberi satu set lembar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab. Tes ini biasanya digunakan untuk mengukur ketrampilan dan pengetahuan, inteligensi, kemampuan bakat dan minat seseorang atau kelompok. Penelitian yang umum menggunakan metode ini biasanya berupa penelitian tindakan. Dimana dalam proses penelitiannya responden diberikan tindakan tertentu untuk mengetahui seberapa besar tindakan itu. Agar pengaruh tindakan dapat dilihat dengan jelas maka peneliti melakukan pre tes/tes sebelum tindakan dan post tes/tes sesudah tindakan.
f. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dari tempat penelitian, yaitu meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data-data dari penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah atau tujuan penelitian. Metode dokumentasi biasanya sebagai penunjang metode lain untuk memperoleh data tambahan yang terkait dengan data utama. Namun tidak menutup kemungkinan penelitian dilakukan hanya dengan menggunakan metode dokumentasi saja. Hal ini tentu sangat tergantung dari tema atau permasalahan yang sedang diteliti.
Contoh Metode Pengumpulan Data
Makalah Juara Harapan dalam LKIR LIPI 2007, (SMP NEGERI 1 LAREN LAMONGAN)
Judul: Gerakan Anti Komunis di Kawasan Pantai Utara Kabupaten Lamongan Pasca Peristiwa G 30 S/PKI tahun 1965
Teknik penelitian
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data-data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara terhadap sumber pelaku sejarah, studi literatur, observasi (pengamatan) dan dokumentasi.

Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti akan mempunyai fungsi sebagai bahan untuk memecahkan atau menjawab masalah jika data-data tersebut dianalisis terlebih dahulu. Menganalisis berarti mengolah data, mengelompokkan data, menyusun data dalam bentuk yang lebih mudah memperlihatkan hubungan antar gejala atau variabel.
Analisa data ini menjelaskan tentang dengan cara apa data penelitian tersebut dianalisa (dilakukan uji statistik atau tidak). Pada penulisan karya ilmiah, analisa data merupakan bagian yang sangat menentukan tingkat kebenaran kesimpulan hasil penelitian. Bagi siswa, untuk analisa dapat dilakukan dengan cara mencari rata-ratanya atau mengubahnya ke dalam bentuk prosentase (%). Hasil rata-rata atau prosentase itu kemudian ditafsirkan dan dijadikan pedoman untuk membuat kesimpulan.
Tujuan analisa data, antara lain sebagai berikut :
1. Memaknai data yang telah diperoleh untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan.
2. Memperlihatkan hubungan antara variable-variabel yang terdapat dalam penelitian
3. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan dalam memperoleh data
4. Memperoleh dasar-dasar untuk membuat kesimpulan.
Adapun bentuk-bentuk analisa data dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Analisa Kuantitatif
Analisa yang menggunakan data kuantitatif, dimana data yang digunakan berupa angka-angka dengan hasil analisa yang disajikan berupa angka-angka (matematis) yang kemudian diuraikan/dijelaskan atau diinterpretasikan dalam suatu uraian.
b. Analisa Kualitatif
Analisa Kualitatif artinya peneliti menganalisa dengan menggunakan kalimat-kalimat deskriptif dari data yang ada (bisa data kuantitatif maupun data kualitatif), seperti pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.

Contoh format penulisan Bab 3 Metode Penelitian :



BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.1.2 Jadwal Penelitian
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.2 Desain Penelitian
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling
3.3.1 Populasi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.3.2 Sampel
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.3.3 Sampling
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.4 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Identifikasi Variabel
………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………
3.4.2 Definisi Variabel
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.5 Langkah Kerja
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.6 Instrumen Penelitian
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.7 Tehnik Pengumpulan Data dan Analisa Data
3.6.1 Tehnik Pengumpulan Data
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.6.2 Analisa Data
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Tehnik Penyajian Data Verbal

Teknik penyajian data merupakan cara bagaimana seorang peneliti dapat menyajikan data dengan baik agar dapat dengan mudah dibaca orang lain dan mudah untuk dipahami oleh pembaca. Data yang disajikan diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta bisa berupa deskripsi informasi lainnya (misalnya dari dokumen, foto, rekaman vidio) dan hasil pengukuran. Dalam penyajian data hasil penelitian dapat disajikan dalam tiga cara, yaitu penyajian secara verbal, penyajian secara visual, dan penyajian secara matematis.


Penyajian verbal merupakan penyajian hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat berupa narasi. Dalam penyajian data secara verbal harus diperhatikan :
a) Bahasa yang tajam, artinya kata-kata yang dipakai harus tegas dan tidak menimbulkan arti ganda/penafsiran yang berbeda. Setiap orang yang membaca hasil penelitian akan mempunyai pengertian, gambaran, persepsi yang sama.
b) Objektif, artinya kalimat yang dipakai tidak diwarnai oleh keinginan-keinginan subjektif peneliti, tetapi menerangkan apa adanya dari hasil penelitian yang ditunjang fakta dan informasi yang akurat. Pada penyajian data ini terbatas pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
c) Jelas, artinya mudah dimengerti oleh pembaca, menggunakan bahasa yang baik, sederhana dan sistematis
d) Ringkas, kalimat-kalimat yang digunakan tidak berbelit-belit
Contoh penyajian data verbal dari angket:
4.3 Karakteristik responden berdasarkan kesenangan terhadap pelajaran karya ilmiah remaja
Dari hasil penelitian didapatkan 50 responden, 60% menyatakan senang sekali, 35% menyatakan biasa-biasa saja dan 15% menyatakan tidak suka.
Contoh penyajian data verbal dari wawancara:
Masyarakat di desa Suka Maju memanfaatkan kegiatan yang bernuansa relijius dalam bermusyawarah membangun desanya. Hal ini diceritakan Pak Rahmat, salah satu tokoh masyarakat setempat dan juga sudah sepuluh tahun menjabat pamong desa, sebagai berikut : “Warga Desa Suka Maju mempunyai kebiasaan yang sejak saya lahir sudah ada yaitu setiap malah Jum’at mengadakan pertemuan rutin yang didalam pertemuan itu acaranya ngaji, arisan dan membahas pembangunan di wilayah RT. Bahkan jika desa ingin memberikan pengumuman tertentu yang berhubungan dengan masyarakat dan desa, surat pengumuman dititipkan kepada ketua RT dan dibacakan pada saat pertemuan malam Jum’at itu.”


Pembahasan

Bagian pembahasan dalam sebuah karya tulis ilmiah merupakan bagian yang berisi hasil analisa peneliti dari data-data yang telah diperoleh. Peneliti mengemukakan dan menganalisis makna dari penemuan dalam penelitian dan menghubungkan dengan pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis. Setiap pernyataan yang dibuat oleh peneliti harus jelas dan didukung oleh teori-teori yang ada dan relefan. Semakin dalam dan kuat pembahasan dari hasil penelitian maka semakin dapat dipercaya hasil-hasil penelitian itu. Kedalaman dalam menganalisa atau membahas data-data hasil penelitian juga menunjukkan tingkat penguasaan peneliti terhadap materi yang diteliti. Tentu ini merupakan penyumbang skor penilaian yang baik dalam sebuah lomba karya ilmiah remaja.
Dalam bab pembahasan ini banyak keterkaitan dengan teori-teori yang telah peneliti tulis dalam bab 2 (Tinjauan Pustaka). Menghubungkan dan menyatukan hasil penelitian atau temuan-temuan penelitian dengan teori-teori terkait yang telah ditulis dalam bab 2 dengan jalan menjelaskan hasil temuan penelitian ke dalam konteks teori-teori yang lebih luas.
Pembahasan data secara eksplisit yang telah dianalisis tersebut mengarah kepada jawaban permasalahan atau pencapaian tujuan penelitian. Tentu saja dalam memberikan penafsiran-penafsiran untuk mengarah kepada permasalahan atau tujuan penelitian harus menggunakan logika dan teori-teori yang telah ada.
Di dalam pembahasan sebaiknya peneliti berani mengungkapkan kelebihan-kelebihan dari hasil penemuannya. Mengungkapkan kelebihan tentu dibandingkan dengan penemuan yang telah ada. Kelebihan bisa ditinjau dari segi kualitas, keluasan dalam pemanfaatan, efektifitas dan efisiensi, ekonomis dan sebagainya. Selain itu peneliti juga harus berani mengungkapkan kekurangan dari penelitiannya maupun penemuannya. Karena dari sekian keunggulannya tentu ada kelemahan-kelemahan spesifik yang muncul akibat dari inovasi yang dilakukan. Misalnya kualitas salah satu komponen yang tidak tahan air, atau sulit diperoleh di daerah pedesaan/perkotaan.
Tujuan dari pembahasan adalah :
1. Untuk memperoleh jawaban dari masalah penelitian, atau memberikan informasi bagaimana tujuan dari penelitian yang dilakukan tercapai.
2. Memberikan penafsiran-penafsiran dari temuan yang diperoleh dalam proses penelitian.
3. Menghubungkan dan menyatukan antara temuan penelitian dengan teori-teori yang telah ada.
4. Memodifikasi teori yang sudah ada atau menyusun teori baru
5. Menjelaskan kesimpulan-kesimpulan lain dan keterbatasan dari temuan-temuan penelitian

 

Pembahasan

Bagian pembahasan dalam sebuah karya tulis ilmiah merupakan bagian yang berisi hasil analisa peneliti dari data-data yang telah diperoleh. Peneliti mengemukakan dan menganalisis makna dari penemuan dalam penelitian dan menghubungkan dengan pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis. Setiap pernyataan yang dibuat oleh peneliti harus jelas dan didukung oleh teori-teori yang ada dan relefan. Semakin dalam dan kuat pembahasan dari hasil penelitian maka semakin dapat dipercaya hasil-hasil penelitian itu. Kedalaman dalam menganalisa atau membahas data-data hasil penelitian juga menunjukkan tingkat penguasaan peneliti terhadap materi yang diteliti. Tentu ini merupakan penyumbang skor penilaian yang baik dalam sebuah lomba karya ilmiah remaja.
Dalam bab pembahasan ini banyak keterkaitan dengan teori-teori yang telah peneliti tulis dalam bab 2 (Tinjauan Pustaka). Menghubungkan dan menyatukan hasil penelitian atau temuan-temuan penelitian dengan teori-teori terkait yang telah ditulis dalam bab 2 dengan jalan menjelaskan hasil temuan penelitian ke dalam konteks teori-teori yang lebih luas.
Pembahasan data secara eksplisit yang telah dianalisis tersebut mengarah kepada jawaban permasalahan atau pencapaian tujuan penelitian. Tentu saja dalam memberikan penafsiran-penafsiran untuk mengarah kepada permasalahan atau tujuan penelitian harus menggunakan logika dan teori-teori yang telah ada.
Di dalam pembahasan sebaiknya peneliti berani mengungkapkan kelebihan-kelebihan dari hasil penemuannya. Mengungkapkan kelebihan tentu dibandingkan dengan penemuan yang telah ada. Kelebihan bisa ditinjau dari segi kualitas, keluasan dalam pemanfaatan, efektifitas dan efisiensi, ekonomis dan sebagainya. Selain itu peneliti juga harus berani mengungkapkan kekurangan dari penelitiannya maupun penemuannya. Karena dari sekian keunggulannya tentu ada kelemahan-kelemahan spesifik yang muncul akibat dari inovasi yang dilakukan. Misalnya kualitas salah satu komponen yang tidak tahan air, atau sulit diperoleh di daerah pedesaan/perkotaan.
Tujuan dari pembahasan adalah :
1. Untuk memperoleh jawaban dari masalah penelitian, atau memberikan informasi bagaimana tujuan dari penelitian yang dilakukan tercapai.
2. Memberikan penafsiran-penafsiran dari temuan yang diperoleh dalam proses penelitian.
3. Menghubungkan dan menyatukan antara temuan penelitian dengan teori-teori yang telah ada.
4. Memodifikasi teori yang sudah ada atau menyusun teori baru
5. Menjelaskan kesimpulan-kesimpulan lain dan keterbatasan dari temuan-temuan penelitian

Contoh format

http://4.bp.blogspot.com/_C9PUX2VYZUg/THZMOXyGWCI/AAAAAAAAAc4/qf4WodyLVx4/s400/format+hasil+penltian.jpg
,

BAB KESIMPULAN DAN SARAN

Bab kesimpulan dan saran merupakan bab terakhir dari bagian isi karya tulis ilmiah remaja. Dimana dalam bab ini ada dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran. Ada pula yang menuliskan bab terakhir ini dengan istilah bab penutup, namun isinya sama yaitu kesimpulan dan saran.
Kesimpulan
Pada kesimpulan peneliti membuat kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan rumusan masalah. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dijukan pada bab 1.
Kesimpulan tidak sama dengan rangkuman atau ringkasan yang bertujuan untuk mempercepat pembaca memahami isi buku atau karya tulis, tetapi kesimpulan adalah memperkukuh hasil penelitian yang terfokus pada penyelasaian dan jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.
Contoh 1:
Dari rumusan masalah : Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan kecambah ?
5.1 Kesimpulan
Intensitas cahaya mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kecambah, semakin kecil intensitas cahaya yang diterima kecambah maka semakin cepat pertumbuhan kecambahnya.
Contoh 2:
Dari rumusan masalah : (Juara I, Bidang Sosial, Lipi 2004.)
1. Adakah siswa yang melakukan aktifitas supranatural untuk meningkatkan nilai ?
2. Ragam supranatural apa yang paling diminati siswa untuk meningkatkan nilai UAN ?
3. Mengapa siswa melakukan aktivitas supranatural untuk meningkatkan nilai ?
5.1 Kesimpulan
1. Ada siswa yang melakukan aktifitas supranatural untuk meningkatkan nilai, yaitu 35% (60 responden)
2. Ragam supranatural apa yang paling diminati siswa untuk meningkatkan nilai UAN adalah barang-barang gaib seperti akik, cincin dan lain-lain, yaitu 20% (60 responden)
3. Siswa melakukan aktivitas supranatural untuk meningkatkan nilai karena didominasi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternalnya meliputi: tidak percaya sekolah atau guru dan lebih percaya supranatural dari pada belajar, yaitu 45% (135 responden). Faktor internalnya yaitu merasa tidak mampu, malas belajar dan menambah percaya diri (semangat), 55% (165 responden)

Saran

Saran diberikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk menindaklanjuti hasil penelitian atau menerapkan hasil penelitian. Aplikasi dari saran ini diharapkan adanya perubahan dan kemajuan dibidang ilmu tertentu yang terkait dengan hasil penelitian, harapan adanya penyelasaian atau jalan keluar dari suatu permasalahan yang urgen dalam kehidupan orang banyak.
Contoh saran :
5.2 Saran
1. Semoga hasil penelitian ini dapat dipergunakan dalam proses pembuatan tempe oleh pembuat atau pengusaha tempe.
2. Agar penelitian ini dapat diteliti lebih jauh demi peningkatan ilmu pengetahuan, mutu tempe dan keberhasilan pengusaha tempe

Saran

Saran diberikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk menindaklanjuti hasil penelitian atau menerapkan hasil penelitian. Aplikasi dari saran ini diharapkan adanya perubahan dan kemajuan dibidang ilmu tertentu yang terkait dengan hasil penelitian, harapan adanya penyelasaian atau jalan keluar dari suatu permasalahan yang urgen dalam kehidupan orang banyak.
Contoh saran :
5.2 Saran
1. Semoga hasil penelitian ini dapat dipergunakan dalam proses pembuatan tempe oleh pembuat atau pengusaha tempe.
2. Agar penelitian ini dapat diteliti lebih jauh demi peningkatan ilmu pengetahuan, mutu tempe dan keberhasilan pengusaha tempe
Contoh format Kesimpulan dan saran :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5.2 Saran
1) ……………………………………………………..…………….………………………………………
2) ………………………………………………..…….……………………………………………………
3)………………………………………………………………………………………………….…………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar