1. BAGIAN MUKA KARYA ILMIAH REMAJA
Bagian
muka merupakan bagian awal dari laporan penelitian (karya tulis ilmiah) yang
terdiri dari sampul dan halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan
abstrak.
1.1. Sampul dan Halaman Judul
Sampul
merupakan lembar pertama dari bagian muka penulisan karya tulis ilmiah. Bagian
ini berisi judul penelitian yang menggambarkan isi sebuah laporan penelitian.
Judul ditulis dengan huruf kapital yang posisinya pada halaman sampul tepat di
tengah-tengah (simetris).
Warna
kertas sampul biasanya ada yang ditentukan oleh panitia pelaksana lomba, ada
pula yang bebas menurut selera penulis. Jika warna sampul tidak ditentukan oleh
panitia, penulis dalam memilih warna agar memperhatikan kekontrasan dengan
warna tulisan sehingga memudahkan untuk dibaca.
Beberapa
komponen yang harus ditulis pada sampul dan halaman judul :
1. Judul penelitian
2. Tujuan pembuatan karya tulis ilmiah
3. Logo lembaga peneliti (sekolah siswa)
4. Nama siswa peneliti
5. Nama institusi
6. Tempat
7. Tahun
1) Judul Penelitian
Judul merupakan cermin dari keseluruhan isi sebuah karya tulis ilmiah. Dengan membaca judul sebuah karya
tulis ilmiah orang bisa mendapatkan gambaran tentang isi dan masalah apa yang
diteliti. Dalam membuat judul seharusnya memenuhi syarat-syarat umum judul yang
baik. Berbicara tentang judul yang baik sebenarnya sama dengan membahas sebuah
ide atau gagasan yang baik untuk dijadikan karya ilmiah. Artinya kalau ide atau
gagasan yang akan diwujudkan dalam sebuah karya ilmiah itu memenuhi syarat
sebagai ide yang baik maka secara otomatis judul karya ilmiah bisa disusun
dengan baik. Atau sebaliknya kalau ada judul karya ilmiah yang baik tentu itu
muncul dari gagasan atau ide yang baik pula. Untuk itu kalau dalam buku ini
diuraikan syarat-syarat judul yang baik artinya sama halnya dengan bagaimana
membuat ide yang baik untuk sebuah karya ilmiah.
Syarat
Judul Yang Baik:
a. Menarik Minat
Judul yang menarik dan diminati terutama oleh peneliti
akan memberikan dorongan yang kuat bagi peneliti untuk melakukan penelitian
hingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Bagi pembaca, judul yang menarik minat
akan memberikan rangsangan untuk membaca isi dan alur penelitian dalam karya
tulis ilmiah dari awal hingga akhir penelitian. Sedangkan bagi juri dalam lomba
karya tulis ilmiah tentu judul mempunyai pengaruh dalam penilaian. Terutama
kesesuaian antara judul dengan tema yang ada, kesesuaian antara judul dengan
latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kesimpulan.
b.
Ringkas, Jelas dan Spesifik
Judul yang baik adalah judul yang tidak "bertele-tele" atau
ringkas tetapi jelas menggambarkan isi atau masalah yang diteliti. Judul
haruslah memudahkan bagi orang untuk memahami isi dari keseluruhan apa yang diteliti,
untuk itu sebaiknya judul ditulis dalam bentuk kalimat pernyataan. Judul yang spesifik adalah judul yang
kata-kata atau kalimatnya tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi setiap orang
yang membacanya.
c. Berisi variabel yang diteliti
Sebisa mungkin dalam judul mengandung
variabel-variabel yang akan diteliti, karena judul merupakan cermin dari
keseluruhan isi sebuah karya tulis ilmiah. Pengertian variable menurut beberapa
pakar adalah sebagai berikut :
a) Suharsimi
Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian.
b) Ibnu
Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau
fenomena yang diteliti.
c) Sutrisno
Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau
tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
d) M.
Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
Beberapa pengertian variable di atas
dapat digunakan sebagai pedoman untuk membuat judul karya tulis ilmiah. Lalu
pengertian mana yang digunakan? penelitil dapat memilih mana yang akan
digunakan disesuaikan dengan topic dari penelitian. Artinya bila dalam
penelitian terdapat objek yang menjadi titik perhatian maka objek itu harus ada
di dalam judul. Bila dalam penelitian terdapat objek yang diamati atau fenomena
yang diteliti maka sebaiknya di dalam judul mengandung objek pengamatan atau
fenomena yang diteliti.
d. Menghindari duplikasi dengan judul
lain
Judul peneltian tidak boleh sama dengan judul penelitian
yang sudah ada, baik itu karya sendiri maupun hasil penelitian orang lain. Bila
ingin melanjutkan atau mengembangkan dari penelitian yang sudah ada maka judul
bisa dibuat lebih spesifik sesuai dengan pengembangan penelitiannya.
2) Tujuan Penelitian
“Diajukan untuk mengikuti
Lomba Karya Ilmiah Remaja 2010
Dalam rangka memperingati hari fisika
sedunia
Di Universitas Negeri Surabaya”
3) Logo Lembaga Peneliti
Logo adalah huruf
atau gambar lambang yang mengandung makna. Atau bisa diartikan sesuatu seperti
tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu. Logo yang ada
pada sampul karya tulis ilmiah adalah logo lembaga atau instansi dimana
peneliti berada atau sebagai anggota dalam lembaga tersebut. Untuk siswa yang
membuat karya ilmiah remaja maka logo yang dicantumkan di halaman judul adalah
logo sekolah tempat siswa tersebut bersekolah. Jadi bila peneliti mewakili
lembaga sekolah maka logo dalam sampul sebaiknya logo sekolah. Jika peneliti
mewakili karang taruna maka dalam sampul karya tulis ilmiah diberi logo karang
taruna.
4) Nama Peneliti
Nama peneliti ditulis
sesuai dengan nama-nama yang terlibat dalam penelitian, baik individu maupun
kelompok. Apabila menjadi finalis dalam lomba tingkat nasional biasanya nama
peneliti yang dipanggil atau diundang untuk presentasi adalah nama yang
pertama, artinya nama paling atas dianggap sebagai ketua tim atau ketua
kelompok. Untuk itu dalam menuliskan nama-nama yang terlibat dalam penelitian
hendaknya dipertimbangkan bahwa nama yang penulisannya paling atas adalah ketua
kelompok penelitian.
5) Nama Institusi
Nama institusi adalah nama lembaga atau
organisasi apa yang merupakan tempat asal peneliti untuk melakukan penelitian.
Bagi siswa dari sekolah maka yang dicantumkan adalah nama sekolah atau madrasah
tempat siswa tersebut masih aktif memperoleh pendidikan.
6) Tempat
Tempat yang
dicantumkan pada sampul karya tulis ilmiah adalah nama kabupaten atau kota
dimana lembaga peneliti berada.
7) Tahun
Penulisan
tahun pada sampul karya tulis ilmiah adalah tahun pada saat peneliti
menyelesaikan atau mendapat persetujuan dari kepala sekolah tentang hasil
penelitian yang sudah berupa makalah (buku laporan penelitian).
Lembar Persetujuan
Halaman persetujuan merupakan halaman
yang berisikan persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap proses, hasil
dan laporan penelitian siswa. Dalam halaman ini berisi judul penelitian, nama
peneliti, terdapat kalimat telah menyetujui, tempat, tanggal, bulan, dan tahun,
serta nama pembimbing.
Halaman Pengesahan
Halaman
pengesahan merupakan halaman yang berisikan pernyataan pengesahan dari kepala
lembaga/kepala sekolah terhadap penelitian dan hasil karya tulis yang akan
diikutsertakan dalam sebuah lomba karya tulis ilmiah siswa. Format halaman
pengesahan hampir sama dengan halaman persetujuan.
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Kata
pengantar merupakan bagian yang berisikan kalimat pengantar dari penelitian.
Dalam menuliskan kata pengantar ada kalimat ungkapan rasa syukur kepda Tuhan
Yang Maha Esa, menjelaskan motivasi penelitian, judul penelitian, ucapan
penghargaan dan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung dan membantu
proses penelitian.
Daftar Isi
Daftar isi merupakan susunan
keseluruhan isi karya tulis ilmiah. Dalam daftar isi terdapat keterangan judul
bab, sub bab beserta keterangan nomor halamannya. Daftar isi sangat mempermudah
pembaca dan dewan juri apabila ingin membaca bagian-bagian tertentu dari karya
tulis.
Abstraksi Karya Ilmiah Remaja
Halaman
Abstraksi
Abstrak dalam penulisan karya ilmiah merupakan intisari dari seluruh
isi laporan penelitian. Pembaca dengan mudah dan singkat dapat memperoleh
informasi tentang isi keseluruhan karya tulis apabila membaca abstrak dari
sebuah karya ilmiah.
Pada halaman abstraks, kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan
huruf kapital. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak,
sedangkan judul ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf pertama pada setiap
kata) italic atau cetak miring dan diakhiri dengan tanda titik.
Beberapa isi
yang harus disajikan dalam abstrak antara lain:
1. Terdapat pengantar sebuah
penelitian dengan mengemukakan alasan mengapa penelitian ini yang
dilakukan/mengapa judul ini yang diambil sebagai penelitiannya. (bagian ini
bisa diambil dari latar belakang penelitian. Cara mengambilnya adalah dengan
mencari kalimat yang mewakili latar belakang, atau kalimat yang merupakan
bagian utama dari latar belakang. Bias satu atau dua paragraph yang digabung
jadi satu)
2. Menuliskan metode penelitian
mulai dari desain penelitian, populasi, sampel, sampling, variabelnya apa,
metode pengumpulan data, alat ukurnya dan metode analisa data yang digunakan.
(bagian ini dapat diambil dari bab metode penelitian, disesuaikan dengan urutan
sub bab-nya)
3. Menuliskan hasil utama dari
penelitian yang telah dilakukan. (bagian ini dapat diambil dari bab hasil
penelitian, namun tidak semua hasil yang harus diungkapkan dalam abstrak tetapi
cukup rangkuman yang mendekati kesimpulan)
4. Menuliskan kesimpulan dari hasil
penelitian dan analisa data. (bagian ini dapat di copy dari bab penutup yang
berupa kesimpulan)
5. Secara umum ditulis satu spasi, satu paragraf,
dengan jumlah kata sekitar 200 sampai dengan 250 kata atau maksimal satu
halaman.
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa upaya yang dilakukan
oleh lumbung pangan dalam strategi memenuhi kebutuhan masyarakatnya?
2. Apakah dengan adanya
lumbung pangan dapat mensejahterakan masyarakat?
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui upaya
yang dilakukan oleh lumbung pangan dalam strategi pembangunan masyarakat Desa
Ngayung.
2. Untuk mengetahui manfaat
dibentuknya lumbung pangan terhadap perekonomian masyarakat Desa Ngayung
LATAR BELAKANG MASALAH
Latar Belakang
Pada
latar belakang, peneliti atau penulis harus dapat mengemukakan alasan
(argumentasi) atau hal-hal yang mendorong pentingnya dilakukan penelitian,
proses identifikasi masalah, pentingnya (urgensi) masalah yang diteliti,
bagaimana permasalahan hingga saat ini belum ada solusi, dan bagaimana
solusinya. Dan yang perlu diingat oleh peneliti/penulis makalah adalah bahwa
masalah yang akan dijadikan “rumusan masalah” dalam penelitian merupakan akibat
dari latarbelakang, sehingga antara latarbelakang dengan rumusan masalah menjadi
sangat terkait. Artinya tidak akan ada masalah jika tidak dilatarbelakangi oleh
beberapa kenyataan/fakta yang diuraikan dalam latarbelakang.
Dalam penulisan latar belakang, anda sajikan masalah yang diteliti (yang hendak dipecahkan) dengan menampakkan bahwa masalah itu mengandug unsur-unsur :
(a) riil, nyata (artinya benar-benar ada, benar-benar terjadi)
(b) problematik (menjadi suatu masalah yang harus dicari solusinya)
(c) manfaatnya jelas (hasil dari penelitian akan mempunyai manfaat)
Untuk itu agar terjamin keruntutan alur ide yang baik beberapa saran berikut dapat diikuti :
Dalam penulisan latar belakang, anda sajikan masalah yang diteliti (yang hendak dipecahkan) dengan menampakkan bahwa masalah itu mengandug unsur-unsur :
(a) riil, nyata (artinya benar-benar ada, benar-benar terjadi)
(b) problematik (menjadi suatu masalah yang harus dicari solusinya)
(c) manfaatnya jelas (hasil dari penelitian akan mempunyai manfaat)
Untuk itu agar terjamin keruntutan alur ide yang baik beberapa saran berikut dapat diikuti :
1) Alinea pertama :
Dalam alenia pertama ungkapkan gambaran situasi secara umum, kondisi-kondisi umum yang terkait dengan topik atau permasalahan. Pada akhir alenia arahkan ke dalam situasi khusus, atau lebih spesifik mengarah ke topik atau permasalahan yang akan dibahas.
2) Alenia ke dua :
Uraikan dalam alinea kedua realitas masalah yang akan diteliti. Tunjukkan bahwa masalah yang diteliti benar-benar riil/ada/dirasakan di tempat/ lingkungan tertentu. Untuk itu beri dukungan data/fakta secukupnya. Pada tahap ini analisis dokumen/catatan harian/kajian pustaka/observasi harian dapat disajikan untuk mendukung realitas masalah tersebut. Oleh sebab itu, kondisi awal (jumlah, karakteristik, dst.) harus dipotret secara jelas sehingga kelak dapat dilihat perbedaannya dengan kondisi akhir/ setelah diberi solusi/intervensi dari hasil penelitian.
3) Alenia ke tiga :
Dalam alenia ketiga: tunjukkan masalah yang akan diteliti bersifat problematik (artinya : masalah tersebut perlu dipecahkan). Untuk itu, sajikan alasan–alasan mendasar dan mendesak bahwa masalah itu perlu dipecahkan. Tunjukkan pula posisi penelitian ini dalam khasanah penelitian-penelitian sebelumya sehingga urgensinya jelas.
4) Alenia ke empat :
Dalam alenia empat tunjukkan manfaat penelitian. Manfaat–manfaat nyata yang segera dapat dirasakan disajikan.
5) Alenia ke lima :
Pada alenia ke lima : hal-hal lain yang perlu ditambahkan, seperti: (a) focus penelitian, (b) hal-hal yang dianggap perlu.
Rumusan Masalah
Ciri-ciri Masalah Yang Baik
Agar penelitian yang akan
dilakukan mempunyai nilai manfaat, ke-urgen-an yang tinggi dan tidak banyak
kendala pada saat melakukan penelitian, maka seorang peneliti harus
pandai-pandai memilih masalah yang akan diteliti. Ada beberapa ciri masalah
yang bisa diperhatikan, baik dilihat dari segi isi maupun dari segi penunjang
yang diperlukan dalam pemecahan masalah. Diantara ciri-ciri masalah yang baik
untuk penelitian adalah sebagai berikut :
· Mempunyai
nilai penelitian
· Mempunyai
niliai fisibilitas
· Sesuai
dengan kualifikasi peneliti
Pada
umumnya penulisan rumusan masalah penelitian mempunyai syarat sebagai berikut:
· Rumusan masalah
harus mempertanyakan hubungan antara dua variabel.
· Rumusan masalah
harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Umumnya
dalam bentuk pertanyaan.
Rumusan
masalah harus dapat dijawab secara empirik, artinya dapat dijawab melalui data
yang dikumpulkan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menjelaskan jawaban
atas pertanyaan atau masalah-masalah pokok yang diajukan dalam rumusan masalah.
Dalam tujuan penelitian ini peneliti harus mengungkapkan sasaran yang ingin
dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi
dari rumusan masalah. Perbedaan antara rumusan masalah dengan tujuan penelitian
adalah kalau pada rumusan masalah berbentuk kalimat pertanyaan, sedangkan pada
tujuan penelitian berbentuk kalimat pernyataan.
1.2 Rumusan Masalah (Juara I, LKIR 2004,
ITB)
Sebenarnya
cukup banyak pemanfaatan musik klasik dengan frekwensi yang dihasilkan, namun
akan kami kemukakan satu permasalahan yang sesuai dengan fenomena di atas:
1. Apakah
music klasik dapat dijadikan sebagai sarana pra penangkapan ikan ?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk
menegtahui music klasik dapat dijadikan sebagai sarana pra penangkapan ikan
Juara 3 LKIR se Jawa Timur-Bali di UNIBRAW Maret 2007 dengan judul “Peran Lumbung Pangan Dalam Mengatasi Krisis Pangan Di Kabupaten Lamongan Study Kasus Desa Ngayung Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan”
Tahap Penyusunan Tinjauan Pustaka
Langkah-langkah
dalam penyusunan dan penulisan tinjauan pustaka bisa sebagai berikut:
1. Penelusuran Awal
Melakukan
pencarian bahan pustaka dengan membaca judul-judul buku, artikel, hasil
penelitian yang mempunyai topic sama dengan permasalahan yang akan diangkat
sebagai karya ilmiah. Dengan cara melakukan pemeriksaan sepintas terhadap
sumber pustaka yang tersedia dan dikaitkan dengan masalah penelitian yang akan
diteliti. Dengan penelusuran awal ini, akan diperoleh informasi tentang banyak
atau sedikitnya sumber pustaka yang relevan dan mendukung permasalahan
penelitian. Dari data ini peneliti bisa menentukan apakah ide atau masalah yang
akan diteliti cukup data, cukup literature atau tidak. Jika bahan pustaka yang
terkait dengan permasalahan tidak mencukupi maka harus memilih, yaitu
penelitian tetap dilanjutkan dengan keterbatasan literature atau apa harus
ganti topik permasalahan lain dengan literature yang lebih mencukupi.
2. Penelusuran
Sekunder
Penelusuran
dilakukan terhadap sumber pustaka secara lebih mendalam dan relevan yang
terkait dengan masalah penelitian. Sumber pustaka yang diperoleh diharapkan
yang terbaru dan komprehensif baik berupa buku bacaan rujukan maupun laporan
riset. Pada langkah ini pemilihan bahan pustaka lebih spesifik mengarah pada
permasalahan. Teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan pembahasan
diinventarisir sesuai kebutuhan dan urutan yang benar. Tidak semua teori atau
tulisan dalam bahan pustaka harus diambil karena meskipun dalam satu judul
belum tentu kalau semuanya terkait dengan permasalahan atau pembahasan
penelitian yang sedang dibuat.
3. Penulisan Hasil Penelusuran
Setelah bahan pustaka
diperoleh dan diiventarisir, langkah selanjutnya adalah menyusun dan menulis
tinjauan pustaka atau landasan teori. Urutan penulisan hendaknya memperhatikan
urutan variable dalam judul atau dalam rumusan masalah. Misalnya judul penelitian
“pengaruh pemberian pupuk A terhadap pertumbuhan daun tembakau” maka urutan
yang baik dalam menyusun tinjauan pustaka adalah : pupuk (di dalamnya
terdapat pupuk A), pertumbuhan, dan tembakau (di dalamnya terdapat daun
tembakau).
Bahan Tinjauan Pustaka
Bahan
tinjauan pustaka adalah tulisan berisi teori-teori yang bisa mendasari dalam
olah pikir sehingga permasalahan yang diajukan dapat dicari jawabannya. Olah
pikir yang dimaksud disini adalah cara berpikir peneliti dalam merencanakan
langkah-langkah penelitian, melakukan penelitian, menganalisa hasil penelitian,
membahas hasil penelitian sampai menyimpulkan hasil penelitian. Semua
aktivifitas yang berhubungan dengan penelitian tersebut akan lebih kuat dan
diakui secara ilmiah jika selalu berpedoman pada dasar teori yang sudah ada
dari tinjauan pustaka.
Pemilihan
bahan untuk tinjauan pustaka harus memperhatikan dua hal, yaitu:
1. Prinsip
kemutakhiran
Prinsip
kemutakhiran sangat penting dalam pengambilan buku sebagai sumber tinjauan
pustaka, hal ini karena ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan. Suatu
teori efektif pada masa periode tertentu, tetapi kemungkinan pada masa periode
berikutnya sudah ditinggalkan karena tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Dengan prinsip kemutakhiran maka peneliti dapat memberikan alasan-alasan sesuai
dengan perkembangan ilmu yang ada dizamannya.
2. Prinsip
relevansi
Prinsip
relevansi akan menghasilkan tinjauan pustaka yang sesuai, yang terkait dengan
bidang atau topik penelitian. Suatu teori yang tidak ada hubungannya dengan penelitian
seharusnya tidak dikemukakan dalam tinjauan pustaka karena akan mubazir, tidak
akan memberikan dukungan pada hasil penelitian.
Sumber Tinjauan Pustaka
Bahan-bahan
tinjauan pustaka dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku teks, jurnal
penelitian, tesis dan skripsi, buletin, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan
lembaga-lembaga lain dan internet.
1) Buku Teks
Buku teks merupakan
arsip ilmu pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan (berbagai ilmu
pengetahuan). Buku teks bisa juga diartikan salah satu jenis buku pendidikan
yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu,
yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu,
orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan.
Sementara itu Direktorat
Pendidikan Menengah Umum (2004:3) menyebutkan bahwa buku teks atau buku
pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi
tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya
dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Substansi yang ada dalam buku
diturunkan dari kompetensi yang harus dikuasai oleh pembacanya (dalam hal ini
siswa).
Buku teks masuk dalam
katagori buku referensi. Referensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
ketiga Balai Pustaka, mengandung makna sumber acuan, rujukan, petunjuk. Yang
dimaksud sumber acuan diantaran buku teks (lembaran terjilid).
2) Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian
adalah majalah ilmiah yang berisi hasil-hasil penelitian dan pertemuan ilmiah
(misalnya seminar), yang diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah. Jurnal ini
berisi lebih dari satu artikel yang merupakan hasil karya para pakar dan
ilmuwan. Misalnya jurnal penelitian yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI).
3) Tesis, Skripsi dan Disertasi
Skripsi, Tesis, dan
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang disyaratkan untuk lulus pendidikan
jenjang S-1, S-2 dan S-3. Dalam penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
sebenarnya sama, bedanya semakin tinggi tingkatannya, maka semakin dibutuhkan
banyak data-data otentik dan teori-teori yang harus dirujuk sebagai dasar
penelitian, dan juga cara penyajiannya mulai dari hanya mendeskripsikan suatu
obyek penelitian sampai dengan menghasilkan suatu teori berdasarkan fakta-fakta
empiris.
4) Buletin
Buletin adalah tulisan
ilmiah pendek yang terbit secara periodic yang berisi catatan-catatan ilmiah
atau petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan operasional. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia edisi ketiga Balai Pustaka, buletin adalah media cetak berupa
selebaran atau majalah berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang
diterbitkan secara periodic oleh suatu organisasi atau kelompok profesi
tertentu.
5) Media Elektronik dan Internet atau on line
Di era globalisasi
dengan kemajuan yang sangat pesat dibidang informasi dan teknologi, banyak
informasi ilmiah yang tersedia untuk diakses secara elektronis atau on-line.
Informasi ilmiah tersebut tersedia dari media seperti: CD, rekaman suara,
rekaman video, dan lewat internet.
Mencari informasi
ilmiah secara on-line mempunyai beberapa keuntungan, yaitu antara lain:
tersedia banyak informasi yang dapat dipilih, informasi elektronik biasanya
lebih baru karena prosesnya lebih cepat dari pada literature yang berupa media
cetak, dan hasilnya sudah berupa tulisan yang bisa langsung dipakai atau di
edit sesuai kebutuhan.
Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat
dan waktu peneltian harus dijelaskan dalam bab metode penelitian. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca mengatahui dimana penelitian ini dilakukan dan kapan
dilakukannya. Ada beberapa penelitian yang hasilnya dipengaruhi oleh tempat dan
waktu penelitian. Sebagai contoh: penelitian “pengaruh frekwensi pemberian
pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman sawi”, dalam penelitian ini tentu
sangat dipengaruhi tempat dimana penelitian ini dilakukan. Apapun yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi jelas ada perbedaan antara “pertumbuhan”
tanaman sawi yang tumbuh di pegunungan dengan “pertumbuhan” tanaman sawi yang
tumbuh di dataran rendah. Begitu juga waktu penelitian jika penelitian
dilakukan pada musim penghujan dengan penelitian yang dilakukan dimusim kemarau
akan memberikan dampak yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman sawi.
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang akan
digunakan dalam melakukan tahap-tahap kerja dalam proses penelitian. Atau di
tingkat sekolah menegah yang lebih dikenal dengan istilah langkah kerja.
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan dalam
sebuah penelitian sangatlah perlu diberikan pada setiap jenis penelitian,
terutama penelitian eksperimental. Ada pula yang mendefinisikan bahwa desain
penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Demikian pula dalam penulisan laporan penelitian, ada
yang menuliskan desain penelitian, ada pula yang membuat desain hanya sebagai
panduan dalam melaksanakan penelitian dan tidak ditulis dalam karya tulis hasil
penelitiannya. Untuk karya ilmiah remaja umumnya desain penelitian menerangkan
teknik penelitian yang digunakan. Artinya penelti cukup memberi penjelasan
singkat tentang teknik yang digunakan selama melakukan penelitian sampai
menghasilkan data untuk disimpulkan. Namun yang perlu diingat adalah bahwa
teknik apa saja yang dijelaskan dalam makalah, mengandung konsekwensi yaitu
data yang dihasilkan. Jika peneliti menyebutkan menggunakan teknik eksperimen,
maka dalam makalah harus ada data hasil eksperimen. Jika peneliti menjelaskan
bahwa teknik yang digunakan adalah dengan wawancara maka dalam makalah juga
harus ada data hasil wawancara. (Macam-macam desain dan teknik penelitian akan
dibahas pada buku lanjutan.)
Cara penulisan teknik penelitian atau desain penelitian pada
Contoh 1 dan contoh 2 ternyata tidak sama. Pada contoh satu peneliti
menguraikan dengan kalimat sederhana tentang teknik yang digunakan, sedangkan
pada contoh dua peneliti menggambarkan desain penelitianya dengan membuat
gambar diagram langkah penelitian. Berdasarkan pengalaman selama ini ternyata
kedua bentuk di atas diakui kebenarannya terbukti bahwa kedua karya tulis di
atas pernah menjadi finalis tingkat nasional.
Populasi dan Sampel
Salah
satu sub bab dalam bab metode penelitian adalah populasi dan sampel. Dalam sub
bab ini peneliti menguaraikan secara singkat dan jelas tentang apa atau siapa
yang menjadi populasi dan yang menjadi sampel dalam penelitiannya.
1) Populasi
Istilah populasi
biasa digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sample sebagai subjek
penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah semua anggota
populasi, maka istilah yang cocok digunakan adalah subjek penelitian. Dalam
penelitian survai, sumber data umumnya diistilahkan responden, sedangkan dalam
penelitian kualitatif biasanya disebut informan atau subjek.
Populasi
merupakan seluruh subjek atau objek dengan ciri-ciri tertentu yang akan
diteliti. Dalam sebuah penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya
dengan masalah yang ingin dicari jawabannya. Dalam penelitian motivasi
bersekolah misalnya, suatu sampel bisa diambil dari populasi anak usia
sekolah. Dalam penelitian tenaga kerja dipilih populasi penduduk usia
kerja; dalam penelitian manfaat tanaman air yang diplilih sebagai
populasi bisa tanaman enceng gondok.
Berdasarkan sifatnya ada dua macam populasi, yaitu :
a. Populasi Homogen, adalah
objek atau sumber data penelitian yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama.
b. Populasi Heterogen, adalah
sumber data atau objek penelitian yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang berbeda.
2) Sampel
Sampel
merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Dalam sebuah penelitian
tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu/unit dalam sebuah populasi,
karena disamping memakan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang
lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi, peneliti mengharapkan bahwa hasil
yang diperoleh tetap dapat menggambarkan sifat populasi bersangkutan.
Sering timbul pertanyaan, berapa besarnya sampel yang
harus diambil untuk mendapatkan data yang benar-benar representatif (dapat mewakili
karakteristik populasi)? Tidak ada jawaban yang pasti, namun setiap peneliti dapat
mempertimbangkan empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
besarnya sampel dalam suatu penelitian:
a. Derajat keseragaman (degree
of homogenity) dari populasi. Makin seragam anggota populasi itu, makin
memungkinkan peneliti untuk mengambil sampel sekecil mungkin. Contoh untuk
meneliti kualitas deterjen merek SOKLIN, RINSO, WINGS, dan AT-TECK kemasan 1kg,
maka kita dapat mengambil satu bungkus saja dari masing-masing merk di toko
yang menjual deterjen. Kenapa satu? Karena deterjen dalam masing-masing merek
yang diproduksi mempunyai kesamaan/keseragaman yang tinggi.
b. Tingkat ketetapan
(kebenaran) yang dikehendaki oleh peneliti, semakin tinggi tingkat ketetapan
yang diinginkan, makin besar jumlah sampel yang harus diambil. Jadi sampel yang
besar cenderung memberikan penduga yang lebih mendekati nilai sesungguhnya.
c. Rencana analisa, artinya
jumlah sampel yang diambil harus mencukupi untuk kebutuhan analisa.
d. Tenaga, Biaya dan waktu.
3) Sampling
Adanya
penjelasan secara detail tentang karakteristik atau ciri-ciri populasi yang menjadi
objek penelitian sangatlah perlu. Karena dari karakteristik dan ciri-ciri
populasi itulah dapat ditentukan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel
secara tepat. Tujuan dari penentuan besarnya sampel dan cara pengambilan sampel
adalah supaya sampel yang diambil atau dipilih benar-benar representatip, yaitu
dapat mewakili keadaan populasi secara cermat.
Sampling
merupakan suatu tehnik dalam proses menentukan sampel dari populasi yang ada,
yang akan dijadikan penelitian. Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan
sampel, yaitu : 1) pengambilan sampel secara acak/random (random
sampling/probability sampling) dan 2) pengambilan sampel yang bersifat tidak
acak, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Identifikasi Dan Definisi Variabel
Variabel
adalah suatu besaran kuantitatif atau kualitatif yang dapat bervariasi atau
berubah pada situasi tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang
dinyatakan dalam suatu pengukuran baku tertentu, misalnya tinggi badan yang
dinyatakan dalam cm, massa benda dinyatakan dengan Newton, suhu badan dengan oC
(derajad selsius). Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam
satuan pengukuran baku tertentu, misalnya: bau makanan (sedap,kurang sedap,
tidak sedap) , warna (menarik, kurang menarik, tidak menarik), rasa makanan
(enak, kurang enak, tidak enak), kesenangan, dan sebagainya.
Dalam
mengidentifikasi atau menuliskan variabel, peneliti harus menyebutkan atau
menuliskan bagaimana tiap variabel akan diukur. Sebagai misal, dalam pernyataan
tinggi tanaman pepaya bergantung pada jumlah air yang disiramkan pada tanaman
tersebut. Maka “tinggi tanaman” merupakan variabel, sedangkan “tinggi” bukan
variabel.
1) Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel
merupakan bagian dari langkah penelitian yang dilakukan peneliti dengan cara
menentukan variabel-variabel yang ada dalam penelitiannya. Misalnya variabel
manipulasi (variabel bebas/ variabel independen), variabel respon (variabel
dependen/variabel terikat), dan variabel kontrol.
a. Variabel
Manipulasi
Apabila suatu
variabel secara sengaja dimanipulasi dalam suatu situasi maka variabel itu
disebut variabel manipulasi. Variabel manipulasi merupakan faktor yang
menjadi sebab atau terjadinya perubahan variabel lain (yaitu variabel respon).
Variabel manipulasi disebut juga variabel bebas karena variabel ini
secara bebas dapat mempengaruhi variabel lain.
b. Variabel Respon
Variabel yang berubah
sebagai hasil atau akibat dari perubahan variable bebas atau pemanipulasian
disebut variabel respon. Perubahan pada faktor ini karena dipengaruhi
oleh variabel manipulasi. Karena perubahan itu sebagai tanggapan dari faktor
lain (variabel manipulasi) maka disebut variabel respon (variabel terikat).
c. Variabel Kontrol
Disamping variabel
manipulasi, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu hasil
eksperimen. Padahal yang kita inginkan dalam penelitian adalah dapat mengatakan
bahwa variabel manipulas itu adalah satu-satunya variabel yang
berpengaruh pada variabel respon. Oleh karena itu, peneliti harus yakin bahwa
faktor lain yang dapat berpengaruh harus di cegah agar tidak mempengaruhi
variabel respon kecuali variable manipulasi.
Variabel yang dapat
mempengaruhi hasil ekseprimen, tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh
disebut variabel kotrol. Eksperimen yang dilakukan dengan pengontrolan
variabel seperti itu baru dapat disebut prosedur eksperimen yang benar.
Dengan demikian kita dapat mendefinisikan variabel kontrol adalah variabel
yang dijaga agar tidak mempengaruhi hasil eksperimen.
Contoh 1 : identifikasi variabel
Judul
Penelitian: Pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan
tembakau
3.4.1 Identifikasi variabel penelitian
Berbagai
variable dalam penelitian ini dapat kami identifikasi sebagai berikut:
a. Variabel manipulasi
(bebas): frekwensi pemberian pupuk kompos
b. Variabel
respon (terikat): pertumbuhan tembakau
c. variabel kontrol: jenis jagung,
dosis pupuk, media, dsb
Contoh
2: identifikasi variabel
Judul
penelitian : Pengaruh suhu reaksi yang dinaikan terhadap laju reaksi antara
bahan X dengan bahan Y
Variabel yang perlu anda
identifikasi adalah Suhu reaksi dan laju reaksi
3.4.1 Identifikasi variabel penelitian
Dalam
penelitian ini terdapat beberapa variable, diantaranya adalah:
a. Variabel
manipulasi (bebas) : suhu reaksi ( 30oC, 50oC, 75oC,
dst)
b. Variabel
respon (terikat) : laju reaksi
c. variabel kontrol :
konsentrasi bahan, volume, media, dsb.
Langkah Kerja (Cara Kerja)
Kerangka
kerja/langkah-langkah kerja merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan
peneliti dari desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat peneliti.
Langkah kerja ini bisa berupa bagan yang berisikan tahap-tahap kerja penelitian
atau berupa uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sampai
memperoleh data.
Contoh langkah kerja:
Judul Penelitian: Pengaruh
frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10
sampai 45 hari.
Penelitian
ini menggunakan desain penelitian korelasi. Dalam penelitian tersebut kami melakukan
langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. Membuat tiga petak lahan
pertanian dengan panjang dan lebar yang sama yaitu 5 m X 5 m,
2. Menanami masing-masing
petak dengan tanaman jagung yang jenisnya sama dengan jumlah yang sama pula.
3. Memberikan pupuk kompos
pada petak pertama, kedua dan ketiga dengan frekwensi yang berbeda (sebagai
variabel manipulasi) pada setiap tiga tanaman jagung.
4. Melakukan pengukuran
terhadap pertumbuhan jagung dengan cara mengukur pertambahan diameter pangkal
batang jagung yaitu jarak 2cm dari permukaan tanah (sebagai variabel respon)
pada semua batang jagung.
5. Melakukan analisa pada data
hasil penelitian untuk mencari ada tidaknya efek atau pengaruh frekwensi
pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 40
hari.
Langkah Kerja (Cara Kerja)
Kerangka
kerja/langkah-langkah kerja merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan
peneliti dari desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat peneliti.
Langkah kerja ini bisa berupa bagan yang berisikan tahap-tahap kerja penelitian
atau berupa uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sampai
memperoleh data.
Contoh langkah kerja:
Judul Penelitian: Pengaruh
frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10
sampai 45 hari.
Penelitian
ini menggunakan desain penelitian korelasi. Dalam penelitian tersebut kami melakukan
langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. Membuat tiga petak lahan
pertanian dengan panjang dan lebar yang sama yaitu 5 m X 5 m,
2. Menanami masing-masing
petak dengan tanaman jagung yang jenisnya sama dengan jumlah yang sama pula.
3. Memberikan pupuk kompos
pada petak pertama, kedua dan ketiga dengan frekwensi yang berbeda (sebagai
variabel manipulasi) pada setiap tiga tanaman jagung.
4. Melakukan pengukuran
terhadap pertumbuhan jagung dengan cara mengukur pertambahan diameter pangkal
batang jagung yaitu jarak 2cm dari permukaan tanah (sebagai variabel respon)
pada semua batang jagung.
5. Melakukan analisa pada data
hasil penelitian untuk mencari ada tidaknya efek atau pengaruh frekwensi
pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 40
hari.
Langkah Kerja (Cara Kerja)
Kerangka
kerja/langkah-langkah kerja merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan
peneliti dari desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat peneliti.
Langkah kerja ini bisa berupa bagan yang berisikan tahap-tahap kerja penelitian
atau berupa uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sampai
memperoleh data.
Contoh langkah kerja:
Judul Penelitian: Pengaruh
frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10
sampai 45 hari.
Penelitian
ini menggunakan desain penelitian korelasi. Dalam penelitian tersebut kami melakukan
langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. Membuat tiga petak lahan
pertanian dengan panjang dan lebar yang sama yaitu 5 m X 5 m,
2. Menanami masing-masing
petak dengan tanaman jagung yang jenisnya sama dengan jumlah yang sama pula.
3. Memberikan pupuk kompos
pada petak pertama, kedua dan ketiga dengan frekwensi yang berbeda (sebagai
variabel manipulasi) pada setiap tiga tanaman jagung.
4. Melakukan pengukuran terhadap
pertumbuhan jagung dengan cara mengukur pertambahan diameter pangkal batang
jagung yaitu jarak 2cm dari permukaan tanah (sebagai variabel respon) pada
semua batang jagung.
- 5. Melakukan analisa pada data hasil penelitian untuk mencari ada tidaknya efek atau pengaruh frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 40 hari.
Langkah Kerja (Cara Kerja)
Kerangka
kerja/langkah-langkah kerja merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan
peneliti dari desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat peneliti.
Langkah kerja ini bisa berupa bagan yang berisikan tahap-tahap kerja penelitian
atau berupa uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sampai
memperoleh data.
Contoh langkah kerja:
Judul Penelitian: Pengaruh
frekwensi pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10
sampai 45 hari.
Penelitian
ini menggunakan desain penelitian korelasi. Dalam penelitian tersebut kami melakukan
langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. Membuat tiga petak lahan
pertanian dengan panjang dan lebar yang sama yaitu 5 m X 5 m,
2. Menanami masing-masing
petak dengan tanaman jagung yang jenisnya sama dengan jumlah yang sama pula.
3. Memberikan pupuk kompos
pada petak pertama, kedua dan ketiga dengan frekwensi yang berbeda (sebagai
variabel manipulasi) pada setiap tiga tanaman jagung.
4. Melakukan pengukuran
terhadap pertumbuhan jagung dengan cara mengukur pertambahan diameter pangkal
batang jagung yaitu jarak 2cm dari permukaan tanah (sebagai variabel respon)
pada semua batang jagung.
5. Melakukan analisa pada data
hasil penelitian untuk mencari ada tidaknya efek atau pengaruh frekwensi
pemberian pupuk kompos X terhadap pertumbuhan jagung pada umur 10 sampai 40
hari.
Instrumen Penelitian
Pada
instrumen penelitian, peneliti mengemukakan instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel. Instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan perlu
dipaparkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode
terhadap masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan. Apabila instrument
berupa alat dan bahan, peneliti harus memaparkan spesifikasi alat yang
digunakan dan karakteristik bahan yang di pakai. Istilah instrumen dalam
penelitian eksperimental ilmu-ilmu eksakta (IPA) pada umumnya diganti dengan
istilah alat dan bahan.
Data
penelitian diperoleh dari proses penelitian yang membutuhkan banyak biaya,
waktu dan tenaga. Data tersebut tidak berguna bilamana alat atau instrumen
pengukur yang digunakan tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Untuk itu sarat utama instrument adalah harus memiliki dua sifat yaitu
validitas dan reliabilitas.
1) Validitas
Validitas
adalah kemampuan suatu alat (intrumen) untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukur
itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Bila seseorang ingin mengukur massa
benda, maka orang itu harus menggunakan timbangan. Timbangan adalah alat ukur
yang valid bila dipakai untuk mengukur massa benda, karena timbangan
memang alat pengukur massa. Bila panjang suatu benda yang ingin diukur, maka
peneliti harus menggunakan meteran. Meteran adalah alat pengukur yang valid jika
digunakan untuk mengukur panjang benda, karena meteran mempunyai satuan untuk
pengukur besaran panjang.
Bagaimana
jika menggunakan timbangan untuk mengukur panjang benda? tentu hasilnya tidak
valid. Bagaimana kalau mengukur panjang benda dengan menggunakan langkah kaki?
Atau jengkal tangan?
2) Reliabelitas
Reliabilitas
adalah kemampuan alat ukur dalam menunjukkan hasil pengukuran yang relatif
konsisten apabila pengukuran diulangi beberapa kali. Sebagai contoh: ada dua
siswa yang melakukan pengukuran terhadap panjang gedung sekolah. Satu siswa
menggunakan meteran terbuat dari logam untuk mengukur panjang gedung, satu
siswa lagi menggunakan jumlah langkah kaki. Mereka mengulangi tiga kali
pengukuran pada gedung yang sama dengan menggunakan masing-masing alat ukurnya.
Siswa pertama, yang menggunakan meteran dari logam memperoleh hasil pengukuran
pertama, pengukuran kedua dan pengukuran ketiga tentu relatif sama. Sedangkan
siswa kedua, yang menggunakan langkah kaki, besar sekali kemungkinan hasil
pengukuran pertama tidak sama dengan pengukuran kedua dan pengukuran ketiga.
Hal ini disebabkan kemungkinan langkah kaki pada masing-masing pengukuran bisa
saja tidak sama panjangnya. Dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
meteran adalah alat pengukur yang reliabel, sedangkan langkah kaki adalah alat
pengukur yang kurang reliable untuk mengukur besaran panjang.
Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya ilmiah remaja, pengumpulan data berisi
tentang penjelasan bagaimana penggunaan instrumen, apakah instrument digunakan
dengan cara observasi, eksperimen, wawancara, kuissoner atau angket. Sedangkan
pada analisa data, peneliti menjelaskan cara-cara yang digunakan untuk
menganalisa data.
1)
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan
data merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
data-data dari sampel/objek penelitian yang telah dipilih. Pengumpulan data
dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan pengukuran, dengan
mendiskripsikan ciri-ciri suatu objek, atau dengan cara menghitung.
Jenis
sumber data bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber skunder.
Pengambilan data yang diperoleh langsung oleh peneliti disebut sumber primer
dan datanya isebut data primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua atau
data sudah tersedia sedangkan peneliti tinggal merilis dari instansi/lembaga
tertentu disebut sumber sekunder dan datanya disebut pula data skunder.
Penelitian
yang menggunakan pendekatan kualitatif, data yang dihimpun umumnya berupa
kata-kata, bukan angka. Data kualitatif bisa didapat dengan bermacam-macam teknik
misalnya; observasi, angket, wawancara, dan sebagainya.
Teknik
pengumpulan data sangat tergantung dari instrument yang digunakan. Instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan data. Tujuan menggunakan instrumen adalah untuk
memudahkan memperoleh data secara sistematis dan bisa dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya instrumen yang diartikan sebagai alat bantu merupakan sarana yang
dapat diwujudkan dalam bentuk angket (questionnaire), daftar cocok (checklist),
skala (scala), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule),
lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation
schedule), soal ujian (soal tes atau tes), dan sebagaimya.
Data yang
dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab
petanyaan yang telah dirumuskan. Oleh karena data yang diperoleh akan dijadikan
landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang
benar. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, instrumen pengumpulan datanya
harus baik. Ada beberapa instrumen pengumpulan yang akan dibahas berikut ini
sesuai dengan teknik pengumpulan data.
a. Metode Angket (Questionnaire)
Angket
adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia
memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti. Selanjutnya orang yang
bersedia memberikan respon tersebut disebut responden atau sampel.
Tujuan
penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah.
Dalam memberikan respon atau jawaban yang diminta oleh angket responden tanpa
merasa khawatir karena kerahasiaan identitas tidak akan dipublikasikan.
b. Metode Checklist
Checklist atau daftar cek adalah suatu
daftar yang berisi pernyataan dan aspek-aspek yang akan diamati. Bermacam-macam
aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek sehingga pengamat
tinggal memberikan cek (√) pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil
pengamatannya.
c. Metode Wawancara
Wawancara
adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya. Cara wawancara adalah dengan jalan bertanya langsung
kepada orang yang menjadi nara sumber. Wawancara merupakan proses komunikasi
antara dua orang atau lebih, sehingga hasil wawancara ditentukan oleh beberapa
faktor yang saling berinteraksi dan mempengaruhi pada saat proses komunikasi
berlangsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pewawancara, responden,
topik penelitian yang tertuang dalam instrumen penelitian, dan situasi wawancara.
d. Metode Pengamatan (Observation)
Observasi
adalah melakukan pengamatan untuk memperoleh data secara langsung ke objek
penelitian sehingga dapat melihat dari dekat tentang hal-hal yang menjadi
tujuan pengamatan. Objek penelitian bisa berupa aktivitas manusia, fenomena
alam, proses kerja, dan lain sebagainya.
Hasil
pengamatan merupakan data-data atau informasi mengenai segala sesuatu yang ada,
yang terjadi, yang dapat diindera oleh panca indera. Peristiwa, kejadian,
fenomena yang sedang berlangsung pada saat pengamatan dan dianggap penting
dicatat sedetail mungkin.
Metode
pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan bisa dilakukan pada bidang
penelitian baik ilmu-ilmu alam maupun pada penelitian sosial kemanusiaan.
Tetapi pengamatan pada penelitian natura (ilmu pengetahuan alam) biasanya lebih
mudah dilakukan, karena pengukurannya dapat dilakukan pada bagian-bagian
tertentu dari objek dengan menggunakan alat ukur yang sudah umum dan cukup
valid.
e. Metode Tes
Tes adalah
salah satu cara pengumpulan data dimana responden atau objek yang diteliti
diberi satu set lembar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab. Tes ini
biasanya digunakan untuk mengukur ketrampilan dan pengetahuan, inteligensi,
kemampuan bakat dan minat seseorang atau kelompok. Penelitian yang umum
menggunakan metode ini biasanya berupa penelitian tindakan. Dimana dalam proses
penelitiannya responden diberikan tindakan tertentu untuk mengetahui seberapa
besar tindakan itu. Agar pengaruh tindakan dapat dilihat dengan jelas maka peneliti
melakukan pre tes/tes sebelum tindakan dan post tes/tes sesudah tindakan.
f. Metode Dokumentasi
Dokumentasi
adalah pengumpulan data dari tempat penelitian, yaitu meliputi buku-buku yang
relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan
data-data dari penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah atau tujuan
penelitian. Metode dokumentasi biasanya sebagai penunjang metode lain untuk
memperoleh data tambahan yang terkait dengan data utama. Namun tidak menutup
kemungkinan penelitian dilakukan hanya dengan menggunakan metode dokumentasi
saja. Hal ini tentu sangat tergantung dari tema atau permasalahan yang sedang
diteliti.
Contoh Metode Pengumpulan Data
Makalah Juara Harapan dalam
LKIR LIPI 2007, (SMP NEGERI 1 LAREN LAMONGAN)
Judul: Gerakan Anti
Komunis di Kawasan Pantai Utara Kabupaten Lamongan Pasca Peristiwa G 30 S/PKI
tahun 1965
Teknik penelitian
Teknik yang digunakan untuk
mendapatkan data-data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara terhadap
sumber pelaku sejarah, studi literatur, observasi (pengamatan) dan dokumentasi.
Analisis Data
Data yang sudah
dikumpulkan oleh peneliti akan mempunyai fungsi sebagai bahan untuk memecahkan atau
menjawab masalah jika data-data tersebut dianalisis terlebih dahulu.
Menganalisis berarti mengolah data, mengelompokkan data, menyusun data dalam
bentuk yang lebih mudah memperlihatkan hubungan antar gejala atau variabel.
Analisa data ini
menjelaskan tentang dengan cara apa data penelitian tersebut dianalisa
(dilakukan uji statistik atau tidak). Pada penulisan karya ilmiah, analisa data
merupakan bagian yang sangat menentukan tingkat kebenaran kesimpulan hasil
penelitian. Bagi siswa, untuk analisa dapat dilakukan dengan cara mencari
rata-ratanya atau mengubahnya ke dalam bentuk prosentase (%). Hasil rata-rata
atau prosentase itu kemudian ditafsirkan dan dijadikan pedoman untuk membuat
kesimpulan.
Tujuan
analisa data, antara lain sebagai berikut :
1. Memaknai data yang
telah diperoleh untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan.
2. Memperlihatkan
hubungan antara variable-variabel yang terdapat dalam penelitian
3. Menunjukkan kelebihan
dan kekurangan dalam memperoleh data
4. Memperoleh dasar-dasar
untuk membuat kesimpulan.
Adapun bentuk-bentuk
analisa data dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Analisa Kuantitatif
Analisa yang
menggunakan data kuantitatif, dimana data yang digunakan berupa angka-angka
dengan hasil analisa yang disajikan berupa angka-angka (matematis) yang
kemudian diuraikan/dijelaskan atau diinterpretasikan dalam suatu uraian.
b. Analisa Kualitatif
Analisa
Kualitatif artinya peneliti menganalisa dengan menggunakan kalimat-kalimat
deskriptif dari data yang ada (bisa data kuantitatif maupun data kualitatif),
seperti pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca
tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan
uraian dan penafsiran.
Contoh format penulisan Bab 3 Metode Penelitian :
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.1.2 Jadwal Penelitian
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.2 Desain Penelitian
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.3 Populasi, Sampel dan
Sampling
3.3.1 Populasi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.3.2 Sampel
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.3.3 Sampling
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.4 Identifikasi dan
Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Identifikasi Variabel
………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………
3.4.2 Definisi Variabel
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.5 Langkah Kerja
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.6 Instrumen Penelitian
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.7 Tehnik Pengumpulan Data
dan Analisa Data
3.6.1 Tehnik Pengumpulan
Data
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.6.2 Analisa Data
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tehnik Penyajian Data Verbal
Teknik penyajian data
merupakan cara bagaimana seorang peneliti dapat menyajikan data dengan baik
agar dapat dengan mudah dibaca orang lain dan mudah untuk dipahami oleh
pembaca. Data yang disajikan diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi)
dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta bisa berupa deskripsi
informasi lainnya (misalnya dari dokumen, foto, rekaman vidio) dan hasil
pengukuran. Dalam penyajian data hasil penelitian dapat disajikan dalam tiga
cara, yaitu penyajian secara verbal, penyajian secara visual, dan penyajian
secara matematis.
Penyajian verbal merupakan
penyajian hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat berupa
narasi. Dalam penyajian data secara verbal harus diperhatikan :
a) Bahasa
yang tajam, artinya kata-kata yang dipakai harus tegas dan tidak menimbulkan
arti ganda/penafsiran yang berbeda. Setiap orang yang membaca hasil penelitian
akan mempunyai pengertian, gambaran, persepsi yang sama.
b) Objektif,
artinya kalimat yang dipakai tidak diwarnai oleh keinginan-keinginan subjektif
peneliti, tetapi menerangkan apa adanya dari hasil penelitian yang ditunjang
fakta dan informasi yang akurat. Pada penyajian data ini terbatas pada hal-hal
yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
c) Jelas,
artinya mudah dimengerti oleh pembaca, menggunakan bahasa yang baik, sederhana
dan sistematis
d) Ringkas,
kalimat-kalimat yang digunakan tidak berbelit-belit
Contoh penyajian data verbal dari angket:
4.3 Karakteristik responden
berdasarkan kesenangan terhadap pelajaran karya ilmiah remaja
Dari hasil penelitian didapatkan 50 responden, 60% menyatakan
senang sekali, 35% menyatakan biasa-biasa saja dan 15% menyatakan tidak suka.
Contoh penyajian data verbal dari wawancara:
Masyarakat
di desa Suka Maju memanfaatkan kegiatan yang bernuansa relijius dalam
bermusyawarah membangun desanya. Hal ini diceritakan Pak Rahmat, salah satu
tokoh masyarakat setempat dan juga sudah sepuluh tahun menjabat pamong desa,
sebagai berikut : “Warga Desa Suka Maju mempunyai kebiasaan yang sejak saya
lahir sudah ada yaitu setiap malah Jum’at mengadakan pertemuan rutin yang
didalam pertemuan itu acaranya ngaji, arisan dan membahas pembangunan di
wilayah RT. Bahkan jika desa ingin memberikan pengumuman tertentu yang
berhubungan dengan masyarakat dan desa, surat pengumuman dititipkan kepada ketua
RT dan dibacakan pada saat pertemuan malam Jum’at itu.”
Pembahasan
Bagian pembahasan dalam sebuah karya tulis ilmiah merupakan
bagian yang berisi hasil analisa peneliti dari data-data yang telah diperoleh.
Peneliti mengemukakan dan menganalisis makna dari penemuan dalam penelitian dan
menghubungkan dengan pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis. Setiap pernyataan
yang dibuat oleh peneliti harus jelas dan didukung oleh teori-teori yang ada
dan relefan. Semakin dalam dan kuat pembahasan dari hasil penelitian maka
semakin dapat dipercaya hasil-hasil penelitian itu. Kedalaman dalam menganalisa
atau membahas data-data hasil penelitian juga menunjukkan tingkat penguasaan
peneliti terhadap materi yang diteliti. Tentu ini merupakan penyumbang skor
penilaian yang baik dalam sebuah lomba karya ilmiah remaja.
Dalam bab pembahasan ini banyak keterkaitan dengan teori-teori
yang telah peneliti tulis dalam bab 2 (Tinjauan Pustaka). Menghubungkan dan
menyatukan hasil penelitian atau temuan-temuan penelitian dengan teori-teori
terkait yang telah ditulis dalam bab 2 dengan jalan menjelaskan hasil temuan
penelitian ke dalam konteks teori-teori yang lebih luas.
Pembahasan data secara eksplisit yang telah dianalisis tersebut
mengarah kepada jawaban permasalahan atau pencapaian tujuan penelitian. Tentu
saja dalam memberikan penafsiran-penafsiran untuk mengarah kepada permasalahan
atau tujuan penelitian harus menggunakan logika dan teori-teori yang telah ada.
Di dalam pembahasan sebaiknya peneliti berani mengungkapkan
kelebihan-kelebihan dari hasil penemuannya. Mengungkapkan kelebihan tentu
dibandingkan dengan penemuan yang telah ada. Kelebihan bisa ditinjau dari segi
kualitas, keluasan dalam pemanfaatan, efektifitas dan efisiensi, ekonomis dan
sebagainya. Selain itu peneliti juga harus berani mengungkapkan kekurangan dari
penelitiannya maupun penemuannya. Karena dari sekian keunggulannya tentu ada
kelemahan-kelemahan spesifik yang muncul akibat dari inovasi yang dilakukan.
Misalnya kualitas salah satu komponen yang tidak tahan air, atau sulit
diperoleh di daerah pedesaan/perkotaan.
Tujuan dari pembahasan adalah :
1. Untuk
memperoleh jawaban dari masalah penelitian, atau memberikan informasi bagaimana
tujuan dari penelitian yang dilakukan tercapai.
2. Memberikan
penafsiran-penafsiran dari temuan yang diperoleh dalam proses penelitian.
3. Menghubungkan
dan menyatukan antara temuan penelitian dengan teori-teori yang telah ada.
4. Memodifikasi
teori yang sudah ada atau menyusun teori baru
5. Menjelaskan
kesimpulan-kesimpulan lain dan keterbatasan dari temuan-temuan penelitian
Pembahasan
Bagian pembahasan dalam sebuah karya tulis ilmiah merupakan
bagian yang berisi hasil analisa peneliti dari data-data yang telah diperoleh.
Peneliti mengemukakan dan menganalisis makna dari penemuan dalam penelitian dan
menghubungkan dengan pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis. Setiap pernyataan yang
dibuat oleh peneliti harus jelas dan didukung oleh teori-teori yang ada dan
relefan. Semakin dalam dan kuat pembahasan dari hasil penelitian maka semakin
dapat dipercaya hasil-hasil penelitian itu. Kedalaman dalam menganalisa atau
membahas data-data hasil penelitian juga menunjukkan tingkat penguasaan
peneliti terhadap materi yang diteliti. Tentu ini merupakan penyumbang skor
penilaian yang baik dalam sebuah lomba karya ilmiah remaja.
Dalam bab pembahasan ini banyak keterkaitan dengan teori-teori
yang telah peneliti tulis dalam bab 2 (Tinjauan Pustaka). Menghubungkan dan
menyatukan hasil penelitian atau temuan-temuan penelitian dengan teori-teori
terkait yang telah ditulis dalam bab 2 dengan jalan menjelaskan hasil temuan
penelitian ke dalam konteks teori-teori yang lebih luas.
Pembahasan data secara eksplisit yang telah dianalisis tersebut
mengarah kepada jawaban permasalahan atau pencapaian tujuan penelitian. Tentu
saja dalam memberikan penafsiran-penafsiran untuk mengarah kepada permasalahan
atau tujuan penelitian harus menggunakan logika dan teori-teori yang telah ada.
Di dalam pembahasan sebaiknya peneliti berani mengungkapkan
kelebihan-kelebihan dari hasil penemuannya. Mengungkapkan kelebihan tentu
dibandingkan dengan penemuan yang telah ada. Kelebihan bisa ditinjau dari segi
kualitas, keluasan dalam pemanfaatan, efektifitas dan efisiensi, ekonomis dan
sebagainya. Selain itu peneliti juga harus berani mengungkapkan kekurangan dari
penelitiannya maupun penemuannya. Karena dari sekian keunggulannya tentu ada
kelemahan-kelemahan spesifik yang muncul akibat dari inovasi yang dilakukan.
Misalnya kualitas salah satu komponen yang tidak tahan air, atau sulit
diperoleh di daerah pedesaan/perkotaan.
Tujuan dari pembahasan adalah :
1. Untuk
memperoleh jawaban dari masalah penelitian, atau memberikan informasi bagaimana
tujuan dari penelitian yang dilakukan tercapai.
2. Memberikan
penafsiran-penafsiran dari temuan yang diperoleh dalam proses penelitian.
3. Menghubungkan
dan menyatukan antara temuan penelitian dengan teori-teori yang telah ada.
4. Memodifikasi
teori yang sudah ada atau menyusun teori baru
5. Menjelaskan
kesimpulan-kesimpulan lain dan keterbatasan dari temuan-temuan penelitian
Contoh format
,
BAB KESIMPULAN DAN SARAN
Bab
kesimpulan dan saran merupakan bab terakhir dari bagian isi karya tulis ilmiah
remaja. Dimana dalam bab ini ada dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran. Ada
pula yang menuliskan bab terakhir ini dengan istilah bab penutup, namun isinya
sama yaitu kesimpulan dan saran.
Kesimpulan
Pada
kesimpulan peneliti membuat kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada bab
sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan rumusan masalah. Kesimpulan
merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dijukan pada
bab 1.
Kesimpulan
tidak sama dengan rangkuman atau ringkasan yang bertujuan untuk mempercepat
pembaca memahami isi buku atau karya tulis, tetapi kesimpulan adalah
memperkukuh hasil penelitian yang terfokus pada penyelasaian dan jawaban dari
suatu permasalahan yang diteliti.
Contoh 1:
Dari
rumusan masalah : Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan
pertumbuhan kecambah ?
5.1 Kesimpulan
Intensitas cahaya mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kecambah,
semakin kecil intensitas cahaya yang diterima kecambah maka semakin cepat
pertumbuhan kecambahnya.
Contoh 2:
Dari
rumusan masalah : (Juara I, Bidang Sosial, Lipi 2004.)
1. Adakah siswa yang melakukan
aktifitas supranatural untuk meningkatkan nilai ?
2. Ragam supranatural apa yang
paling diminati siswa untuk meningkatkan nilai UAN ?
3. Mengapa siswa melakukan
aktivitas supranatural untuk meningkatkan nilai ?
5.1 Kesimpulan
1. Ada siswa yang melakukan
aktifitas supranatural untuk meningkatkan nilai, yaitu 35% (60 responden)
2. Ragam supranatural apa
yang paling diminati siswa untuk meningkatkan nilai UAN adalah barang-barang
gaib seperti akik, cincin dan lain-lain, yaitu 20% (60 responden)
3. Siswa melakukan
aktivitas supranatural untuk meningkatkan nilai karena didominasi faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternalnya meliputi: tidak percaya sekolah
atau guru dan lebih percaya supranatural dari pada belajar, yaitu 45% (135
responden). Faktor internalnya yaitu merasa tidak mampu, malas belajar dan
menambah percaya diri (semangat), 55% (165 responden)
Saran
Saran
diberikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk menindaklanjuti hasil
penelitian atau menerapkan hasil penelitian. Aplikasi dari saran ini diharapkan
adanya perubahan dan kemajuan dibidang ilmu tertentu yang terkait dengan hasil
penelitian, harapan adanya penyelasaian atau jalan keluar dari suatu
permasalahan yang urgen dalam kehidupan orang banyak.
Contoh
saran :
5.2 Saran
1. Semoga hasil penelitian
ini dapat dipergunakan dalam proses pembuatan tempe oleh pembuat atau pengusaha
tempe.
2. Agar penelitian ini
dapat diteliti lebih jauh demi peningkatan ilmu pengetahuan, mutu tempe dan
keberhasilan pengusaha tempe
Saran
Saran
diberikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk menindaklanjuti hasil
penelitian atau menerapkan hasil penelitian. Aplikasi dari saran ini diharapkan
adanya perubahan dan kemajuan dibidang ilmu tertentu yang terkait dengan hasil
penelitian, harapan adanya penyelasaian atau jalan keluar dari suatu
permasalahan yang urgen dalam kehidupan orang banyak.
Contoh
saran :
5.2 Saran
1. Semoga hasil penelitian
ini dapat dipergunakan dalam proses pembuatan tempe oleh pembuat atau pengusaha
tempe.
2. Agar penelitian ini
dapat diteliti lebih jauh demi peningkatan ilmu pengetahuan, mutu tempe dan
keberhasilan pengusaha tempe
Contoh
format Kesimpulan dan saran :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5.2 Saran
1) ……………………………………………………..…………….………………………………………
2)
………………………………………………..…….……………………………………………………
3)………………………………………………………………………………………………….…………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar