Minggu, 20 Januari 2013

bahan bimbel


MATERI BIMBINGAN BELAJAR SOSIOLOGI (SKL 1 – SKL 6)


SKL 1 SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU dan METODE
NO
KOMPETENSI
INDIKATOR
1
Menjelaskan sosiologi sebagai ilmu sosial
 Mendeskripsikan obyek kajian, kegunaan, metode atau ciri-ciri ilmu sosiologi
 Menjelaskan permasalahan sosial atau pemecahan masalah sosial
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU
A.   Pengertian Sosiologi
Ditinjau secara etimologis, istilah sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius dan logos. Socius berarti teman atau kawan, logos artinya kata atau berbicara. Jadi secara harfiah sosiologi berarti membicarakan atau memperbincangkan pergaulan hidup manusia. Pengertian tersebut akhirnya diperluas menjadi ilmu penegetahuan yang membahas dan mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat.

B.   Sejarah Sosiologi
Sosiologi termasuk kelompok ilmu sosial, disebut juga ilmu kemasyarakatan dan masih tergolong muda dibanding dengan ilmu sosial yang ada. Beberapa faktor pendorong utama munculnya sosiologi adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melarbelakangi kelahiran sosiologi adalah adanya krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Laeyendecker, misalnya mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangkaian perubahan di bidang sosial poliyik. Perubahan berkenaan dengan adanya Marthin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, terjadinya Revolusi Industri pada abad ke 18 di Inggris serta terjadinya Revolusi sosial.
.      Sosiologi sebagai ilmu baru muncul pada abad ke 19 dipopulerkan oleh seorang filosof Prancis bernama Auguste Comte ( 1798-1853). Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842, tatkala Auguste Comte menerbitkan buku berjudul Course de Philosophie Positive. Dalam bukunya ia menerangkan bahwa pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap terakhir yaitu tahap ilmiah. Pandangannya disebut Hukum kemajuan manusia atau “ hukum tiga jenjang “ yaitu Jenjang Teologi, Jenjang Metafisika dan Jenjang Positif. Karena jasanya, comte disebut Bapak Sosiologi karena ia yang pertama kali memakai istilah sosiologi.
Setengah abad setelah Herbert Spencer mengembangkan suatu sistematika penelitian masyarakat dalam bukunya berjudul Principles of Sosiology, istilah sosiologi menjadi lebih populer dan kemudian berkembang pesat pada abad ke 20 terutama di Prancis, Jerman dan Amerika Serikat.

C.   Objek Kajian Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia tersebut didalam masyarakat .

D.   Definisi Sosiologi
1.    Selo Sumardjan dan Soeleman Soemardi : sosiologi atau ilmu kemasyarakatan ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses – proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur – unsur sosial pokok, yaitu kaidah kaidah sosial ( norma-norma sosial) lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok dan lapisan-lapirasn sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antar berbagai segi kehidupan bersama.
2.    Auguste Comte, sosiologi merupakan suatu studi positif tentang hukum-hukum dasar dari berbagai gejala sosial yang dibedakan menjadi sosiologi statis dan sosiologi dinamis.

3.    Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah imu yang mempelajari hal – hal sebagai berikut :
a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial misalnya gejala ekonomi dengan agama
b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gelaja sosial dan gejala non sosial , misalnya gejala geografis dan biologis
c. Ciri-ciri umum dari semua gejala sosial
4.    William F. Oghburn dan Meyer F. Nimkof
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial
5.    Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yaang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial merupakan cara bertindak, berfikir dan berperasaan yang berada diluar individu, mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan
6.    Max Weber
Sosiologi ialah suatu ilmu yang mempelajari tindakan sosial. Tindakan sosial adalh tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.
E.    Hakekat Sosiologi
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar mengatakan sosiologi adalah ilmu sosial yang murni, abstrak, rasional dan empiris, bersifat umum serta berusaha mencari pengertian umum. Menurut pengertiannya, hakikat ilmu sosiologi adalah sebagai berikut:
a.     Sosiologi adalah ilmu sosial
b.    Sosioloi bukan disiplin ilmu normatif, melainkan disiplin ilmu kategoris, yang membatasi diri pada kejadian dewsa ini, bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi
c.     Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni ( pure science ) bukan ilmu pengetahuan terapan
d.    Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak, bukan ilmu pengetahuan konkret
e.     Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakekat, bentuk, isi dan struktur masyarakat manusia
f.     Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan
g.    Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinysosiologi mempelajari gejala umum dan selalu ada pada setiap interaksi antarmanusia

F.    Sosiologi sebagai Ilmu
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan ( knowledge ) yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran serta dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Sosiologi merupakan ilmu karena sistematis, objektif, menggunakan pemikiran dan knowledge. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.     Bersifat empriris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tdiak bersifat spekulatif, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hari observasi yang konkret di lapangan
b.    Bersifat teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hari observasi yang konkret di lapangan
c.     Bersifat komulatif, artinya teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus
d.    Bersifat nonetis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukanlah baik buruknya fakta tertentu akan tetapi menjelaskan fakta tersebut secara analitis


G.   Metode – Metode dalam Sosiologi

a. Metode kualitatif, mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang bersifat eksak. Metode ini meliputi metode historis, komparatif dan kombinasi historis komparatif serta case study
b. Metode kuantitatif, yaitu mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur menggunakan skala, indeks, tabel dan formula yang mempergunakan ilmu pasti atau matematika.

Metode lain yaitu:
a. Metode induktif, yaitu mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam lapangan lebih luas
b. Metode deduktif yaitu menggunakan proses sebaliknya, yaitu dimulai dari kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan khusus
c. Metode fungsionalisme adalah metode yang bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
H.   Peran Sosiolog
Beberapa profesi yang umum diisi oleh para sosiolog dalam masyarakat aalah sebagai berikut :
a. Ahli riset
b. Konsultan Kebijakan
c. Sosiolog klinis atau terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat . Dalam kedudukan seperti ini sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan atau teknisi
d. Guru atau pendidik

I.     Manfaat Sosiologi
Sosiologi dapat bermanfaat dalam pembangunan, pemecahan masalah sosial, perencanaan sosial dan penelitian

J.     Masalah Sosial
Masalah sosial yang timbul akibat perkembangan iptek, industrialisasi dan urbanisasi apabila kita kelompokkan menjadi empat macam ( menurut Soerjono Soekanto ) :
a. Masalah yang berasal dari faktor ekonomi, misalnya kemiskinan, gelandangan, pengangguran
b. Masalah yang berasal dari faktor biologis, misalnya muntaber, demam berdarah
c. Masalah yang berasal dari faktor psikologis, misalnya bunuh diri, frustasi
d. Masalah yang berasal dari faktor kebudayaan misalnya kenakalan remaja, perceraian, seks pranikah, konflik keagamaan

Para ahli sosiologi menyusun ukuran-ukuran atau kriteria masalah sosial . Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kriteria Utama , masalah sosial terjadi karena adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan.
b. Sumber Masalah Sosial
c. Pihak Yang Menetapkan Masalah sosial
Kelompok-kelompok itu antara lain pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial, dewan atau musyawarah masyarakat
d. Masalah Sosial Nyata dan Laten
Masalah sosial laten adalah masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat tetapi tidak diakui sebagai masalah, misalnya korupsi
e. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Contoh masalah sosial antara lain kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga dan peperangan


Materi: Interaksi Sosial
SKL.2
Mendeskripsikan interaksi sosial sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Materi :
• Interaksi sosial
• Bentuk-bentuk interaksi

INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial berawal dari tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dipengaruhi atau untuk mempengaruhi orang lain
Ada empat tindakan sosial:
1.    tindakan sosial instrumental, yaitu kesesuaian tujuan dengan cara bertindak
2.    tindakan rasional berorientasi nilai, yaitu tindakan dengan memperhitungkan manfaat atau sesuai dengan nilai-nilai masyarakat, tujuan tidak diperhatikan
3.    tindakan tradisional, yaitu tindakan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat
4. tindakan afektif, yaitu tindakan berdasakan afeksi (perasaan) atau emosi
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorang, antara kelompok-kelompok dengan kelompok-kelompok lain maupun antara kelompok manusia dengan individu. Interaksi sosial karena pada dasarnya manusia memiliki naluri gregariousness (naluri untuk hidup bersama). Ciri interaksi adalah resiprokal yaitu adanya aksi dan reaksi

Faktor yang menjadi dasar proses interaksi:
1. Imitasi, yaitu tindakan meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik
2.    Sugesti, yaitu pemberian pengaruh dari satu pihak ke pihak lain sehingga pihak yang dipengaruhi bertindak tanpa berfikir panjang. Pemberi sugesti biasanya orang yang berwibawa, berpengaruh, kelompok mayoritas terhadap minoritas
3.    Identifikasi, yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain
4.    Simpati, yaitu proses dimana seseorang tertarik dengan pihak lawan

Sugesti yang mendalam akan melahirkan motivasi, yaitu dorongan yang diberikan individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lainnya sehingga individu atau kelompok yang diberi motivasi melaksanakan apa yang dimotivasikan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Perasaan simpati yang mendalam akan melahirkan empati, yaitu perasaan seolah-olah merasakan apa yang dialami oleh pihak lain yang diempatikannya.

Syarat interaksi yaitu kontak dan komunikasi
Kata kontak berasal dari con atau cum yang artinya bersama-sama dan kata tango yang artinya menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Tetapi yang terpenting dalam kontak adalah kedua belah pihak sadar akan kesadarannya sehingga saling memberikan tindakan atau tanggapan
Wujud kontak sosial yaitu
1. kontak antarindividu
2. kontak antar kelompok
3. kontak antara individu dan suatu kelompok
Dilihat dari langsung-tidaklangsung kontak dibedakan menjadi:
1.    kontak primer atau kontak langsung yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Misalnya tatap muka, jabat tangan, saling melirik
2.    kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan hubungan timbal balik. Misalnya Yanto meminta tolong Joko untuk mengajak Erna bergabung dalam kegiatan palang merah remaja.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain. Komponen komunikasi adalah:
1.    Komunikator, yaitu pihak penyampai pesan
2.    Komunikan, yaitu pihak penerima pesan
3.    Pesan, yaitu isi atau maksud yang disampaikan komunikator kepada komunikan
4.    Media, yaitu cara atau alat menyampaikan pesan
5.    Umpan balik (feedback) yaitu tanggapan dari penerima pesan kepada penyampai

Ciri-ciri interaksi
1.    ada pelaku lebih dari satu orang
2.    ada komunikasi dua arah
3.    ada dimensi waktu (masa sekarang dan akan datang)
4.    ada tujuan tertentu yang hendak dicapai

B. BENTUK_BRNTUK INTERAKSI
Bentuk – bentuk interaksi secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu yang mengarah pada asosiati dan disosiatif
Asosiatif yaitu proses sosial yang mengarah pada kerukunan, kesatuan atau integrasi
1.    Kerja sama (cooperation)
2.    Bentuk-bentuk kerjasama
3.    bargaining (tawar menawar) yaitu perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa
4.    kooptasi yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan
5.    koalisi yaitu kejasama dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama
6.    Joint Venture yaitu kerjasama dalam mengusahakan proyek-proyek tertentu

2. Akomodasi
Akomodasi adalah bentuk penyelesaian pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
Tujuan Akomodasi adalah:
- meredam dan mencegah konflik
- menghindari disintegrasi
- mendorong dan memudahkan proses integrasi dan asimilasi
- menjaga keutuhan bangsa dan menggalang persatuan dan kesatuan warga
Adapun bentuk-bentuk akomodasi
1.    coersion yaitu paksaan pihak kuat terhadap yang lemah
2.    kompromi, yaitu saling mengurangi tuntutan antara pihak yang bertikai
3.    arbritrasi yaitu penyelesaian masalah melalui pihak ketika dimana keputusan pihak ketiga bersifat mengikat
4.    mediasi yaitu penyelesaian masalah yang difasilitasi oleh pihak ketiga yang bersifat netral
5.    konsilisasi yaitu usaha mempertemukan pihak yang bertikai bagi tercapainya persetujuan bersama melalui badan tetap
6.    toleransi yaitu penyelesaian pertikaian dengan cara membiarkan dan menghormati pihak lain
7.    stalemate yaitu bentuk akomodasi dimana pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan seimbang sehingga berhenti pada suatu tempat tertentu
8.    ajudikasi, yaitu penyelesaian pertentangan melalui pengadilan
9.    displacement, pengalihan perhatian
10. segregasi, berpisah
11. case fire (genjatan senjata) yaitu penghentian pertikaian untuk sementara waktu

3.    Asimilasi yaitu pada dasarnya merupakan perubahan yang dilakukan secara sukarela yang ditandai dengan adanya usaha mengurangi perbedaan yang ada.
       Adapun faktor pendorongnya adalah:
-      toleransi di antara kelompok yang berbeda
-      kesempatan yang sama di bidang ekonomi
-      kesediaan menghormati budaya asing
-      sikap terbuka golongan penguasa
-      persamaan unsur-unsur kebudayan
-      amalgamasi (kawin campur)

4.    Akulturasi yaitu proses penerimaan dan pengolahan unsur budaya asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli.


Disosiatif, yaitu proses sosial yang mengarah pada perpecahan dan disintegrasi
1.         Persaingan (competition)
Persaingan terjadi jika beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya terbatas.
2.         Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai dengan ketidakpastian, keraguan,
penolakan dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka..

Bentuk-bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese
- kontravensi umum misalnya penolakan, keengganan
- kontravensi sederhana misalnya menyangkal pernyataan orang di depan umum
- kontravensi intensif misalnya penghasutan, desas desus
- kontravensi rahasia misalnya pembocoran rahasia, khianat
- kontravensi taktis misalnya provokasi, intimidasi, mengejutkan pihat lawan

3.    Pertikaian
Merupakan sosial bentuk lanjut dari kontravensi, artinya pertikaian sudah bersifat terbuka
4.    Konflik
Suatu proses antara dua pihak yang saling berusaha menyingkirkan dengan cara menghancurkan atau membuat pihak lain tidak berdaya. Konflik dapat berdampak:
-      meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain ( + )
-      keretakan hubungan antara anggota kelompok
-      perubahan kepribadian pada individu
-      kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
-      dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik

Bentuk-bentuk konflik dapat berupa:
a. pertentangan pribadi
b. pertentangan rasial
c. pertentangan antar kelas sosial
d. pertentangan politik
e. pertentangan internasional


C.   KETERATURAN SOSIAL
       Dalam interaksi sosial, nilai dan norma berperan dalam menentukan perilaku seseorang. Apabila semua anggota masyarakat mematuhi nilai dan norma yang berlaku, maka akan tercipta suatu keteraturan sosial. Keteraturan sosial yaitu suatu keadaan kehidupan masyarakat yang selaras, serasi, penuh persatuan dan akan menciptakan suatu integrasi sosial.
Adapun unsur-unsur keteraturan sosial adalah:
1. Tertib sosial yaitu adanya keselarasan antara tindakan masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku
2. Order sosial (social order) yaitu suatu sistem nilai dan norma yang diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat
3. Keajegan yaitu suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan yang tetap dan
berlangsung terus menerus
4. Pola yaitu bentuk umum dari suatu interaksi sosial

Adapun tertib sosial ditandai oleh tiga hal:
1. terdapat suatu sistem nilai dan norma yang jelas
2. individu atau kelompok di dalam masyarakat mengetahui dan memahami norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku
3. individu atau kelompok dalam masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma-orma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

Materi : Nilai dan Norma
SKL  3
Menjelaskan proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian
Matei
• Nilai
• Norma sosial
• Sosialisasi
• Kepribadian
A.   Nilai
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik dan benar yang dicita-citakan oleh warga. Agar nilai dapat terlaksana maka dibentuklah norma yaitu ketentuan yang berisi perintah dan larangan yang dilengkapi dengan sanksi. Nilai terdiri dari:
1.    nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
2.    nilai vital yaitu segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas
3.    nilai rohani , yaitu segala sesuatu yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani.
Nilai rohani dibedakan menjadi :
1)    Nilai kebenaran dan nilai empiris yaitu nilai yang bersumber dari proses berfikir atau akal manusia
2)    Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia
3)    Nilai moral, yaitu nilai yang bersumber dari karsa dan etika
4)    Nilai religius, yaitu nilai yang berisi keyakinan terhadap Tuhan YME

Fungsi nilai yaitu
1.    Alat untuk menentukan harga sosial
2.    Mengarahkan masayrakat untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang adal dalam masyarakat
3.    Memotivasi atau memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya dalam perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya
4.    Alat solidaritas atau pendorong masyarakat untuk saling bekerja sama
5.    Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan idividu untuk berbuat baik

B.   Norma Sosial
Adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu sebagai perwujudan dari nilai.Berdasarkan tingkatannya, norma dalam masyarakat dibedakan menjadi:
1. Cara (usage)
Cara merupakan suatu bentuk perbuatan tertentu, misalnya cara makan
2. Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan merupakan bentuk perbuatan yang diulang-ulang secara sadar dan mempunyai tujuan yang jelas serta dianggap baik dan benar
3. Tata Kelakuan (Mores)
Tata kelakuakn adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Fungsi mores adalah:
-      memberikan batasan pada perilaku individu
-      mendorong seseorang agar sanggup menyesuaiakan tindakan dengan tata kelakuan yang berlaku
-      membentuk solidaritas sekaligus memberikan perlindungan terhadap keutuhan dan kerjasama antara anggota-anggota yang bergaul dalam masyarakat
4. Adat Istiadat (Custom)
Custom adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi kuat dalam masyarakat yang memiliki custom tersebut

Macam norma sosial dibedakan sebagai berikut
1.    Norma agama yaitu peraturan sosial yang sifat mutlak dan tidak bisa ditawar karena berasal dari Tuhan.
2.    Norma kesusilaan yaitu peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak.
3.    Norma kesopanan yaitu peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku wajar dalam masyarakat.
4.    Norma hukum yaitu aturan sosial yang dibuat oleh lembaga tertentu, mempunyai sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.




C.   Pengertian Sosialisasi
Manusia tercipta sebagai gregoriouness atau zoon politicon, yaitu manusia yang tidak bisa hidup tanpa orang lain atau selalu berkelompok dan bermasyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya ia selalu membutuhkan orang lain yang menyebabakan ia harus berinteraksi dengan orang lain. Dari interaksi antar individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok melahirkan suatu proses yang disebut sosialisasi.Sosialisasi secara sederhana berarti proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara – cara hidup, norma dan nilai yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima kelompoknya. Oleh sebab itu dalam mepelajari sosialisasi maka perlu dipahami dahulu tentang nilai dan norma.
Pengertian Sosialisasi menurut beberapa tokoh
1. Peter Berger : sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat
2. B.J.Cohen : sosialisasi adalah proses – proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok
3.    Soerjono Soekanto : sosialisasi adalah suatu proses social tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang – orang dalam kelompoknya

Tujuan Sosialisasi
1.    Memberikan pengetahuan dan ketrampilan bekal bermasyarakat
2.    meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien
3.    membantu pengendalian fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang tepat
4.    membiasakan individu dengan nilai nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat

Proses Sosialisasi
Menurut Goerge Herbert Mead (Role Theory)
1.    Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Dimulai saat lahir dan balita dimana seorang anak mulai kegiatan meniru tidak sempurna, serta memperoleh awal pemahaman tentang diri
2.    Tapap Meniru (Play Stage)
Ditandai dengan semakin sempurnanya anak meniru peran, misal bermain perang – perangan sebagai tentara, sekolah – sekolahan sebaagi guru atau murid. Disini orang tua sebaagi significant other yaitu orang yang amat berarti bagi anak dan dianggap penting bagi pembentukanan dan bertahannya diri dimaan anak menyerap nilai dan norma
3.    Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Tahap pada masa remaja dimana sering terjadi proses identifikasi seseorang terhadap idolanya. Disini remaja juga dapat memainkan peran sendiri dengan penuh kesadaran.
4.    Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized other)
Tahap seseorang dianggap dewasa dimana ia telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya

Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
1.    Keluarga (Kinship)
Keluarga merupakan media sosialisasi awal seseorang. Disini orang tua sangat berperan untuk :
1).   Selalu dekat dengan anak-anaknya
2).   memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar
3).   mendorong anak agar dapat membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk
4).   ibu dan ayah dapat membawakan peran sebagai orang tua yang baik, benar dan terpuji serta menghindari perbuatan yang keliru di muka anak-anaknya
5).   menasehati anak jika melakukan kesalahan serta mengarahkan anak ke jalan yang benar

Pola sosialisasi dalam keluarga dibedakan menjadi 2
1).   Represif (repressive socialization) yaitu menekankan ketaatan anak pada orang tua.
       Ciri yang lain adalah :
       a. menghukum perilaku yang keliru
       b. hukuman dan imbalan material
       c. kepatuhan anak
       d. komunikasi sebagai perintah
       e. komunikasi nonverbal
       f. sosialisasi berpusat pada orang tua
       g. anak memperhatikan keinginan orang tua
       h. keluarga sebagai significant order (dominasi orang tua)
2). Sosialisasi partisipasi (participatory socialization) yaitu mengutamakan adanya partisipasi dari anak, antara lain:
       a. memberikan imbalan bagi perilaku yang baik
       b. hukuman dan imbalan simbolis
       c. otonomi pada anak
       d. komunikasi sebagai interaksi
       e. komunikasi verbal
       f. sosialisasi berpusat pada anak
       g. orang tua memperhatikan keinginan anak
       h. keluarga merupakan generalized order (kerjasama ke arah tujuan)

2.    Teman Sepermainan
Disebut juga peer group, kelompok sebaya. Pada usia remaja berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Peranana positif kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak antara lain
1)    rasa aman dan dianggap penting dalam kelompok
2)    perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan
3)    remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, gembira dan lainnya yang tidak didapat dirumah
4)    melalui interaksi dapat berkembang ketrampilan social yang berguna bagi kehidupan mendatang
5)    pola perilaku dan kaidah – kaidah tertentu dalam persahabatan mendorong remaja bersikap lebih dewasa

Dalam kelompok remaja ada yang berbentuk geng atau klik. Geng adalah kelompok remaja yang terkenal karena kesamaan latarbelakang social, sekolah, daerah dan sebagainya. Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentingan bersama. Geng sering dikonotasikan negatif karena kegiatannya yang melanggar norma, misal penggunaan narkoba, pelanggaran lalu lintas untuk geng motor dll. Ada juga geng yang dapat mengembangkan kepribadian yang positif bagi anggotanya antara lain;
1) mengembangkan ketrampilan berorganisasi dan kepemimpinan
2) menumbuhkan rasa kesetiakawanan social yang kuat
3) rela berkorban untk sesama anggota kelompok
4) menyalurkan semangan patriotisme

3.    Sekolah
Sekolah merupakan media sosialisasi yang mendasar setelah keluarga karena di sekolah terjadi proses pembelajaran yang sistematis terhadap individu. Aspek yang dipelajari selain belajar membaca, menulis dan berhitung adalah aturan – aturan mengenai kemandirian ( independence), prestasi (achievement), universalisme dan kekhasan (specifikasy).
Fungsi sekolah sebagai media sosialisasi antara lain:
1)    mengembangkan potensi anak untuk mengenalkan kemampuan dan bakatnya
2)    melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari generasi ke generasi
3)    merangsang partisipasi demokrasi dan mengembangkan kemampuan berfikir rasional dan bebas
4)    memperkaya kehidaupan dengan menciptakan cakrawala intelektual, meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan dan penyuluhan
5)    meningkatkan taraf kesehatan melalui penjaskes
6)    menciptakan warga negara yang mencitai tanah air, menunjang integrasi antarsuku dan antarbudaya
7)    mengadakan hiburan umum (kompetisi olah raga dan pensi)

4.    Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh bsar dalam pembentukan kepribadian. Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sukar dirubah apabila yang bersangkuta lama bekerja di lingkungan tersebut.
5.    Media Massa
Media massa dapat mempengaruhi kepribadian individu melalui pesan yang disampaikan oleh media massa tersebut. Media masa terbagi menjadi 2, media cetak (surat kabar, majalah, tabloid) dan media elektronika ( TV, radio, internet, film). Media TV meupakan media yang paling efektif dalam penyampaian pesan karena hampir dimiliki oleh setiap lapisan masyarakat, tayangan visual (bisa dilihat) dan didengar. Tayangan TV sering dijadikan acuan perilaku dan gaya hidup bagi penontonya.

Media yang lain
Media sosialisasi yang lain adalah institusi agama, ketetanggaan, organisasi rekreasional, masyarakat merupakan agen sosialisasi yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

Jenis sosialisasi
1.        Sosialisasi Primer
Menurut Peter L. Berger dan Luckmann yaitu sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga)
2.        Sosialisasi Sekunder
Adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Menurut Irving Goofmen adalah suatu sosialisasi yang ditandai dengan adanya keterputusan sosialyang diawali dengan desosialisasi(pencabutan peran) dan resosialisasi (pemberian peran social baru) melalui institusi total yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Tempat tinggal yang dimaksud adalah terpisah dari masyarakat luas dalam waktu tertentu, bersama – sama menjalani hidup terkukung dan diatur secara formal, misal LP, RSJ

D.   Hubungan antara Sosialisasi dengan Kepribadian
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap yang melekat pada seseorang apabila dihubungan dengan orang lain atau menaggapi suatu keadaan. Kepribadian merupakan hasil sosialisasi dan enkulturisasi, karena sosialisasi merupakan proses social yang didapat atau terjadi dalam diri seorang individu sejak ia kecil untuk membentuk kepribadian dan sikapnya dalam berperilaku sehingga sesuai dengan perilaku dan kepribadian kelompoknya sehingga ia diterima sebagai bagian dari kelompok tersebut. Unsur kepribadian yang menyusun manusia adalah pengetahuan, perasaan dan naluri
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian yaitu:
a. faktor biologis misalnya ketekunan, IQ, ambisi
b.  faktor geografis (lingkungan fisik) misalnya tinggal di pegunungan atau pantai
c.  faktor kebudayaan khusus misalnya desa, kota, pesantren, keluarga petani
d. faktor pengalaman kelompok

Materi: Perilaku Menyimpang dan Pengendalian
SKL 4
Mengidentifikasi berbagai perilaku menyimpang dan pengendalian sosial dalam masyarakat
Materi
• Perilaku meyimpang
• Pengendalian sosial

Ringkasan
A.   Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. Perilaku menyimpang ditentukan batasannya oleh norma-norma kemasyarakatan yang berlaku dalam suatu budaya sehingga pengertian perilaku menyimpang berbeda-beda di setiap masyarakat.
Ada dua proses pembentukan perilaku menyimpang yaitu:
1. Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi dari nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang bersumber pada pergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan kawan yang kurang baik mengakibatkan perilaku menyimpang
2.  Penyimpangan dari sosialisasi yang tidak sempurna

Proses ini terjadi karena nilai dan norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi sehingga orang tidak mempertimbangkan resiko dan melakukan penyimpangan

B.   Bentuk-Bentuk Penyimpangan
Perilaku menyimpang dibedakan menjadi dua yaitu:
1.    perilaku menyimpang primer, bersifat sementara dan masyarakat masih bisa menerima
2.    perilaku menyimpang sekunder, secara khas dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi dominan dalam kehidupan pelaku dan dikenal umum oleh masyarakat

Robert M.Z Lawang mengemukakan macam penyimpangan yaitu:
1.    Perilaku menyimpang yang dianggap sebagai kejahatan atau kriminal
2.    Penyimpangan seksual
3.    Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup, misalnya penjudi, pemabok
4.    Penyimpangan dalam bentuk konsumsi yang berlebih, misalnya alkoholisme

Light, Keller dan Calhoun membedakan tipe kejahatan menjadi:
1.    Kejahatan tanpa korban, misalnya konsumsi narkoba
2.    Kejahatan terorganisir, misalnya perdagangan perempuan, sindikat, mafia peradilan
3.    Kejahatan kerah putih, yaitu kejahatan yang dilakuakn oleh orang yang memiliki
kedudukan dan pengetahuan tinggi, misalnya penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan, korupsi
4.    Kejahatan koorporat, yaitu kejahatan yang dilakukan atas nama perusahaan yang bertujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian, misalnya pembuangan limbah di laut, kejahatan terhadap konsumen

Berdasarkan banyaknya pelaku penyimpangan dibedakan menjadi:
1. penyimpangan individual
2. penyimpangan kelompok
3. penyimpangan campuran



D.    Sebab-sebab Perilaku Menyimpang
1. sikap mental yang tidak sehat
2. keluarga yang broken home
3. pelampiasan rasa kecewa
4. pengaruh lingkungan dan media massa
5. dorongan kebutuhan ekonomi
6. keinginan untuk dipuji atau gaya-gayaan
7. proses belajar yang menyimpang
8. ketidaksanggupan menyerap norma budaya
9. adanya ikatan sosial yang berlebihan
10. akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
11. akibat kegagalan dalam proses sosialisasi

Media pembentukan perilaku menyimpang dapat diperoleh melalui keluarga, lingkungan tempat tinggal, kelompok bermain dan media massa

E. Pengendalian Sosial
       Pengendalian Sosial (social control) adalah segenap cara dan proses pengawasan yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, mendidik, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma dan nilai yang berlaku

F.    Sifat-sifat Pengendalian Sosial
       Dilihat dari waktu pelaksanaannya
       1. prevantif (pencegahan)
       2. represif (memperbaiki)
       3. dan gabungan
      
       Dilihat dari jumlah cakupan yang terlibat
       1. pengawasan dari individu terhadap individu lain
       2. pengawasan dari individu terhadap kelompok
       3. pengawasan dari kelompok terhadap kelompok
       4. pengawasan dari kelompok terhadap individu

       Dilihat dari aspek pelaksanaannya
       1. Persuasif (tanpa kekerasan)
       2. Coersif (paksaan)
       3. Kompulsif, yaitu menciptakan suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau perilaku yang negatif dan seseorang terpaksa taat dari situasi yang sengaja diciptakan pengendali
       4. Pervasi yaitu nilai dan norma disampaikan atau dimasukkan secara berulang-ulang dan terus menerus dengan harapan akan melekat dalam jiwa seseorang sehingga akan terbentuk sikap yang diharapkan

G.   Bentuk-bentuk pengendalian sosial
1. cemooh                                     6. Pendidikan
2. desas desus                              7. Agama
3. ostrasisme (pengucilan)            8. Intimidasi
4. fraundulens (pihak ketiga)       9. kekerasan fisik
5. teguran                                     10. Hukuman

H.   Fungsi Pengendalian Sosial
1. Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma
2. Memberikan imbalan kepada warga yang mentaati norma
3. Mengembangkan rasa malu
4. Mengembangkan rasa takut
5. Menciptakan sistem hukum

Pengendalian sosial dapat dilaksanakan melalui
1. Sosialisasi
Sosialisai dilakukan agar anggota masyarakat bertingkah laku seperti yang diharapkan tanpa melalui jalur formal dan informal
       2. Tekanan Sosial
Tekanan Sosial perlu dilakukan agar masyarakat sada dan mau menyesuaikan diri dengan aturan kelompok. Masyarakat dapat memberikan sanksi terhadap individu yang melanggar aturan kelompok

I.   Peranan Pranata Sosial paksaan.

Usaha penanaman pengetian tentang nilai dan norma kepada anggota masyarakat diberikan dalam Pengendalian Sosial :
1.         Polisi
       Polisi merupakan salah satu pranata sosial yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban
2.         Pengadilan
       Unsur pengadilan terdiri dari hakim, jaksa, panitera, pengacara dan polisi
Unsur-unsur tersebut bertugas menyelenggarakan pengadilan terhadap individu yang melanggara norma hukum yang berlaku
3.         Adat
       Adat merupakan tata kelakuan yang kuat sehingga merupakan hukum non formal bagi masyarakat. Ketika terjadi pelanggaran terhadap adat maka masyarakat akan memberikan cemooh, gunjingan hingga pengucilan
4.         Tokoh Masyarakat
       Tokoh masyarakat adalah seseorang yang dianggap mempunyai kelebihan tertentu dan menjadi penuntun di masyarakat sekitarnya
5.         Sekolah
       Sekolah merupakan cara pengendalian yang efektif karena merupakan media sosialisasi yaitu wadah pembelajaran siswa dalam bertingkahlaku. Di sekekolah siswa dapat melakukan pembiasaan dan tersistimatis. Adapun pelaksanaannya juga terprogram menurut kurikulum tertentu
6.         Keluarga
       Keluarga merupakan lembaga pengendalian secara non formal dan keluarga juga merupakan media sosialisasi. Dalam keluarga orang tua mengendalikan perilaku anak-anaknya agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dengan cara mendidik, mensosialisasi, menasehati, menegur dan bahkan menghukum agar anak kembali mematuhi nilai dan norma yang berlaku

Materi: Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial
SKL 5
Menjelaskan bentuk struktur sosial dan konsekuensinya terhadap konflik dan mobilititas sosial
Materi
• Struktur sosial
• Statifikasi sosial
• Diferensiasi sosial
• Konsekuensi bentuk struktur terhadap konflik dan integrasi
• Mobilitas sosial

A.      STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku berulang-ulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut

Struktur sosial memiliki empat element dasar:
1. Status sosial
2. Peran sosial
3. Kelompok
4. Institusi atau lembaga
Para ahli teori interaksionis menekankan bahwa perilaku sosial kita dikondisikan oleh peran-peran dan status-status yang kita terima, kelompok mana kita berasal dan institusi mana kita berfungsi
Status Sosial dan Peran
Adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. . Status dilihat dari proses terjadinya dibedakan menjadi:
a. Ascribed Status (Status akibat kelahiran)
b. Achieved Status (Status yang diperjuangkan)
c. Assigned Status (Status yang dianugerahkan)

Status selalu diikuti oleh peran. Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan statusnya atau seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status tertentu.

Secara sederhana ketidaksamaan dalam masyarakat terjadi akibat beberpa faktor antara lain ras, agama, gender, peran dan status, kelas sosial, kelompok, pendidikan dan lain-lain. Secara umum, perbedaan sosial dapat dibedakan menjadi dua
1.    Secara horisontal, diferensiasi, yaitu pembedaan yang dikaitkan dengan interaksi tetapi tidak menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah
2.    Secara vertikal, stratifikasi, yaitu perbedaan sosial yang menunukkan adanya tingkatan yang berbeda dalam masyarakat

B.   DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi sosial adalah proses penempatan orang-orang dalam berbagai kategori sosial yang berbeda, yang didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diciptakan secara sosial. Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi adalah variasi pekerjaan prestise, kekuasaan kelompok dalam masyarakat yang dikaitkan dengan interaksi atau akibat umum dari proses interaksi sosial yang lain
Diferensiasi sosial terjadi karena perbedaan ciri fisik dan ciri sosial dan ciri budaya
Beberapa wujud diferensiasi sosial adalah:
1. Ras                                           5. Jenis kelamin
2. Etnik                                        6. Klan (kelompok kekerabatan berdasarkan garis
3. Agama dan kepercayaan keturunan)
4. Profesi                                      7. Suku Bangsa

Ada empat hal mendasar yang merupakan persamaan antara suku-suku bangsa di Indonesia, yaitu:
1. kehidupan sosialnya berdasarkan atas kekeluargaan
2. terdapat sistem pemilikan tanah
3. memiliki hukum adat
4. kekerabatan, adat perkawinan serta persekutuan masyarakat

C. STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan sosial lainnya. Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Menurut Pitirim Sorokin, sistem stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas – kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal. Biasanya stratifikasi didasarkan pada kedudukan yang diperoleh melalui serangkain usaha perjuangan.

Stratifikasi sosial yang diperoleh secara alami yaitu:
1. stratifikasi sosial berdasakan usia
2. stratifikasi sosial karena senioritas
3. stratifikasi sosial berdasarkan jenis kelamin
4. stratifikasi sosial berdasarkan sistem kekerabatan
5. stratifikasi sosial berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu

Stratifikasi sosial berdasarkan status yang diperoleh melalui usaha-usaha tertentu yaitu:
1. stratifikasi dalam bidang pendidikan
2. stratifikasi dalam bidang pekerjaan
3. stratifikasi dalam bidang ekonomi (klas sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi stratifikasi sosial:
1. kekayaan (materi)
2. kekuasaan (power)
3. kehormatan/kebangsawanan
4. tingkat pendidikan (pengetahuan)

Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial di masyarakat ada dua:
1. Stratifikasi terbuka
Yaitu sistem stratifikasi yang memberikan kesempatan kepada seseornag untuk berusaha dengan kemampuannya sendiri masuk ke kelas tertentu. Sistem ini terjadi karena:
- perbedaan ras dan sistem nilai
- pembagian tugas (spesialisasi)
- kelangkaan hak dan kewajiban
2. Stratifikasi tertutup
Yaitu adanya pembatasan terhadap kemungkinan pindahnya kedudukan seseorang dari suatu lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain.
3. Stratifikasi sosial campuran
Bentuk – bentuk stratifikasi yang ada di masyarakat antara lain
1. Sistem Kasta
Sistem kasta mempunyai ciri-ciri : keanggotaan berdasar keturunan, keunggulan yang diwariskan berlaku seumur hidup, perkawinan endogami, hubungan dengan kelompok sosial lain terbatas, penyesuaian diri ketat pada norma-norma kasta, diikat oleh kedudukan yang sudah ditetapkan secara tradisional, prestise kasta dijaga, kasta yang lebih rendah dikendalikan oleh kasta yang lebih tinggi.

2.  Sistem Kelas Sosial, yaitu berdasarkan pada status yang diusahakan
3. Sistem Feodal, yaitu berdasarkan kepemilikan tanah, raja, bangsawan, ksatria dan    petani.

Berdasarkan kepemilikan tanah, masyarakat dapat dikategorikan menjadi empat golongan yaitu:
a. pemilik atau tuan tanah atau bangsawan
b. pemilik dan penggarap
c. penyakap (penggarap tanah bagi hasil datau sewa)
d. buruh tani
       4. Sistem Apartheid, yaitu berdasarkan warna kulit

Fungsi stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:
1.    Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, wewenang pada jabatan
2.    Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan
3.    Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan
4.    Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah
5.    Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan
6.    Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat

Pelapisan sosial dalam masyarakat terjadi pada bidang:
1. ekonomi , yaitu menjadi kelas atas, menengah dan bawah
2. status sosial, yaitu berkaitan dengan kedudukannya di masyarakat
3. politik, yaitu berdasarkan kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki seseorang

Menurut Mac Iver tiga pola umum sistem pelapisan kekuasaan yaitu:
1.    Tipe Kasta
Adalah sistem pelapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku dimana hampir tidak terjadi mobilitas vertikal antar lapisan. Pelapisan sosial terdiri dari (dari puncak) penguasa tertinggi yaitu bangsawan, tentara dan pendeta. Lapisan kedua adalah para tukang, nelayan, petani dan buruh dan lapiran ketiga diisi oleh para budak
2.    Tipe Oligarkis
Adalah sistem pelapisan kekuasaan yang masih mempunyai garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama kesempatan untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. Lapisan atas terdiri dari raja, pegawai tinggi, pengusaha, pengacara. Lapisan kedua terdiri dari tukang, petani dan pedagang. Lapisan ketiga terdiri dari buruh tani dan budak
3.    Tipe Demokratis
Adalah tipe kekuasaan yang menunjukkan kenyataan akan aanya garis pemisah antara laipsan yang bersifat fleksibel. Kedudukan seseorang ditentukan oleh kemampuan dan kadang faktor keberuntungan. Lapisan atas terdiri dari pemimpin parpol, pimpinan organisasi besar, orang-orang kaya. Lapisan menengah terdiri dari pejabat administrasi, kelas atas dasar keahlian, petani dan pedagang. Lapisan terakhir terdiri dari pekerja-pekerja dan petani rendahan
Pada masyarakat pedesaan (Jawa) maka sistem pelapisan sosialnya adalah:
1.    lapisan pertama adalah golongan priyayi, yaitu pegawai pemerintahan di desa atau pimpinan formal di desa
2.    golongan kuli kenceng, yaitu pemilik sawah yang juga sebagai pedagang perantara
3.    golongan kuli gundul, yaitu penggarap sawah dengan sistem sewa
4.    kuli karang kopek, yaitu buruh tani yang hanya mempunyai rumah dan pekarangan saja tetapi tidak punya tanah pertanian sendir
5.    indung tlosor yaitu kelas buruh tani, tidak punya rumah dan tanah pekarangan

Pelapisan sosial pada masa kolonial adalah sebagai berikut:
1. Golongan Eropa (orang Belanda, Portugis, Perancis)
2. Golongan Timur Asing (orang Cina, Arab, India)
3. Golongan bumiputera


D.   KONSEKUENSI BENTUK STRUKTUR TERHADAP KONFLIK DAN INTEGRASI

1.    Konsekuensi Diferensiasi
Interseksi
Sifat hubungan antara ras, suku bangsa dan agama disebut proses interseksi atau persilangan, artinya anggota kelompok sosial tertentu termasuk jug anggota kelompok sosial yang memungkinkan anggota masyarakat memiliki keberagaman sifat yang berdasarkan ras, suku bangsa dan agama. Interseksi mempunyai akibat terhadap kemajemukan masyarakat yaitu:
-    meningkatkan solidaritas antar anggota suatu kelompok sosial
-    menimbulkan konflik jika perbedaan-perbedaan semakin tajam

Saluran-saluran interseksi di Indonesia adalah
-      hubungan ekonomi, misalnya perdagangan, perindustrian
-      hubungan sosial, misalnya perkawinan, pendidikan
-      hubungan politik, misalnya partai

Konsolidasi
Adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yangberbeda dalam satu kelompok melalui tumpang tindih keanggotaan.Misalnya
Suku Melayu identik dengan agama Islam, orang Bali identik dengan agama Hindu. Adanya konsolidasi berdampak:
-          memperkuat rasa persatuan antara komponen
-          penguatan kelompok lain akan menimbulkan kecurigaan yang memicu terjadinya konflik

Mutual akulturasi
Adalah suatu proses interseksi yang berjalan terus menerus sehingga menimbulkan rasa saling menyukai budaya kelompok lain sehingga sadar atau tidak, individu-individu di dalam masayrakat tersebut akan mengikuti dan menggunakan kebudayaan lain tersebut. Arah dari mutual akulturasi ini adalah terjadinya integrasi

Premordialisme
Diartikan sebagai ikatan-ikatan dalam masyarakat yang bersifat keaslian. Sifat keaslian ini misalnya berdasarkan kesukuan, kekerabatan dan kelompok-kelompok tertentu yang bersifat tradisional. Premordialisme dapat diartikan pula keterikatan terhadap daerah asal. Seseorang yang menjadi anggota kelompok menyebut dirinya sebagai ”in group’ dan orang lain di luar kelompoknya sebagai ”out group”. Dan keterikatan terhadap kelompoknya atau ingroup feeling ditunjukkan dengan adanya saling membantu dan saling menghormati. Hal tersebut menimbulkan solidaritas dan kesetiaan terhadap kelompok.

Politik Aliran
Sifat etnosentrisme, menurut Sumner adalah anggota in-group menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk kelompoknya adalah yang terbaik, paling istimewa dan paling hebat. Sifat etnosentrisme bermula dari perasaan premodial yang kemudian meluas dan berkembang termasuk diantaranya politik aliran. Politik aliran adalah politik yang mementingkan pandangan atau cara berfikir kelompok tertentu yang sangat bertentangan dengan politik demokrasi.

2 .   Konsekuensi Stratifikasi Sosial
       Akibat dari sistem stratifikasi sosial adalah adanya perbedaan-perbedaan perilaku individu atau kelompok yang berada di dalamnya, antara lain sebagai berikut:
       a. cara berbusana
       b. berbahasa dan gaya bahasa
       c. pola komunikasi nonverbal
       d. penyebutan gelar, pangkat, atau jabatan
       e. seragam yang dipakai
       f. tipe atau bentuk dan letak pemukiman
       g. kegiatan rekreasi, olah raga, kegemaran dan penggunaan waktu luang
       f. selera makan
       Perbedaan perilaku individu pada kelas-kelas sosial tertentu, selain mempunyai tujuan yang nyata juga mempunyai tujuan yang lain yaitu menunjukkan kedudukan seeorang di dalam masyarakat. Jika pembedaan ini terlalu tajam maka akan menimbulkan kesenjangan sosial sehingga melahirkan kecemburuan sosial dan pada akhirnya konflik atau disintegrasi.
       Aspek-aspek kehidupan sosial masyarakat yang dipengaruhi oleh diferensiasi, stratifikasi dan kesempatan hidup adalah sebagai berikut:
a. kesehatan
b. pendidikan
c. harapan hidup
d. keadilan sosial

3.    Konflik
       Suatu proses antara dua pihak yang saling berusaha menyingkirkan dengan cara menghancurkan atau membuat pihak lain tidak berdaya. Menurut Soerjono Soekanto, menyebutkan konflik sebagai pertentangan atau pertikaian, yaitu suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Konflik dapat berdampak:
-      meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain
-      keretakan hubungan antara anggota kelompok
-      perubahan kepribadian pada individu
-      kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
-      akomodasi, dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik

Bentuk-bentuk konflik dapat berupa:
a. pertentangan pribadi
b. pertentangan rasial
c. pertentangan antar kelas sosial
d. pertentangan politik
e. pertentangan internasional

Faktor-faktor Penyebab Suatu Konflik
a. perbedaan individu
b. perbedaan latar belakang budaya
c. perbedaan kepentingan
d. perubahan-perubahan nilai yang cepat

       Menurut De Moor, dalam suatu sistem sosial konflik terjadi jika para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan (nilai-nilai) yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran. Menurut Dharendorf pembagian konflik di masyarakat ada lima:

a.    konflik antara atau dalam peran sosial, misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi
b.    konflik antara kelompok-kelompok sosial
c.    konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir
d.    konflik antara satuan nasional, misalnya partai politik, antara negara-negara atau organisasi
       organisasi internasional

Segi positif konflik adalah:
a.    memperjelas aspek-aspek kehidupan
b.    menungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai
c.    jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok
d.    membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma- norma-norma nbaru

4.    Kekerasan
       Konflik yang tidak terkendali akan mengarah pada kekerasan (violent). Namun dipahami bahwa konflik berbeda dengan kekerasan. Kekerasan merupakan konflik-konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai sosial yang ada sehingga berwujud pada tindakan merusak (destruktif). Kekerasan tidak akan muncul apabila kelompok yang saling bertentangan mampu memenuhi 3 macam prasyarat:
1.    Masing-masing kelompok yang terlibat konflik menyadari akan situasi konflik antara mereka
2.    Pengendalian konflik tersebut hanya mungkin dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan itu terorganisasi dengan jelas sehingga mudah untuk dikendalikan
3.    Setiap kelompok yang terlibat di dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu, suatu hal yang akan memungkinkan hubungan-hubungan sosial diantara mereka menemukan suatu pola tertentu. Aturan main ini pada saatnya akan menjamin keberlangsungan hidup kelompok-kelompok itu sendiri.

       Apabila syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi kelompok-kelompok yang berkonflik maka tanpa diduga sebelumnya akan meledak dalam bentuk kekerasan. Konflik sosial tidak akan berubah menjadi kekerasan apabila terjadi pengendalian kelompok yang berkonflik dengan cara yang baik. Ada tiga bentuk pengendalian konflik sosial:
       a. konsiliasi
       b. mediasi
       c. arbitrasi

5.    Integrasi Sosial
       Integrasi mengandung dua pengetian, yaitu pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam suatu sistem sosial dan membuat suatu keseluruhan atau menyatukan unsur-unsur tertentu,khususnya dalam suatu masyarakat yang beranekaragam. Jadi integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut pandangan fungsionalisme struktural, sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut. Pertama, suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus diantara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental. Kedua, masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliations). Setiap konflik akan segera dinetralkan dengan adanya loyalitas ganda dari para anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial
       Para penganut teori konflik berpandangan bahwa suatu masyarakat terintegrasi atas dasar paksaan (coercion) dari suatu kelompok atau satuan sosial yang dominan terhadap kelompok atau satuan sosial yang lain
       Faktor-faktor pendorong integrasi sosial antara lain:
       a. homogenitas kelompok
       b. besar kecilnya kelompok
       c. mobilitas geografi
       d. efektivitas dan efesiensi komunikasi
       Bentuk-bentuk integrasi dapat berupa asimilasi atau akulturasi

6.    Mobilitas Sosial
       Mobilitas Sosial adalah gerak perpindahan dari strata satu ke strata sosial lainnya secara vertikal atau horisontal.
       Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
       Mobilitas sosial horisontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kedudukan ke kedudukan lain yang sederajat.
       Mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan individu atau objek-objek sosial lainnya daru suatu kedudukan ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat, dapat mobilitas sosial vertikal naik (social climbing) atau mobilitas sosial turun (social singking).
Mobilitas sosial vertikal ke atas mempunyai dua bentuk utama
       a. masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
       b. membentuk kelompok baru
      
       Mobilitas sosial vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama
       a. turunnya kedudukan
       b. turunnya derajat kelompok
      
       Mobilitas Antargenerasi yaitu mobilitas yang ditandai dengan perkembangan taraf hidup naik atau turun dalam suatu generasi. Pada mobilitas antargenerasi tidak mungkin terjadi mobilitas horisontal karena berarti tidak terjadi perubahan pada taraf hidup
Mobilitas Intragenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi. Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas yang terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama. Misalnya pemuda angkatan sembilan puluh memiliki kesempatan untuk mengembangkan iptek karena hidup di tengah industrialisasi
      
       Gerak Sosial Geografis adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah yang lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi

       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas
       a. Perubahan kondisi sosial
       b. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
       c. Komunikasi yang bebas
       d. Pembagian kerja
       e. Tingkat vertilitas yang berbeda
       f. Situasi politik

       Beberapa cara yang digunakan untuk gerak ke atas dalam mobilitas yaitu perubahan standar hidup, perubahan tempat tinggal, perubahan tingkah laku, perubahan nama, perkawinan dan bergabung dengan asosiasi tertentu
Saluran – Saluran Mobilitas Sosial (Social Circulation)
a. Angkatan Bersenjata
b. Lembaga-lembaga keagamaan
c. Lembaga pendidikan (dianggap sebagai social elevator)
d. Organisasi politik
e. Organisasi Ekonomi
f. Organisasi keahlian
g. Saluran Perkawinan

Adanya mobilitas sosialdapat menyebabkan
a. konflik antarkelas
b. konflik antarkelompok sosial
c. konflik antargenerasi
d. penyesuaian (akomodasi)

Materi: Masyarakat Majemuk dan Multikultural
Menganalisis kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Materi:
• Kelompok sosial
• Masyarakat majemuk
• Konsep masyarakat multikultural
• Integrasi dan disintegrasi

Ringkasan

A. KELOMPOK SOSIAL
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah cara-cara perlaku masyarakat yang terorganisasi secara sosial. Dengan demikian organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antar warga-warga masyarakat yang bersangkutan di dalam suau tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Di dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti keompok-kelompok sosial dan perkumpulan, lembaga-lembaga sosial, peranan-peranan sosial dan kelas-kelas sosialk

Kelompok Dan Perkumpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Hasil dari interaksi melahirkan kelompok sosial, organisasi, lembaga sosial, status dan peran.

Macam kelompok sosial menurut Bierstedt,\
a.    kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial  dan kesadaran jenis, misalnya kelompok usia penduduk
b.    kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial anggotanya
c.    kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan hubungan satu dengan yang lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi, misalnya kelompok pertemuan, kekerabatan
d.    kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan persamaan kepentingan, misalnya sekolah, negara
Faktor pembentuk kelompok sosial adalah kedekatan dan kesamaan

Kelompok Sosial Yang teratur
1.    In- group dan Out- group
In- group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut, biasanya didasarkan pada faktor simpati dan kedekatan. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in- groupnya
2.    Kelompok primer dan kelompok sekunder
Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggota-anggotanya memiliki hubungan dekat, personal dan langgeng, misalnya keluarga. Kelompok sekunder adalah kelompok besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, hubungan bersifat impersonal
3.    Paguyuban (gemeinschaft) dan Patembayan (geselschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya terikat hubungan batin murni, bersifat alamiah serta kekal atas dasar cinta dan rasa kesatuan batin yang telah ditakdirkan. Menurut Ferdinand Tonnies terdapat tiga tipe paguyuban
- karena ikatan darah
- karena tempat
- karena pikiran atau persamaan ideologi
Patembayan adalah ikatan lahir bersifat pokok dan biasanya hanya jangka pendek.

4.    Group formal dan in –formal
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti

5.    Membership dan Reference group
Membership group adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggotanya.
Reference group adalah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadiannya

Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
1.    Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di stau   tempat dan pada waktu yang bersamaan
2.    Publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai kesamaan kepentingan.

B.        MASYARAKAT MAJEMUK
Masyarakat majemuk sering diidentikan oleh orang awan sebagai masyarakat multikultural. Uraian dari Parsudi Suparlan dapat menjelaskan perbedaan tersebut. Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional yang biasa dilakukan secara paksa (coercy by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah nasional. Setelah PD II contoh masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan dan Suriname. Ciri yang mencolok dan kritikal majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintahan nasional dengan masyarakat suku bangsa dan hubungan di antara masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Sementara itu Dr. Nasikun mengemukakan masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat dalam mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk memahami satu sama lain.
Menurut Pierre L. Van den Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat majemuk:
1.    terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain
2.    memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
3.    kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota-anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
4.    secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain
5.    secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi
6.    adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain

Disini Parsudi Suparlan melihat adanya dua kelompok dalam perspektif dominan-minoritas,
tetapi sulit memahami mengapa golongan minoritas didiskriminasi, karena besar populasinya
belum tentu besar kekuatannya. Konsep diskriminasi sebenarnya hanya digunakan untuk mengacu pada tindakan-tindakan perlakuan yang berbeda dan merugikan terhadap mereka yang berbeda secara askripsi oleh golongan yang dominan. Yang termasuk golongan askripsi adalah suku bangsa (termasuk ras, kebudayaan sukubangsa, dan keyakinan beragama), gender , dan umur.
Sementara itu Furnival mengemukakan bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisah –pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Menurut Furnival berdasarkan konfigurasi (susunannya) dan komunitas etniknya, masyarakat majemuk dibedakan menjadi empat kategori sebagai berikut:
a.              Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang
          Merupakan masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komunitas atau etnik yang mempunyai kekuatan kompetitif yang kurang lebih seimbang. Koalisi antar etnis diperlukan untuk membentuk suatu masyarakat yang stabil.
b.       Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan
          Merupakan masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komunitas etnik dengan kekuatan kompetitif tidak seimbang, di mana salah satu kekuatan kompetitif yang merupakan kelompok mayoritas memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kelompok lainnya.
c.       Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan
          Yaitu yang di antara komunitas atau kelompok etnisnya terdapat kelompok minoritas, tetapi mempunyai kekuatan kompetitif di atas yang lain, sehingga kelompok tersebut mendominasi bidang politik dan ekonomi.
d.      Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
          Yaitu masyarakat yang terdiri atas sejumlah besar komunitas atau kelompok etnis dan tidak ada satu kelompok pun yang mempunyai posisi politik atau ekonomi yang dominan.

Terdapat tiga faktor utama yang mendorong terbentuknya kemajemukan bangsa Indonesia adalah
1.      Latar belakang historis
Adanya perbedaan waktu dan jalur perjalanan ketika nenek moyang bangsa Indonesia berpindah (migrasi) dari Yunan (Cina Selatan) ke pulau-pulau di Nusantara
2.      Kondisi geografis
Perbedaan kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dengan relief beranekaragam dan satu dengan lainnya dihubungkan oleh laut dangkal, melahirkan suku bangsa yang beranekaragam pula, terutama pola kegiatan ekonomi dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut
3.      Keterbukaan terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyaarkat di seluruh wilayah Indonesia yaitu antara lain pengaruh kebudayaan India, Cina, Arab dan Eropa

Dalam menganalisis hubungan antar suku bangsa dan golongan menurut Koentjoroningrat ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1.   sumber-sumber konflik
2.   potensi untuk toleransi
3.   sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa
4. hubungan pergaulan antar suku – bangsa atau golongan tadi berlangsung

Adapun sumber konflik antar suku bangsa dalam negara berkembang seperti Indonesia, paling sedikit ada lima macam yakni:
1.    jika dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama
2.    jika warga suatu suku bangsa mencoba memasukkan unsur-unsur dari kebudayaan kepada warga dari suatu suku bangsa lain
3.    jika warga satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama
4.    jika warga satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa secara politis
5.    potensi konflik terpendam dalam hubungan antar suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat

C. MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan kebudayaan. Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah para pendukung kebudayaan, baik secara individu maupun secara kelompok dan terutama ditujukan terhadap golongan sosial askripsi yaitu suku bangsa (dan ras) , gender dan umur. Ideologi multikulturalisme ini secara bergandengan tangan saling mendukung dengan proses demokratisasi, yang pada dasarnya adalah kesederajatan pelaku secara individual (HAM) dalam berhadapan dengan kekuasaan dan komuniti atau masyarakat setempat.
Jadi tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi demikian pula sebaliknya.




D. Masalah yang Timbul Akibat Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan
1.      Konflik
Merupakan suatu proses disosiatif yang memecah kesatuan di dalam masyarakat. Meskipun demikian konflik tidak selamanya negatif, adakalanya dapat menguatkan ikatan dan integrasi
2.      Integrasi
Adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat dan erat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota di dalam masyarakat sehingga menjadi penyatuan hubungan yang diangap harmonis

Faktor-faktor yang mendukung integrasi sosial di Indonesia:
a)      adanya penggunaan bahasa Indonesia
b)      adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air
c)      adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila
d)     adanya jiwa dan semangat gotong royong yang kuat serta rasa solidaritas dan toleransi
e)      keagamaan yang tinggi
f)       adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan yang lama diderita oleh seluruh bangsa di Indonesia
3.      Disintegrasi
Disebut pula disorganisasi, merupakan suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagian
4.      Reintegrasi
Disebut juga reorganisasi, dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai baru telas melembaga (institutionalized) dalam diri warga masyarakat.
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan, yaitu melalui berbagai pola hubungan yang terdapat dalam masyarakat majemuk
1. asimilasi
2. self-segretion
3. integrasi
4. pluralisme

Membangun Sikap Kritis, Toleransi dan Empati dalam Masyarakat Multikultural
Dalam mengatasi masyarakat majemuk , Parsudi Suparlan menawari sebuah menyebaran konsep multikulturalisme melalui LSM, dan pendidikan dari SD hingga PT. Alternatif penyelesaian masalah akibat keanekaragaman budaya adalah dengan melakukan strategi kebudayaan dimana memungkinkan tumbuh kembangnya keberagaman budaya yang menuju integrasi bangsa dengan tetap memperhatikan kesederajatan budaya-budaya yang berkembang. Untuk itu komunikasi antar budaya perlu dibangun disertai dengan sikap kritis, toleransi dan empati.