Perilaku Menyimpang Pada Masa Remaja
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Masalah
sosial merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial
merupakan akibat interaksi sosial antara individu, individu dengan
kelompok maupun antar kelompok. Kepincangan-kepincangan yang dianggap
sebagai masalah sosial oleh masyarakat tergantung dari system sosial
masyarakat tersebut. Ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat-masyarakat yang pada umumnya sama misalnya, kemiskinan,
kriminalitas, masalah kependudukan, masalah generasi muda dalam
masyarakat modern.
Masa
remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode
itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju
ketahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai
suatu krisis karena belum adanya pegangan sedangkan kepribadiannya
sedang mengalami pembentukan, pada waktu itu dia memerlukan bimbingan
terutama dari orang tua.
Anak
yang menginjak masa remaja sudah sewajarnya menuntut banyak perhatian
para orang tua. Mereka tentu saja sudah sadar diri dan oleh karenanya
mudah mengundang perhatian kepada diri mereka sendiri walaupun
seringkali mengatakan tidak menginginkan perhatian semacam itu.
Perkembangan zaman yang telah maju dengan pesat telah mengubah gaya
hidup remaja sekarang, dari kebiasaan mereka, minat mereka, bahasa dan
pakaian yang mereka gunakan, politik dan musik yang mereka sukai, juga
perkembangan seksualitas mereka. Bahkan sudah lazim bahwa keprihatinan
orang tua terhadap kaum remaja sering kali tidak disambut baik oleh
mereka, dianggap ikut campur dan mengakibatkan pembangkangan dari para
pria dan wanita muda yang cemas dan berniat meraih kebebasan yang makin
besar ini.
Apalagi dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini yang maju begitu
pesat dan sudah merambah kedalam kehidupan masyarakat kalangan atas
maupun masyarakat kalangan bawah. Hal ini ditandai dengan adanya
kemajuan teknologi komunikasi. Transportasi yang mengundang masyarakat
semakin konsumtif. Sehingga mempengaruhi perilaku dan gaya hidup mereka
terutama para remaja yang sedang dalam masa transisi.
Pada zaman yang sudah semakin maju seperti ini remaja dapat menggunakan
teknologi apa saja yang dapat menyalurkan kepentingnnya, sehingga
kadang dalam menggunakannya yang tanpa batas membuat mereka bertindak
sesuai dengan umurnya, maka munculah perilaku-perilaku yang tidak sesuai
dengan norma yang ada dalam masyarakat sehingga melanggar hokum yang
ada dalam masyarakat. Hal inilah yang disebut dengan kenakaln remaja.
Apa yang menyebabkan seorang remaja berperilaku menyimpang selain dengan
adanya modernisasi? Masalah-masalah apa saja yang terjadi pada masa
remaja? Dan bagaimana cara mengatasi perilaku menyimpang yang dilakukan
para remaja?
LANDASAN TEORI
Modernisasi,
yaitu seluruh jenis perubahan social yang bersifat progresif yang
apabila masyarakat bergerak maju menurut skala kemajuan yang diakui.
Dimana penyimpangan para remaja salah satu factor pendorongnya adalah
adanya Modernisasi. Teori Modernisasi yang menganggap bahwa
Negara-negara terbelakang akan menempuh jalan yang sama dengan Negara
maju dibarat sehingga akan menjadi Negara yang berkembang yang melalui
proses modernisasi (light, keller, dan Calhoun, 1989). Dalam teori ini
berpandangan bahwa masyarakat-masyarakat yang belum berkembang perlu
mengatasi kekurangan dan masalahnya sehingga dapat mencapai era tinggal
landas (take off) kearah perkembangan yang mapan serta sesuai dengan
latar belakang Negara sehingga tidak mengarah pada masalah social.
Negara Indonesia merupakan Negara berkembang tetapi gaya hidup
masyarakat sudah terpengaruh oleh adanya modernisasi sehingga masyarakat
belum mampu untuk hidup seperti orang barat yang dalam segi kebudayaan
sangat bertolak belakang. Untuk bisa menjadi masyarakat yang modern
dengan banyaknya perubahan social maka masyarakat Indonesia perlu
mengatasi masalah yang akan timbul akibat perubahan social yang ada
contohnya saja kenakalan remja yang ditimbulkan oleh adanya modernisasi.
teori
fungsionalisme structural, dengan adanya perubahan social yang terjadi
membuat melemahnya fungsi-fungsi yang ada dalam masyarakat dari fungsi
keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Robert K merton merupakan
salah sau tokoh teori fungsionalisme structural yang memusatkan
perhatian nya pada fungsi dari fakta-fakta social. Menurutnya fungsi
tersebut ada yang bersifat manifest (yang diharapkan) dan fungsi laten
(tidak diharapkan). Dengan teori ini saya dapat menemukan dari adanya
perubahan social khususnya modernisasi dapat menimbulkan fungsi yang
diharapkan masyarakat seperti memudahkan dalam berkomunikasi dan
trasportasi, namun ada juga fungsi yang tidak diharapkan seperti dengan
adanya penyimpangan-penyimpangan oleh remaja. Seperti seks bebas,
penggunaan narkoba, tawuran antar pelajar dan lain sebagainya.
Melemahnya fungsi keluarga juga mempengaruhi perkembangan seorang anak,
jika orang tua tidak membimbing anak dengan baik maka dia akan melakukan
hal-hal sesukanya tanpa tau itu baik untuknya atau tidak. Peran sekolah
yang tidak memberikan pendidikan dengan baik juga akan menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan padn siswanya, dalam kehidupan masyarakat
jika seorang remaja tidak menyesuaikan diri dengan baik maka dapat
terjerumus pada pergaulan bebas.
Teori
interaksionisme simbolik memiliki substansi yaitu kehidupan
bermasyarakat terbentuk melalui proses interaksi dan komunikasi antar
individu dan antar kelompok dengan menggunakan symbol-simbol yang
dipahami maknanya melalui proses belajar dan memberikan
tanggapanterhadap stimulus yang dating dari lingkungannya dan dari luar
dirinya. Interaksi simbolik, kata blummer dalam interaksi actor tidsak
semata-mata bereaksi terhadap tindakan dari orang lain. Dalam melakukan
interaksi secara langsumg maupun tidak langsung individu dijembatani
oleh penggunaan symbol-simbol penafsiran yaitu bahasa. Bertindak
penafsiran symbol oleh individu disini diartikan memberikan arti menilai
kesesuaiannya dengan tindakan dan mengambil keputusan berdasarkan
penilaian tersebut. Konsep inilah yang disebut blimer dengan self
indication yaitu proses komunisaksi yang sedang berjalan dimana individu
mengetahui sesuatu, mernilainya, memberinya makna dan memutuskan untuk
bertindak berdasarkan makna itu. Remaja dalam melakukan sosialisasi
dengan orang dewasa kadang-kadang bingung apa yang harus dia lakukan
apakan berperilaku seperti orang dewasa atau bersikap seperti anak
kecil. Dengan adanya symbol-simbol yang dilakukan oleh orang dewasa
membuat anak remaja ingin menirunya karena dorongan akan perubahan pada
kelenjar dan perubahan seksualitas, inilah yang membuat anak remja
berperilaku lebih dari apa yang seharusnya dia lakukan pada usianya.
Para remaja tersebut sangat peka terhadap gagasan bahwa mereka harus
seperti orang dewasa atau kanak-kanak, sehingga mereka segera mengganti
mode pakaiannya.
PEMBAHASAN
Masa
remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periode yang
dimulai dengan perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan
untuk tingkat menengah, dimana perubahan biologis yang membawanya pada
usia belasan (teenagers) seringkali mempengaruhi perilaku masa remaja.
Para remaja tersebut sangat peka terhadap gagasan bahwa mereka harus
seperti orang dewasa atau kanak-kanak, sehingga mereka segera mengganti
mode pakaiannya.
Perilaku
menyimpang pada remaja terjadi pada masyarakat dikalangan atas maupun
dikalangan bawah contohnya saja di kota-kota besar. Dikota Banjarnegara
Banyak kasus pergaulan bebas di kalangan
remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks
bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa,
apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah
merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena
kecelakan
Dalam
kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam
rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan
teman temannya di sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal
hal tersebut dapat berbentuk positif hingga negative yang serng kita
sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan
perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
·Semua
perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi
anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum
pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
·Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
·Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah
kepada kenakalan remaja :
kepada kenakalan remaja :
·Anak-anak
yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut
menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
·Anak-anak
yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di
sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak
tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka
menjauhkan diri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang
tidak terbimbing.
·Anak-anak
yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang
oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini
sering terbawa kepada kegoncangan emosi.
·Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anal-anak normal.
·Anak-anak yang suka berbohong.
·Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di rumah.
·Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik terhadap mereka dan sengaja menghambat mereka.
·Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
Dengan
adanya gejala-gejala kenkalan remaja tersebut tentu saja ada hal-hal
yang menyebabkan para remaja berperilaku menyimpang.Ada sebuah
pertanyaannya kenapa seorang remaja dapat melakukan suatu pemberontakan? Ada tiga factor yang mempengaruhi hal tersebut :
1. Keluarga
Yang
paling rentan ini nih (walau di poin ketiga yang akan dibahas berikut
adalah kuncinya)! Kenapa ngga? Gimana jadinya anak atau remaja di masa
depan, ditentukan oleh cara didik orang tua. Nah, cara mendidik ini yang
menjadi satu hal yang masih dipertanyakan, sebenarnya gimana sih?.
Tapi, satu hal yang perlu diingat adalah: seimbang. Otoriter atau
istilah lebih halusnya tegas, permisif serta demokratisnya haruslah
sesuai kadar.
Ketika
orang tua otoriter, maka yang kita sebut sebagai kenakalan remaja akan
muncul dalam artian ingin memberontak. Sementara kalo ortu permisif,
remaja malah akan mencari-cari perhatian dengan segala tingkah lakunya
yang kemungkinan besar menjurus ke kenakalan remaja. Bahkan orang tua
yang demokratis sekalipun, Helda saja sebagai remaja ngga bisa menjamin
akan menggunakan kebebasan namun bertanggung jawab dari paham demokratis
ini. Karena
2. Pergaulan
pergaulan remaja Tekanan teman bahkan sahabat,
apakah itu yang namanya rasa solidaritas, ingin diterima, dan sebagai
pelarian, benar-benar ampuh untuk mencuatkan kenakalan remaja yaitu
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh ramaja.
Kalo
di dalam keluarga, remaja memberontak atau mencari perhatian yang
menjurus ke tindakan kenakalan remaja demi orang tua Nah ini, malah ke
kebutuhan yang lain! Yup! Teman, sabahat dan diterima dalam pergaulan
yang merupakan suatu kebutuhan.
3. Remaja Itu Sendiri
Pada
hakikatnya apa yang dilakuin oleh seorang remaja ketika mencoba menarik
perhatian dari ortu terlebih lagi teman, adalah untuk memuaskan diri
remaja itu sendiri. Memuaskan di sini bukan hanya dalam arti negatif aja
yah. Namun, demi memuaskan obsesinya itu – sering malah ‘keterlaluan’
dan ‘berlebihan’!
Bukankah
apa pun yang terjadi kalo memang remaja tersebut punya ‘hati yang
besar’ menyadari bahwa dia tidak akan bisa mendapatkan ‘pehatian itu’, pasti dia bisa untuk tidak terperosok ke dalam jurang kenakalan remaja.
Kegiatan
di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar
usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada
kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si
remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai
bentuk kegiatan. Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal
ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan
yang negatif maka lingkungan dapat terganggu. Seringkali perbuatan
negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain
untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk
menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapkan dapat berasal
dari orangtuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya
sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat
jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu dimalam
hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, obat bius, dan
sebagainya.Munculnya kegiatan iseng tersebut selain atas inisiatif si
remaja sendiri, sering pula karena dorongan teman sepergaulan yang
kurang sesuai. Sebab dalam masyarakat, pada umunya apabila seseorang
tidak mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya maka ia akan dijauhi oleh
lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak mengenakkan hati si
remaja, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-kawannya.
Akhirnya ia terjerumus.
Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering sekali ternyata
tidak mulus, banyak memgalami berbagai hambatan dan rintangn.
Lebih-lebih bagi siswa sekolah menengah yang berada dalam fase
perkembangan remaja, masa dimana individu mengalami berbagai perubahan
fisik maupun psikis. Pada fase ini individu mengalami perubahan ynag
besar yang dimulai dengan datangnya masa puber. Datangnya masa puber
ditandai dengan kematangan seksualitas. Sikap-sikap dan perilaku yang
terjadi pada masa puber sering mengganggu tugas-tugas pada masa
perkembangan anak pada masa berikutnya yaitu masa remaja, dan sebagai
akibatnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan pada
fase remja. Beberapa masalah yang dialami para remaja sekarang:
1. Masalah Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap periode “badai dan tekanan”
suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akiabat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Emosi remajaa seringkali sangat kuat,
tidak terkendali, dan kadang tampak pada mereka, mudfah marah, mudah
dirangsang, emosinya cenderung meledak-ledak dan tidak mampu
mengendalikan perasaannya. Keadaan ini sering menimbulkan berbagai
permasalahn khususnya dalam kaitannya dengan penyesuainan diri
dilingkunganya. Maraknya kasus perkelahian antar pelajar akhir-akir ini
adalah contoh nyata dari ketidakmampuan remaja mengolah dan
mengendalikan emosi.
2. Masalah Penyesuaian Diri
Salah satu tugas yang paling sulit pada masa remaja adalah yang
berhubungan dengan penyesuian social. Remaja harus meyesuaikan diri
dengan lawan jenis, baik sesama remaja maupun dengan orang-oarang
dewasadiluar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencspai pola
sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak banyak enyesuaian baru.
Pada fase ini remaja lebih banyak diluar rumah bersama-sama temannya
sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti kalau pengaruh teman-temannya
sebaya dalam pola perilaku,sikap, minat dan gaya hidupnya lebih besar
daripada pengaruh dari keluarga. Perilaku remaja sangat bergantung dari
pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila mereka salah
bergaul, misalnya berada dalam kelompok pemakai obat-obatan terlarang,
minuman keras, merokok, dan perilaku negative lainnaya. Dalam keadasan
demikian remajacenderung akna mengikutinya tanpa memperdulikan akibat
yangakan menimpa dirinya. Kebutuhan akan penerimaan dirinya dalam
kelompok sebaya merupakan kebutuhan yang dianggap paling penting. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, remaja mau melaksanakan apa saja yang akan
menimpa atas perilaku mereka tersebut.
3. Massalah Perilaku Seksual
Tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja sehubunagn dengan
kematangan seksualitasnya adalah pembentukan hubungan yang lebih matang
dengan lawan jenis dan belajar memerankan seks yang diakuinya. Pada masa
remaja sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romants
yang didikuti oleh keinginnan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan
perhtian dari lawan jenis, sebagai akibatnya remaja mempunyai minat
tinggi pada seks. Remaja lebih banyak mencari informasi tentang seks
dari sumber-sumber yang kadang tidak dapat dipertanggungjawabkan,
misalnya dari tena sebaya yang sama-sam kurang memahami arti pentingnya
seks, internet, media elektronik yan semakin canggih, dan media cetak
yang kadang-kadang lebih mengarah pada pornografi. Sebagai akibat dari
informasi yang salah dapat menimbulkan perilaku seks remkja yang apabila
ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidsak layak untuk dilakukan
misalnya berciuman, bercumbu, mesturbasi, dan bersenggama. Namun
generasi sekarang hal-hgal tersebut dianggap normal atau paling tidak
diperbolehkan. (Hurlock, 1980:229)
pergaulan
bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup
parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat
khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya
kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus
remaja putri yang hamil karena kecelakan.
Menurut
Dr Rose Mini AP, M Psi seorang psikolog pendidikan, seks bagi anak
wajib diberikan orangtua sedini mungkin. “Pendidikan seks wajib
diberikan orangtua pada anaknya sedini mungkin. Tepatnya dimulai saat
anak masuk play group (usia 3-4 tahun), karena pada usia ini anak sudah
dapat mengerti mengenai organ tubuh mereka dan dapat pula dilanjutkan
dengan pengenalan organ tubuh internal.
Tidak
ada cara instan untuk mengajarkan seks pada anak kecuali melakukannya
setahap demi setahap sejak dini. Kita dapat mengajarkan anak mulai dari
hal yang sederhana, dan menjadikannya sebagai satu kebiasaan
sehari-hari. Tanamkan pengertian pada anak layaknya kita menanamkan
pengertian tentang agama. Kita tahu tidak mungkin mengajarkan agama
hanya dalam tempo satu hari saja dan lantas berharap anak akan mampu
menjalankan ibadahannya, maka demikian juga untuk seks.
Pengenalan
seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh.
Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai cara berkembangbiak makhluk
hidup, yakni pada manusia dan binatang. Nah, kalau sudah tahu, orangtua
dapat memberi tahu apa saja dampak-dampak yang akan diterima bila anak
begini atau begitu,”
Salah
satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak dapat dimulai
dengan mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya sendiri. Dengan
cara “Mengajari anak untuk membersihkan alat genitalnya dengan benar
setelah buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB), agar anak
dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pendidikan ini pun
secara tidak langsung dapat mengajarkan anak untuk tidak sembarangan
mengizinkan orang lain membersihkan alat kelaminnya.
Pengenalan
seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh.
Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai cara berkembangbiak makhluk
hidup, misalnya pada manusia. Sehingga orangtua dapat memberikan
penjelasan mengenai dampak-dampak yang akan diterima bila anak sudah
melakukan hal-hal yang menyimpangnya. oleh
sebab itu perlunya pendidikan seks sejak dini, bila perlu diberikan
disekolah-sekolah agra para siswa dapat mengetahui pendidikan seks yang
benar dan tidak terjerumus kehal-hal yang negative.
4. Masalah Perilaku Sosial
Tanda-tanda masalah perilaku social pada remaja dapat dilihat dari
adanya diskriminasi terhadap mereka yang terlatar belakang ras, agama,
atau social ekonomi yang berbeda. Dengan pola-pola perilaku social
seperti ini, maka melahirkan geng-geng atau kelompok-kelompok remaja
yang pembentukanya berdasarkan atas kesamaan latar belakang, agama, suku
dan social ekonomi. Pembentukan kelompok atau geng pada renaja tersebut
dapat memicu terjadinya permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk
mencegah dan mengatasi masalah diatas dapat dilakukan dengan
menyelenggarakan kegiatan-kegiatana kelompok dengan tidak memperhatikan
latar belakang suku, agama,ras, dan social ekonomi.
5. Masalah Moral
Masalah moral yang terjadi pada para remja ditandai oleh adanya
ketidakmampuan remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakkonsisitenan dalam konse benar dan
slah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya antar sekolah,
keluarga, da kelompok remaja. Ketidakmampuan membedakan mana yang benar
dan mana yang salah dapat membawa mala petaka bagi kehidupan remja pada
khususnya dan pada semua oaring pada umumnya.
6. Masalah Keluarga
Remaja
sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern
berbeda. Menurut remaja, orang tua yang mempunyai standar kuno harus
mengikuti standar modern, sedagkan orang tua tetap pada pendiriannya
semula. Keadaan inilah yang sering menjadi sumber perselisihan antar
mereka. Sehingga remaja yang cenderung keaah modernisasi akan membantah
semua yang ditetapkan oleh orang tuanya sehingga menimbulakan
penyimpangan untuk melakukan apa yang sudah diinginkannya.
Dengan
banyaknya kenakalan remaja saat ini yang sudah sangat marak, contohnya
saja para remaja sekarang sudah tidak malu untuk berperilaku seksual
didepan umum karena dizaman yang sudah serba modern hal-hal tersebut
sudah dianggap normal-normal saja atau paling tidak diperbolehkan.
Hubungan seks diluar nikah dianggap “Benar” apabila orang-orang yang
terlibt saling mencintai dan saling meras terikat.(Hurlock, 1980: 229)
Hasil
survey Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan
bahwa lebih dari 60 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan
seks pranikah. Angka yang memprihatinkan di negeri yang cukup
menjunjung tinggi nilai moral sehubungan seks. Mengapa mereka bisa
melakukan hubungan seks pranikah? Penyebabnya karena kurangnya
pendidikan seks kepada anak dan remaja.
Anak-anak
dan remaja rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks. Jika
tidak mendapatkan pendidikan seks yang sepatutnya, mereka akan termakan
mitos-mitos tentang seks yang tidak benar. Informasi tentang seks
sebaiknya didapatkan langsung dari orang tua yang memiliki perhatian
khusus terhadap anak-anak mereka. Masalah seks masih dianggap tabu
dibicarakan di depan anak-anak apalagi untuk mengajarkannya kepada
anak-anak. Kenyataannya banyak terjadi eksploitasi seks pada anak-anak
di bawah umur. Seperti yang terjadi di Bali baru-baru ini, yang begitu
banyak menyita perhatian, dan menjadi kasus yang luar biasa (Menurut
Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi). Hal ini menjadi kasus yang
luar biasa karena pelaku memperkosa sebanyak enam orang anak di bawah
umur.
Beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:
- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
-
Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita
boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan
apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang
sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan
akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah
melewati batas tersebut.
-
Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2
atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia
bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya
hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang
mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
- Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
-
Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti
beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman
kepercayaannya.
-
Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif
untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia
mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena
dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
-
sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak
anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi
masalah.
Selain
dari orang tua sekolah juga berperan dalam penanganan
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja misalnya
dengan mengadakan pelayanan bimbingan kepada anak untuk melatih
bagaimana cara mendengar yang baik, bagaimana cara mengungkapkan
masalah, bagaimana cara mngendalikan diri baik dalam menanggapi masalnya
maupun mengemukakan masalahnya sendiri.
Sekolah
juga dapat melakukan usaha penyediaan sarana dan prasarana untuk
mendukung baka dan minat siswa, agar siswa dapat menyalurkan bakat dan
kemampuan yang dia miliki. Sekolah juga berperan untuk memberikan
pendidikan seks sejak dini agar siswa tau apa itu seks yang baik, tanpa
dia tau seks dari medi seperti interne, handphone dan lainnya yang
cenderung mengarah pada pornografi.
Sekolah tidak boleh membeda-bedakan anak didiknya karena akan
menyebabkan kelompok-kelompok yang berlatar belakang pada agama, ras,
social ekonomi yang kebanyakan mengarah pada permusuhan dan
mengakibatkan tawuran antar pelajar. Sekolah bisa melakukan usaha dengan
membentuk kelompok-kelompok tanpa membeda-bedakan latar belakang agama,
ras, dan social ekonomi. Dan tentunya sekolah mencegah
kenakalan-kenakaln remaja dengan memberikan berbagai palajaran tentang
agama agar siswa tau tentang hal-hal yang dilarang oleh agama.
KESIMPULAN
Kenakalan
remaja yaitu Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu
kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang
oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya. Ada 3
faktor hal-hal yang menyebabkan para remaja berperilaku menyimpang yaitu
Keluarga, Pergaulan dengan orang lain, dan Dari remaja itu sendiri.
Dengan factor penyebab tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah remaja
seperti
1. Masalah Emosi
2. Masalah Penyesuaian Diri
3. Massalah Perilaku Seksual
4. Masalah Perilaku Sosial
5. Masalah Moral
6. Masalah Keluarga.
Untuk menghindarkan anak agar tidak berperilaku menyimpang butuh banyak
perhatian dari orang tua, perlunya pendidikan agama yang baik,
pendidikan sejak dini bagaimana bergaul dalam masyarakat, memberikan
pendidikan seks yang baik sesuai denagan umurnya dan perlunya dukungan
dari orang tua tentang apa hoby dan bakat anak, serta kemampuan yang dia
miliki agar dia dapat menggunakan waktu luangnya untuk memgembangkan
bakatnya. Selain dari orang tua butuh peran dari sekolah tempat dia
dididik untuk mendapatkan pelajaran dengan baik, mencari teman sebaya,
dan dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Coles, Robert.2000. Menumbuhkan Kecerdasan Moral pada anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama
Gunarsa, Singgih, 1988, Psikologi Remaja, BPK Gunung Mulya, Jakarta
Hurlock, Elizabeth.1972. Childern Development. Tokyo: Mc Graw-Hill. Kogakusha
Leslie, Gerald R. 1972. The family in socil context. New yOrk: Oxford Univercity Press
Mugiarso, Heru.2007. Bimbingan dan Konseling.Semarang: UPT MKK UNNES
Ritzer, George.1976.Sosiology:Experiencing a changing Sisiety.Boston:Alin dan Bacon,inc
Salim, Agus, 2007. Teori sosiologi klasik dan modern.semarang: UNNES Press
Soekanto, Soerjono, 1988, Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta
Soekanto, soerjono, 1982. sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Syani, Abdul.2002. Sosiologi Skematika, teori dan terapan. Jakarta:Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar