Rabu, 30 Mei 2012
Selasa, 29 Mei 2012
PUTIH ABU-ABU
Kini hari-hariku merindu
setitik embun di talas yang layu
aku rindu duduk di bangku itu
menggaruk kepala menatap buku buku
masa-masa itu telah berlalu
memaksa hati tuk termangu pilu
dari fatamorgana di sudut meja
jiwaku mengenang pena yang menari dari kata kata guru
andai dapat terus kembali
satu senja ku kenakan putih abu abu
di bilik ruang 40 orang
canda, hening, tawa, sorak tinggal kenangan
tahun merah muda telah tiada
sajak serdadu melangkah tuk bisa jadi raja
Yang telah hilang putih abu abu
yang terkenang putih abu abu
tertinggal waktu putih abu abu
aku rindu putih abu abu
Selasa, 01 Mei 2012
Renungan di Hari Pendidikan Nasional
Tepat
tgl 2 Mei hari dimana selalu diperingati sebagai hari pendidikan
nasional, bicara tentang pendidikan nasional tak lepas dari peran serta
guru sebagai pelaku pendidikan nasional.
Seperti saat ini, setiap kali kita berada
pada masa akhir tahun ajaran sekolah perhatian masyarakat akan tertuju
kepada betapa rendahnya kualitas pendidikan sekolah menengah yang
ditunjukkan dengan rendahnya hasil nilai ujian nasional (UN). Rendahnya
skor di atas akan senantiasa dikaitkan dengan rendahnya mutu guru dan
rendahnya kualitas pendidikan guru. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kualitas pendidikan sasaran sentral yang dibenahi adalah kualitas guru
dan kualitas pendidikan guru…
Berbagai usaha untuk meningkatkan
kualitas guru dan pendidikan guru telah dilaksanakan dengan berbagai
bentuk pembaharuan pendidikan, peningkatan kualitas guru misalnya
penataran, diklat, seminar, sampai kepada standar pendidikan terendah
guru bahkan sertifikasi. Tetapi mengapa sampai detik ini usaha-usaha
tersebut belum juga menunjukkan hasilnya?…………… PR
Hari pendidikan nasional tak lepas dari
sebuah nama tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia Bapak
Ki Hajar Dewantara
Siapa yang tak kenal sosok tokoh
pendidikan Ki Hadjar Dewantara, tokoh yang berjasa memajukan pendidikan
di Indonesia. Ki Hadjar yang bernama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat
merupakan tokoh pendidikan nasional. Seorang jurnalis, pengurus Budi
Utomo, Sarikat Islam, dan pendiri Taman Siswa, pendiri Indische Partij
bersama dengan Cipto Mangun Kusumo dan EFE Douwes Dekker yang kemudian
mendapat julukan “Tiga Serangkai” sebuah organisasi politik pertama di
Indonesia yang dengan tegas menuntut Indonesia merdeka.
Pada zaman Jepang beliaupun memimpin
organisasi PUTERA bersama Soekarno, Hatta, dan Mas Mansur, mereka
dijuluki “Empat Serangkai”
Ketika merdeka, Ki Hadjar menjadi Menteri Pengajaran Pertama.
Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro
adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, dan Tut Wuri
Handayani. Yang pada intinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki
ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan bagi bawahan atau anak
buahnya.
Ing Ngarso Sun Tulodo artinya
Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang
artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo
adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak buahnya.
Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah kata
“suri tauladan”. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki
sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar
dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya.
Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun
berarti membangkitkan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk
kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seorang pemimpin
ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah
semangat kerja anggota bawahannya. Karena itu seorang pemimpin juga
harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan
menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif untuk keamanan dan
kenyamanan kerja.
Tut Wuri Handayani, Tut Wuri
artinya mengikuti dari belakang dan handayani berarti memberikan
dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut
Wuri Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan
dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini
sangat dibutuhkan oleh bawahan, karena paling tidak hal ini dapat
menumbuhkan motivasi dan semangat kerja.
Bisatah kita melanjutkan cita-cita beliau, dan dapat mengamalkan ajaran yang telah diberikan? Semoga …………….. PR
Untuk diingat bahwa kita pemimpin bagi diri kita sendiri……………..
Untuk diingat bahwa kita pemimpin bagi diri kita sendiri……………..
Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu
tergetar, itulah Yang Terbaik untukmu ! Dan karena itulah, Qalbu seorang
pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya. – (Jalaludin Rumi)
Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan
kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa berpengetahuan dengan
pengetahuan orang lain. – (Michel De Montaigne)
“Pribadi Guru Menurut Ki Hajar Dewantoro”1. Ing Ngarso Sun Tulodo
Kunci sukses pendidikan yang pertama dan
utama adalah Akhlak, guru harus bisa menjadi teladan dalam berakhlaq.
Kepercayaan anak didik terhadap guru kebanyakan lebih besar dibanding
kepada orangtuanya, karena guru dianggap tahu segala-galanya. Untuk itu
segala tingkah laku, sopan santun guru akan menjadi panutan muridnya.
2. Ing Madyo Mbangun Karso
Kunci sukses kedua adalah Minat dan
Semangat Belajar. Guru harus bisa menjadi penggali minat dan motivasi
belajar siswa sehingga setiap siswa mampu berpikir kritis dan belajar
mandiri. Dengan kata lain CBSA. Guru tidak perlu banyak mengoceh tak
karuan, justru perlu lebih banyak memberi ilustrasi tentang beragam
bintang prestasi di langit yang perlu setiap siswa gapai. Beri siswa
motivasi yang membangkitkan selera untuk menggapai ilmu tersebut.
Keberhasilan tertinggi guru adalah jika mampu mengubah siswa yang mogok
belajar menjadi siswa lebih pandai dari dirinya, bukan nanti, tapi pada
saat ini. Bisa …? tentu saja, saat ini siswa dalam kondisi “golden-age”.
Sumber belajar, kesempatan untuk mendapat ilmu dan menambah wawasan
mereka lebih luas. Jadi tunggu apa lagi …
3. Tut Wuri Handayani
Kunci sukses ketiga adalah Pengasuhan dan
Pengayoman, guru pengganti orang tua di sekolah yang menerapkan Asah,
Asih, Asuh. Dalam arti mendidik…
Langganan:
Postingan (Atom)