JAYALAH GENERASI MUDA INDONESIA
KABUT
KELAM DI PUNCAK PERBUKITAN,
SELUSIN NYANYIAN HIDUP MEMBISU RETAK,
TIADA YANG TAHU TIADA YANG MENAHU,
MALAMPUN MEMBISU,
TEGUK DUKA LARA YANG MEMABUKKAN,
SEMUA MATA TAK BERBINAR SUKA CITA,
LILIN KECILPUN TAK PAHAM,
CAHANYA SEOLAH REDUP,
TAK TAHU DUKA
KESEKIAN MENYERGAP…
DALAM GENGGAMAN KEKERINGAN PANJANG,
SEGALANYA TERLIHAT MURAM MENYEDIHKAN,
DI ANTARA BEBATUAN
TAJAM MASA SILAM,
DALAM RUANG MIMPI
MENGERIKAN ,
DI TENGAH MUARA SUNGAI- SUNGAI KERING,
KETIKA LEMBAH YANG DAHULU ELOK
KINI TANDUS,
KETIKA AIR MATA MENITIK BASAHI DINDING-DINDING BUKIT,
DERETAN PERISTIWA
MENGGELISAHKAN,
SEBUAH LUKISAN MENYENTAK
NILAI-NILAI KEMANUSIAAN…
KONFLIK TERUS MENGGEROGOTI TUBUHMU,
AMBON, POSO, SAMBAS… KINI MASIH MENYISAKAN
KEPEDIHAN,
LUKA ITU…BELUM PULIH…
SEMENTARA GENERASI MUDA TULANG
PUNGGUNGMU
LARUT DALAM BUDAYA HEDONISME……..,
TAK MENYISAKAN TEMPAT TUK MERENUNGI MAKNA KEMERDEKAANMU…
TUNAS-TUNAS
LUGU BANGSAMU,
KINI DALAM TERKAMAN ZAMAN,
MENGGILASNYA
HINGGA REMUK, RETAK, DALAM KEBINGUNGAN…
MEREKA
BERTANYA APA ARTI KEMERDEKAAN BAGINYA?
MEREKA TAK PERNAH MERASAKAN KEMERDEKAAN YANG HAKIKI.
SEPERTI YANG MEREKA
DENGAR KALA GURU KEWARGANEGARAAN
MEMBAHASNYA DALAM KITAB HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA .
KETIKA GELORA
KEMERDEKAAN…MERANUNG DIPELOSOK NEGERI
MEREKA KEMBALI BERTANYA APA ARTI BAGIKU…?
28
OKTOBER TIDAK PUNYA NILAI SAKRAL,
17
AGSTUS HANYA UPACARA SEREMONIAL BELAKA,
MERAH
PUTIH HANYALAH KAIN PERCAH BAGI MEREKA,
PATRIOTISME
DAN NASIONALISME
SEAKAN,TAK
ADA LAGI DALAM JIWA RAGA MEREKA…
KEMANA
NILAI NASIONALISME…?
SIAPA YANG SALAH…
MUNGKINKAH SISTEM PENDIDKAN HARUS DIROBAH
AGAR MEREKA MAMPU BANGKIT
SEPERTI GENERASI MUDA DI ERA PERGERAKAN KEBANGSAAN
ATAU DIBIARKAN TERUS TERPURUK
DALAM DEKAPAN MIMPI-MIMPI YANG MEMABUKKAN…?
MUNGKINKAH
DI USIAMU KE- 66 TAHUN
GENERASI
MUDAMU MENGOBARKAN KEMBALI,
SEMANGAT KEBHINEKAANMU YANG TUNGGAL IKA,
NASIONALISME
DAN PATRIOTISME DI HATI MEREKA?
ATAUKAH
KEMBALI TERLUPAKAN….
KALA
LAGU-LAGU PERJUANGAN TAK LAGI TERDENGAR
MEMBAHANA
DI SEANTERO NEGERI?
WAHAI GENERASI
MUDA INDONESIA
APAKAH YANG DAPAT KAU BERIKAN KEPADA BANGSA INI?
KEMANA IDEALISMEMU……
KEMANA SEMANGATMU….
APAKAH
TELAH DILULUHLANTAHKAN OLEH TSUNAMI
GLOBALISASI.
WAHAI
GENERASI MUDA
BANGKITLAH
DOBRAK KEBODOHANMU DAN KEMALASANMU,
TUNJUKKAN
JATI DIRIMU KEPADA BANGSA INI…
SINSINGKAN
LENGAN BAJUMU
RAIH
TONGKAT ESTAPET PEMBANGUNAN…
JANGAN
SIA-SIAKAN PENGORBANAN
PARAPAHLAWAN
BANGSA INI……
MEREKA RELA GUGUR
DIMEDAN LAGA ,
DEMI KEMERDEKAAN BANGSANYA,
DEMI ANAK CUCUNYA…
DIPUNDAKMU……INDONESIA BERADA.
KOBARKAN SEMANGAT JUANG PEMUDA
KOBARKAN SEMANGAT…SUMPAH PEMUDA
MENJADI PEMBERONTAK DI NEGERI DONGENG
Karya : Afiq Rafif
Rabani Sukri
Aku ingin menjadi pemberontak,
Pemberontakan kecil-kecilan
Karena tangan ku tak cukup kuat
Karena tangan ku tak cukup kuat
Untuk menghantam ketidakadilan
Aku ingin membakar api revolusi,
Aku ingin membakar api revolusi,
revolusi kata-kata dan tulisan-tulisan
Sebab suara ku tak cukup nyaring
Sebab suara ku tak cukup nyaring
untuk meneriaki
kesewenang – wenangan
Angin kencang
Yang dulu
menghembuskan badai perubahan
Kini raib membentur dinding kekuasaan....
Gelombang dahsyat
Kini raib membentur dinding kekuasaan....
Gelombang dahsyat
Yang dulu
mengirimkan air bah perlawanan
Kini lenyap diserap tanah kerakusan
Sudah makmur kah negeriku ? kuharap
Sudah sejahterakah rakyatnya ? semoga
Kini lenyap diserap tanah kerakusan
Sudah makmur kah negeriku ? kuharap
Sudah sejahterakah rakyatnya ? semoga
Tapi saat kusaksikan,
masih ada pemulung
Yang mengorek-ngorek sampah
Demi mengais nafkah kehidupan
sementara kaum terhormat
sementara kaum terhormat
membuang-buang uangnya
ditempat-tempat pelesiran
masih ada seorang ibu
masih ada seorang ibu
yang karena mencuri
buah kapuk
demi menjamin kehidupan
anak-anaknya
harus dipenjarakan,
masih banyak TKI yang dihukum mati
karena melawan majikan yang ingin
mendzoliminya
sementara ratu pencuri
membangun
istananya
dibalik
benteng-benteng penjara
tiap
malam bisa bebas keluyuran
dan
Raja raja pencuri
bebas berwisata ke luar negeri
dan bahkan mengindahkan panggilan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
oh inilah ironi negeriku,
sebuah
negeri dongeng
akan
kehebatan masa lalu
oh aku muak, aku ingin muntah,
oh aku muak, aku ingin muntah,
memuntahkan
lahar amarah
oh aku ingin berteriak,
oh aku ingin berteriak,
menumpahkan
caci maki dan sumpah serapah
oh kepada siapa lagi aku mesti berkeluh kesah
sedangkan kodok, kecoak, kadal, semut
oh kepada siapa lagi aku mesti berkeluh kesah
sedangkan kodok, kecoak, kadal, semut
dan jangkrik pun enggan bersuara….
64
Tahun Indonesiaku
Kepakan
Garudaku yang kian lunglai
Oleh Ayahanda Afiq Rafif Rabani
Langit mengombak mengguncang dada
Senja gugur mega, gemetar usia tiba-tiba
Kudengar keluhmu tersekat di rongga dada
Tak ada kalimat yang terbias
Lantunan
asma Allah terdengar melodis
Dibalik
bukit Ulaweng….
Sejenak
garudaku terkesiak memandang cakrawala
Kian
hari negeriku terdampar dalam kelam keputusasaan
Di negara ini pernah terbangun
Idealisme, toleransi, bahkan kekeluargaan
Yang jadi identitasmu
Kini kau raib ditelan durja
Egoisme telah merangsek kesumsum jiwa
Individualisme kini melingkupinya
Jiwa nasionalisme redup seiring usia republuk ini
Yang mulai pikun dan rentah
Suarasuara idealisme kini telah parau
Reformasi berjalan direl kebablasan
Fanatisme Agama, telah menghancurkan
Ajaran Islam yang penuh kedamaian….
Dipelosok tanah air ancaman terror Bom terus berhembus
Dimana kedamaian di negeri ini…
Politik rasialisme berhembus tajam
Badainya meluluhlantahkan Bhineka tunggal Ika
Apakah cengkeramanmu sudah mulai lunglai
Apakah garuda masih ada di dada mereka….???
Indonesiaku
Gugusan
nusamu sudah mulai menyusut
Negaranegara
tetanggamu menjamahnya
Siapa
yang salah kalau pulaupulau terluarmu
Akhirnya
dklaim oleh mereka,
Bukankah
mereka lebih mengedepankan pendekatan kesejahteraan ?
hingga
di daerah tapal batas penduduk pribumi
lebih
mengintegrasikan diri pada Negara tetangga
Garudaku
kepakan sayapmu
Kini
telah lamban
Usia
senjamu digerogoti penyakit akut
Falsafahmu
yang ada ditubuhmu kini tak lagi
Terunut
dari sila pertama sampai sila kelima
Kadang
di Negara ini mereka putarbalikkan
Demi
sebuah obsesi kekuasaan….
akhirnya
garudaku hanyalah jadi simbolistik
sekedar
pajangan dinding kantorkantor pemerintah
Indonesiaku…
langkahmu
kini lunglai
senyum
asing tertahantahan
jauh
merekareka, merabaraba bahagia
ketika
tanganmu menjamah, dingin kaku
Garudakupun
terdiam dalam pandangan beku
dan
bertanya apakah aku masih menjadi
pandangan
hidup dari bangsa Ini ?
kini
malam menggayut dititik puncak,
berbagi
susut dalam kelam,
memencilkan
ruang, mengungkap langkah datang
yang
redup dalam gema tersendat hiba
sayupsayup dalam doa, bisikmu terdengar ada
Ya Tuhan semoga burung garuda tetap BERTAHAN
BHINEKA
TUNGGAL IKA TETAP MENYATU
DI BUMI NUSANTARA
INDONESIA
Pasempe,
senin 11 mei 2009
Pukul
01.45 wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar