Sabtu, 24 Maret 2012

MENYONTEK SEBELUM UJIAN


Sobat Nida, ada sisi lain dalam dunia persekolahan di Indonesia, yakni dengan dikenalnya istilah nyontek (sontek, menyontek). Mungkin dan bisa jadi, istilah ini termasuk dalam kategori undercover. Nyontek sering kali dipahami dan merupakan sikap pecundang yang menginginkan hasil optimal tanpa harus bersusah payah.
Biasanya, nyontek dilakukan oleh para siswa atau mahasiswa yang sedang mengerjakan soal ujian, dan yang bersangkutan tidak mempersiapkan penguasaan bahan/ materi pelajaran yang memadai dengan berbagai alasan. Mereka menyontek pekerjaan temannya yang dianggap lebih pintar atau mengerjakan soal dengan jawaban yang dilihatnya dari catatan yang sudah dipersiapkan. Catatan ini bisa berupa apa saja, buku-buku, atau catatan kecil lainnya.
Anak sekolah/mahasiswa yang menyontek biasanya menempati posisi yang “aman” dari pengawas ujian. Biasanya di barisan belakang, atau yang terhalang oleh pengawas. Makanya, ada juga istilah yang cukup beken “posisi menentukan prestasi”.

Penyebab Menyontek
Banyak hal yang menyebabkan seseorang menyontek. Ini di antaranya:
1. Ingin berhasil tanpa usaha yang melelahkan.
Seseorang harus memahami, bahkan harus hafal bahan-bahan pelajaran yang akan diujikan. Seorang pemalas biasanya ada saja alasan untuk tidak belajar atau membaca buku-buku yang dijadikan rujukan pembuatan soal ujian. Mestinya, berbekal kajian-kajian psikologi memungkinkan seseorang dapat memahami bahan ajar dengan mudah. Belajar yang menyenangkan mestinya juga memungkinkan siswa dapat belajar dengan enjoy mencerna semua informasi dan langsung melekat pada ingatannya.
2. Ingin membahagiakan pihak lain.
Katakanlah, siswa yang menginginkan pihak lain atau orang tuanya tersenyum bahagia melihat anaknya berprestasi dengan digambarkan pada perolehan angka-angka yang fantastis dalam nilai rapornya. Karena kurang persiapan, malas, atau alasan lainnya, ia memakai cara-cara yang tidak sah yakni dengan menyontek. Ia tak memedulikan cara ini sesuai dengan norma-norma yang ada atau tidak ada. Baginya, yang terpenting adalah bisa menjawab soal-soal ujian dengan mudah karena melihat sontekan dan nilainya bagus. Titik. Padahal, kebahagian sejati para orang tua dapat dipastikan adalah perolehan nilai ujian anaknya tinggi, memuaskan, dan diraih dengan cara-cara elegan dan bermartabat.

3. Malu jika tidak disebut berprestasi.
Mengapa harus malu ketika tidak berprestasi? Sesungguhnya prestasi itu bukan sesuatu yang bisa didapat dalam sekejap melalui kata-kata magic bim sala bim, tetapi harus diperjuangkan melalui ketekunan.
Tubagus Wahyudi, pakar hipnotis dan public speaking terkenal, pernah mengemukakan bahwa salah satu cara untuk menguasai sensorik power adalah dengan tetap melakukan ketekunan. Ketekunan dalam bidang ilmu, hobi, penelitian, dll akan membuat dan mengantarkan seseorang menjadi pakar pada bidang tertentu tersebut. Bahkan, hobi yang ditekuni dapat menjadi sumber penghasilan dan sandaran hidup.
Jadi, agar berprestasi ya janganlah menyontek. Tetapi, jalankanlah ketekunan dengan tetap membaca buku, baik sebelum maupun setelah bahan ajar itu dipresentasikan oleh guru atau dosen.

4. Bahan yang diujikan tidak menarik.
Mengapa tidak menarik? Kalau dibandingkan dengan pepatah “tidak ada orang yang bodoh di dunia ini melainkan malas”, maka sebenarnya tidak ada ujian yang tidak menarik. Yang ada adalah seseorang yang tidak bisa menyikapi sesuatu dengan pandangan yang berbeda dari biasanya.
Agar lebih bijak, cobalah untuk tidak memblok pikiran kita tentang suatu pelajaran: Matematika itu sulit! Fisika dan Kimia apalagi! Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap kesiapan mental kita dalam menghadapi ujian.
Agar menarik, bisa juga minta bantuan teman atau kakak kelas yang pandai di mata pelajaran tersebut. Bisa juga dengan membentuk kelompok belajar, kemudian membuat kuis cerdas cermat antar individu!
Ada banyak cara agar membuat pelajaran yang diujikan menjadi menarik, Sob... cobalah berkreativitas!

5. Sistem pengawasan ujian yang longgar.
Pengawasan yang longgar dapat memunculkan ide bagi para pecundang untuk menyontek. Sedangkan pengawasan ujian yang ekstra ketat juga memungkinkan peserta menjadi lebih stres menghadapi soal-soal ujian. Tentu saja yang terbaik adalah yang pertengahan, tidak longgar dan tidak ketat pula. 

Menyontek dan Kasus Ujian Nasioanl
Kalau diperhatikan sejak Ujian Nasional sebagai faktor penentu kelulusan seorang siswa dari sekolah yang ditetapkan oleh pemerintah, terjadi banyak kasus yang mana guru menjadi “tim sukses”. Mereka seabagai pengawas ujian, bukannya mengawasi jalannya ujian agar berjalan tertib dan aman, tetapi malahan memberikan jawaban kepada para peserta. Antar pengawas terjadi pemahaman TST (tahu sama tahu).
Mengapa itu dilakukan? Banyak pihak beralasan; agar siswanya lulus ujian, karena kalau tidak dibantu akan banyak yang tidak lulus. Akibatnya, reputasi sekolahnya pun bisa hancur. Lebih-lebih sekolah swasta yang kualitasnya biasa saja (standar) yang mana mati hidupnya sangat bergantung pada penerimaan jumlah siswanya.
Dalam kasus ini sebenarnya seperti melihat lingkaran setan. Karena, banyak pihak menyatakan guru ditekan oleh kepala sekolah. Sedangkan kepala sekolah mengaku ditekan oleh ketua yayasan atau atasan langsungnya, seperti kepala dinas pendidikan atau kepala kantor cabang departemen yang ada di kabupaten yang menangani pendidikan. Dalam kasus ini, menyontek justru terjadi secara masif, masal, dan bahkan semi legal, karena justru disponsori oleh para pengawas itu sendiri.
Janganlah menyalahkan siswa karena siswa datang ke sekolah adalah untuk belajar. Belajar yang menurut KKBI adalah “proses perubahan tingkah laku, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.”
Dan, janganlah pula menyalahkan soalnya yang terlalu tinggi. Dalam sebuah kesempatan pejabat Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional pernah menyakatan bahwa soal matematika SD kelas 6 di Indonesia adalah yang paling mudah se-ASEAN. Bagaimana jika dibandingkan dengan kawasan lain? Bagaimana bila dibandingkan se-Asia? Se-dunia? Wajarlah demikian, sehingga sampai-sampai Human Development Index (HDI) Indonesia merupakan yang paling rendah. Bahkan, katanya berada pada titik nadir, yaitu lebih rendah daripada Vietnam, negara yang belum terlalu lama bangkit dari sisa-sisa reruntuhan perang bersenjata melawan hegemoni Amerika Serikat (AS).

Akibat Menyontek
Bagi yang menyontek ketahuan oleh pengawas dapat dipastikan bagaimana kisah selanjutnya. Bisa dikeluarkan dari ruang ujian dan menanggung malu, dan bahkan lebih fatal lagi adalah adalah didiskualifikasi dan dinyatakan tidak lulus ujian.
Hal ini pernah terjadi pada siswa di sebuah SLTA favorit di Jakarta Timur. Ia adalah siswa yang pintar dan rajin. Ia dikeluarkan dari ruang ujian bahkan tidak diluluskan bukan karena ia menyontek. Tetapi, yang ia lakukan adalah memberi sontekan pada yang lainnya. Bahkan, mestinya guru sebagai pengawas yang memberikan sontekan pada siswanya mestinya jugadikeluarkan dari jabatan atau profesinya, karena ia kontraproduktif dengan usaha-usaha sebelumnya, yaitu menanamkan banyak nilai dan norma bahwa siswa harus memegang kejujuran sekalipun langit akan runtuh.
Akibat lebih jauh ketika seseorang sudah lulus dari lembaga pendidikan maka ia tidak bisa menghadapi persoalan kehidupannya. Mengapa banyak produk sekolah yang menganggur? Jangan-jangan, itu karena penanaman nilai di sekolah mengalami kegagalan.
      Share

MENYONTEK SEBELUM UJIAN

24 Feb 2012 | Rubrik: motivasi - Dibaca: 966 kali
Menyontek dan Kreativitas
Bagi pelajar atau mahasiswa, menyonteklah secara kreatif! Artinya, jangan menyontek pada saat ujian berlangsung. Agar ujian dapat dijalankan dengan sukses, bacalah setiap bahan pelajaran atau buku yang dijadikan rujukan sebanyak tujuh kali. Karena, sebelum dibaca sebanyak tujuh kali, bahan rujukan masih berada di otak dan belum turun ke dada.
Hal ini sesuai dengan pepatah Arab yang menyatakan al ilmu fi al shudur la fi shutur, ilmu itu ada di dada bukan di lembar-lembar kertas. Artinya, mesti ada proses internalisasi dari apa-apa saja yang menjadi kajian seseorang agar tetap melekat pada ingatan berjangka lama (long term memory).
Andrias Harefa pernah menyatakan bahwa kunci seseorang agar kreatif adalah dengan “3 N”: niteni, niroke, nambahi. Atau, dalam bahasa lain yakni mencirikan, menirukan, dan menambahkan. Banyak kasus belajar justru dipahami sebagai proses peniruan. Contoh, anak kecil belajar berjalan, belajar berbicara, atau belajar apa saja adalah menirukan gerakan orang dewasa di sekelilinginya, terutama orang tuanya.
Artinya, sebelum mempunyai ide, langkah pertama bisa menirukan apa saja yang ada di sekeliling kita. Sebagaimana halnya belajar menjahit baju. Pola dasar baju di mana saja dan kapan saja kan sama? Ada lengan, ada kerah, ada kancing, ada saku. Selebihnya adalah penambahan-penambahan di sana-sini akibat yang ditimbulkan dari proses kreativitas.
Jadi, menyontek di ruang ujian adalah tindakan yang tidak bijak, konyol, sembrono, serta tidak menghargai karunia Allah. Tuhan adalah Sang Maha-Pemberi akal pikiran yang luar biasa kepada setiap manusia. Menyontek sebagai bahan permulaan kreativitas dimungkinkan, karena bagaimanapun tidak ada yang original di dunia ini. Yang terjadi adalah proses kreatif yang terus-menerus untuk menciptakan produk, baik barang atau jasa, maupun produk kreatif lainnya.
Tips Ujian Tanpa Nyontek

1. Persiapan yang matang

Maksudnya kita itu sudah mempunyai bekal materi di dalam otak ini agar nanti dalam mengerjakan soal kita bisa lancar. Kalau persiapan sudah matang, mengapa mesti takut? Cara mempersiapkan diri menghadapi ujian adalah dengan menyimak setiap penjelasan guru, kemudian membaca materi yang diujikan berulangkali minimal 3 hari sebelum ujian, jangan pakai sistem kebut semalam! Pasti grasah-grusuh jadinya.

2. Tetap tenang

Agar tenang apa yang harus kita lakukan? Gampang! Cukup baca Bismillah dengan ikhlas dan tulus. Karena hanya dengan mengingat Allah hati kita menjadi tenang. Segala sesuatu yang dimulai dengan basmalah pasti dapet berkah deh. Aamiin.

3. Jaga konsentrasi
Biasakan mengerjakan yang mudah terlebih dahulu. Jangan tergoda untuk mengotak-atik soal yang susah lebih dulu, karena memakan banyak waktu dan bikin panik. Jangan terpengaruh oleh teman-teman kita yang keluar cepat.

4. Ingat-ingat akibatnya kalau ketahuan mencontek!
Kalau kita ketahuan mencontek pasti langsung mati gaya, bingung mau jawab apa kalau ditanya. Biasanya sih ditegur dan bisa berakibat pada menurunnya nilai atau bahkan hilang/ dianggap ga ada/ si lembar jawaban langsung dirobek di tempat.

Tips “Anti Contek Saat Ujian” Ala China

China memang terkenal dalam banyak hal baik yang positif maupun negatif. Dari raja bajakan, doyan makan makanan yang aneh dan kadang menjijikan, sampai dikenal sebagai negara pengekspor nomor satu di dunia.
Negara tirai bambu tersebut memang mempunyai cara nya tersendiri untuk mencuri perhatian dunia. Sama halnya dengan penemuan cara terbaru mereka untuk mencegah anak murid didikannya  menyontek di saat ujian. 
Ini dia caranya:

Hohoho, kreatif juga yaa Sob... 

Pokoknya, menconteklah sepuasnya sebelum ujian, tapi saat di ruang ujian... ingatlah untuk memakai prinsip: MENCONTEK? its not my style

Jumat, 23 Maret 2012

Selamat Datang di Pintu Ajaib!

 

Selamat Datang! Di hadapan Anda, telah berdiri sebuah pintu ajaib yang akan menghubungkan ide-ide labirin otak saya dengan mimpi serta idealisme Anda.
Terima Kasih karena Anda telah mau merengkuh mimpi-mimpi kehidupan seperti halnya burung Gereja yang senantiasa terbang rendah merengkuh mimpi-mimpinya.
Semoga Anda bisa menemukan keajaiban dalam ruang ide manusia yang sungguh ajaib.
---I Will Trust in You---
''kususun kata menjadi RINDU untukmu''

Demi kamu yang menumbuhkan rasa cinta
Kujalin tiap tiap huruf
Menjadi rangkaian kalimat
rajutan makna
Saat kuSendiri menghitung hari

Bersama waktu yang ramah
Kulalui detik demi detik
Menjadikan rindu diatas lembar lembar kusamku
Selaksa sunyi ini menembang diantara lelahku

Buatmu yang ada dalam benak ini
Seribu kata telah kutuntun menyusun diantara sepi
Saat kita tiada lagi bersama
Menghitung kalimat letih

Andai angin mampu membawa suaraku
Ketepi sendirimu

Kan kubacakan tiap tiap derat rindu ini
Setiap waktu
Agar kaupun tau puisi ini tercipta hanya untukmu

sebagaimana rasaku
Yang begitu subur
Mencintaimu meski kau tak pernah membalasnya
Namun syair ini tak pernah lelah

Rabu, 21 Maret 2012

SEBUAH SURAT DARI AYAH Dan BUNDA UNTUK ANAKNYA

Ketika aku menjadi tua,
Ku harap Kamu mengerti
dan bersabarlah denganku Dalam kasusku memecahkan piring
atau menumpahkan sup di meja karena
Aku kehilangan penglihatanku,
Aku harap Engkau tidak memarahiku
Orang yang lebih tua sensitif.
.. selalu memiliki kemalangan saat Anda berteriak
Ketika pendengaranku semakin memburuk
dan aku tidak mendengar apa yang kamu katakan,
Ku harap kamu jangan panggil aku "Tuli!"
tolong ulangi apa yang kamu katakan atau setidaknya
menuliskannya
Maaf, AnakKu.
... Aku semakin tua
Ketika lututku menjadi lebih lemah,
Ku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku
bangun
Seperti bagaimana aku membantu Kamu saat engkau
masih kecil,
Belajar cara berjalan.
Ku harap betahlah denganku
Ketika aku terus mengulangi kalimatku sendiri
seperti kaset rusak,
Aku berharap kamu hanya terus mendengarkan aku
jangan mengejekku,
atau
bosan mendengarkan aku
Apakah kamu ingat ketika Kau masih kecil
dan kamu ingin sebuah ballon?
Kamu mengulang sendiri berkali-kali
sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan
..... Mohon maaf juga atas bau tubuh ku.
Aromaku seperti orang tua
Tolong jangan memaksaku untuk mandi.
Tubuhku lemah.
Orang-orang tua mudah sakit ketika mereka sedang dingin.
Aku harap aku tidak mengotori Kamu.
Apakah Kau ingat ketika engkau masih kecil?
Aku berkejar-kejaran dengan engkau berkeliling
karena kamu tidak ingin mandi.
Ku harap kamu bisa bersabar denganku
Ketika aku selalu rewel
Ini semua bagian dari menjadi tua.
Engkau akan mengerti ketika engkau sudah tua
Dan jika Kamu memiliki waktu luang,
Aku harap kita bisa bicara
Bahkan untuk beberapa menit
Aku selalu sendiri disemua waktuku.
dan tak seorang pun untuk berbicara dengan
Aku tahu Kamu sibuk dengan pekerjaan.
Bahkan Kamu tidak tertarik pada ceritaku,
Tolong punya waktu untukku.
Apakah Anda ingat ketika Kamu masih kecil?
Aku mendengarkan cerita Anda
tentang Beruang teddy Anda.
Bila saatnya tiba
dan aku menjadi sakit dan sakit,
Aku harap Kamu memiliki kesabaran untuk
merawatku

MAAF ANAKKU
jika aku sengaja mengompol
atau membuat berantakan
Aku harap Kamu memiliki kesabaran untuk
merawat Aku selama yang terakhir ini
beberapa saat dalam kehidupanku
Aku tidak akan tinggal lebih lama.
Ketika waktu kematianku datang,
Aku harap Kamu memegang tanganku
dan memberikan aku kekuatan untuk menghadapi kematian
Dan jangan khawatir ..
Ketika aku akhirnya bertemu dengan Pencipta kita ..
Aku akan berbisik di telinganya
untuk MEMBERKATI Kamu
Karena Kamu mencintai
Ibu Dan Ayah Kamu.
Terima kasih banyak untuk perhatian Kamu.
Kami mencintai Kamu.
dengan Segenap Cinta,
IBU dan Ayah.

Senin, 19 Maret 2012

Penulis : Tim AndrieWongso
Senin, 05 Maret 2012




Jalan menuju sukses tak pernah rata dan penuh dengan gundukan besar atau kecil, kerikil-kerikil serta batu-batu. Tak terkecuali bagi beberapa tokoh besar dalam sejarah.
Winston Churchill kalah di setiap pemilihan jabatan pemerintah hingga akhirnya ia menjadi perdana menteri.
Kutipannya: "Jangan pernah menyerah, jangan sekali pun pernah menyerah, jangan menyerah pada apa pun, entah itu perkara besar atau kecil, jangan pernah menyerah kecuali pada pendirian untuk kehormatan dan kebajikan."
Vince Lombardi (pelatih football Amerika yang sukses dan terkenal) pernah merasa putus asa karena mendapat kritik yang menyatakan "dia tidak tahu apa-apa soal olahraga football dan tak punya motivasi".
Kutipannya: "Yang terpenting bukan soal apakah kita pernah gagal, tapi apakah kita bisa bangkit kembali setelah mengalami kegagalan."
Richard Branson (pengusaha sukses asal Inggris) pernah kehilangan jutaan dolar dalam berbagai jenis bisnis.
Kutipannya: "Anda gagal jika tidak pernah mencoba. Jika Anda berusaha mengambil peluang dan lalu gagal, memang Anda akan menjadi bahan berita. Tapi, cobalah lihat sejarah para pengusaha, satu hal yang kutahu tentang mereka: Banyak sekali dari mereka yang pernah mencoba dan gagal di masa lalu, tapi berakhir dengan kesuksesan besar.
Michael Jordan pernah dikeluarkan dari tim basket di sekolahnya.
Kutipannya: "Saya mengalami kegagalan berulang kali dalam hidup. Tapi karena itulah, saya bisa sukses."
~***~
Para tokoh besar dunia di bidangnya masing-masing tersebut sudah membuktikan bahwa sebuah kegagalan hanyalah batu loncatan menuju anak tangga yang lebih tinggi dan lebih baik lagi. Jika kita mampu bangun dan bangkit dari keterpurukan, hanyalah masalah waktu kita akan sampai di puncak (kesuksesan). Karena itu, jangan takut akan kegagalan!

Rabu, 14 Maret 2012

MEMBANGUN KECERDASAN MELALUI PENDIDIKAN


Sesungguhnya setiap anak terlahir cerdas. Ini paradigma baru dalam pendidikan yang sedang berkembang. Paradigma ini mungkin bertentangan dengan persepsi yang diyakini selama ini, bahwa anak cerdas berjumlah terbatas daan mereka menempati lapisan tertentu dalam dunia manusia. Penemuan baru tentang kecerdasan pada semua anak diharapkan dapat mengubah pendekatan pendidikan yang selama ini terlanjur mapan.
Menurut Dr. Thomas Amstrong (l994), setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi untuk menjadi cerdas. Sifat bawaan itu antara lain : keingin-tahuan, kemampuan eksplorasi pada lingkungan, spontanitas, vitalitas, dan fleksibilitas.
Dipandang dari pandangan ini, tugas pendidikan (sekolah, keluarga, dan masyarakat) adalah memberikan kesempatan berkembang pada kemampuan bawaan itu, sehingga membantu perkembangan kecerdasan anak secara menyeluruh.
Namun, ada masalah yang mengganjal dari klaim tersebut. Sering kita menemukan dalam satu kelas ada anak yang tampak lambat dalam belajar, Sementara ada anak lain yang terlihat cepat dalam belajar. Karena ada pada kelas yang sama, dapat dipandang perlakuan guru, media belajar, dan lingkungan belajar relatif sama. Tulisan ini selanjutnya akan berbicara mengenai pertentangan ini.
Howard Gardner, sejak tahun l983 mengemukakan gagasan tentang adanya berbagai kecerdasan pada manusia. Hingga tahun 2000, Gardner telah mendefinisikan sembilan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh setiap manusia. Kecerdasan itu adalah : 1) Intelegensi Linguistik, 2) Intelegensi matematis, 3) Intelegensi ruang, 4) Intelegensi kinestetiki, 5) Intelegensi musikal, 6) Intelegensi interpersonal, 7) Intelegensi intrapersonal, 8) Intelegensi lingkungan, 9) Intelegensi eksistensial. Semua manusia memiliki ke-9 kecerdasan itu, Namun ada perbedaan keberkembangan. Pada anak yang berkembang kecerdasan matematis logisnya, ia akan menjadi pintar dalam pelajaran IPA, matematika, daan ekonomi. Aanak yang berkembang kecerdasan kinestetiknya, pintar dalam pelajaran olah raga dan menari. Demikian juga ada anak yang kecerdasan lainnya yang berkembang
Disinilah letak permasalahannya mengapa di sekolah kita sering menjumpai perbedaan kecepatan dalam belajar. Kelambanan dan kecepatan itu ada karena kita hanya menilai anak dari dua segi kecerdasan saja, yakni linguistik dan matematis. Mesti jujur kita akui, selama ini di sekolah anak akan dianggap pintar jika ia dapat mengerjakan soal IPA dan matematika serta mampu mengkomunikasikannya dengan struktur kalimat yang logis dan runut. Dengan kriteria cerdas seperti ini, maka hanya anak yang memiliki kecerdasan matematika dan linguistik yang berkembang yang akan dipandang cerdas. Lalu bagaimana dengan siswa yang meraih juara atletik saat porseni, tapi lambat dalam menghitung ? Apakah dia akan dianggap anak yang bodoh ? Anak seperti ini adalah anak dengan kecerdasan kinestetik yang baik. Sekolah, keluarga dan masyarakat haruslah memberikan penghargaan dan kesempatan berkembang yang sama pada ke-9 aspek kecerdasan.
Ada beberapa ciri yang dapat diperhatikan padadiri anak untuk mengetahui aspek kecerdasan yang berkembang padanya.
  1. Kecerdasan linguistik merupakan kemampuan penggunaan bahasa lisan maupun tertulis. Perkembangannya dicirikan dengan : mudah menyusun kalimat, mampu membuat kalimat yang bermakna, tertarik pada sastra, dan suka mengobrol.
  2. Kecerdasan matematis merupakan kemampuan yang berkaitan dengan bilangan, logika, abstraksi, dan kategorisasi. Perkembangannya dicirikan dengan : cepat dalam matematika, memahami grafik dan tabel, dapat membuat model matematika, dan mampu menganalisis masalah serta runut seusai dengan urutan sebab akibat.
  3. Intelegensi ruang-visual merupakan kemampuan untuk menangkap dunia visual secara tepat, mengenal bentuk, serta menggambarkan suatu bentuk di dalam pikiran. Perkembangannya dicirikan dengan : mengenali letak benda dalam ruang, bisa menggambar sesuai dengan proporsi objek, dan mampu nenbuat model tiga dimensi.
  4. Kecerdasan Kinestetik merupakan kemampuan koordinasi gerak badan. Perkembangannya dicirikan dengan : prestasi dalam olah raga, cepat mempelajari tarian, dan terlihat luwes dalam melakukan gerak badan.
  5. Kecerdasan musikal merupakan kemampuan untuk mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Perkembangannya dicirikan dengan : mudah menghapal lagu (bahkan berbahasa asing), cepat mempelajari alat musik, dan memiliki kepekaan pada nada.
  6. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan tempramen orang lain. Perkembangannya dicirikan dengan : suka bekerja kelompok, suka mengobrol, cepat mendapat teman baru,dan disukai banyak orang.
  7. Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman diri sendiri, termasuk di dalamnya kemampuan mengontrol emosi dan kesadaranakan gagasan pribadi. Perkembangannya dicirikan dengan : mudah berkonsentrasi, suka bekerja sendirian, selalu berpikir panjang sebelum bertindak, terlihat tenang, dan terlihat suka ”melamun”.
  8. Intelegensi lingkungan (1998) merupakan kemampuan seseorang untuk dapat memahami alam. Perkembangannya dicirikaan dengan : suka pada hewan dan tumbuhan, menyukai kegiatan berkebun, cepat dalam belajar biologi, dapat menikmati keindahan alam, serta menghargai lingkungan.
  9. Intelegensi eksistensial/ spiritual (2000) merupakan kemampuan untuk menjawab persoalan-persoalan mendasar tentang keberadaan manusia. Anak dengan kecerdasan ini sering mengajukan pertanyaan tak terduga, seperti : ”Untuk apa kita hidup? Mengapa harus bekerja toh kita akan mati ? Mengapa Tuhan menciptakan manusia ”, dan pertanyaan sejenis lainnya.
Pengembangan yang menyeluruh diperlukan untuk menjamin keberhasilan dalam hidup. Seringkali kita jumpai ada anak yang cerdas semasa sekolah mengalami masalah dalam hidup, seperti : stres, kekerasan, perceraian, anti sosial, dan bunuh diri. Ini disebabkan karena orang itu hanya berkembang kecerdasan matematis logisnya saja, sedangkan hidup membutuhkan lebih dari sekedar logika. Kita juga memerlukan citarasa seni, pergaulan, pengendalian emosi, menghargai teman, dan lain-lain kemampuan. Sederhananya, pendidikan semestinya mampu membangun manusia seutuhnya.
Dalam proses pendidikan sekolah pemahaman akan kecerdasan ganda ini sangat penting dalam menjaga keberhasilan siswa dalam belajar.
Haggerty (1995) mengungkapkan keberhasilan belajar anak di sekolah sangat dipengaruhi oleh cara anak diajar. Anak dengan kecerdasan musikal berkembang akan mudah mengerti kalau diajarkan dengan musik dan lagu. Anak dengan kecerdasan kinestik berkembang, akan mudah paham bila diajar dengan melakukan peragaan gerak badan dan praktikum.
Banyak orang mengatakan, teori kecerdasan berganda ini hanya cocok untuk pendidikan individu, bukan pendidikan sekolah. Karena tidak mungkin memberikan pengalaman belajar yang berbeda-beda untuk siswa yang berada di dalam satu kelas. Gardner menolak pendapat ini, dia justru mengatakan teori ini cocok untuk sistem klasikal, dengan harapan semua anak mendapat pengembangan pada semua jenis kecerdasannya.
Memperhatikan pendapat para ahli diatas, sudah seyogyanya sekolah menerapkan metoda pembelajaran yang mampu mengakomodasi semua aspek kecerdasan. Artinya, di sekolah anak haruslah mengalami proses belajar yang menekankan pada logika, bahasa, musik, gerak badan, kontemplasi, kerja kelompok, kegiatan alam, dan pengalaman lain.
Disini dapat dikemukakan beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan di sekolah, untuk mengakomadasi berbagai tipe kecerdasan anak.
  1. Dalam kelas guru menerapkan metoda yang bervariasi. Pilihan metoda ceramah, diskusi, membaca mandiri, diskusi kelas, renungan kontemplatif, dan membuat lagu tentang materi pelajaran, adalah beberapa pilihan metoda yang dapat digunakan secara bergantian. Ini untuk menjaga agar semua anak dapat kesempatan untuk belajar sesuai dengan kecerdasannya masing-masing.
  2. Sekali waktu, misalnya tengah semester, sekolah mengadakan acara jalan-jalan keluar ( jalan kaki ataupun naik mobil). Saat ini sudah cukup banyak SD yang melakukan kegiatan ini. Dengan berjalan-jalan keluar sekolah, anak mendapat kesempatanuntuk bebas mengeksplorasi dirinya sendiri. Maksudnya anak mendapat kesempatan untuk mengekspresikan diri. Ini dapat dilihat dari beragamnya kegiatan anak saat diajak jalan-jalan. Ada anak yang bernyanyi-nyanyi, ada yang berlari-lari,ada yang asik mengamati tumbuhan, ada yang suka berlari keluar jalur kemudian kembali lagi, ada yang asik bercerita pada temannya, ada yang mencoba mencari teman baru, bahkan ada yang tiba-tiba berkomentar ”Sungguh maha pemurah Tuhan yang telah menciptakan keindahan ini ”.
3. Mengijinkan siswa untuk berkonstribusi menentukan pengaturan ruang kelas. Selama ini ruang kelas cenderung monoton. Tembok putih dengan tempelan beberapa gambar, sangat membosankan !. Coba untuk memberikan kebebasan pada anak untuk berperan dalam pengaturan ruang kelas. Mulai dari warna tembok, pengaturan posisi meja (bisa melingkar, berbaris, berkelompok, dan lain-lain), dan perubahan gambar dinding secara berkala.
Langkah-langkah diatas memang tidak mampu memfasilitasi semua siswa berdasarkan kecerdasannya masing-masing, karena tentu siswa juga akan pernah bertemu dengan ketidak sesuaian. Namun ada baiknya juga, dengan mengalami ketidak sesuaian itu siswa juga akan diajak untuk mengembangkan kecerdasannya yang kurang berkembang, sehingga dapat diharapkan semua kecerdasannya mengalami rangsangan untuk berkem

Selasa, 13 Maret 2012

ada dua hal penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses yaitu pertama, going to extra miles, tidak menyerah dengan rata-rata. Kalau orang belajar 1 jam, dia akan belajar 5 jam, kalau orang berlari 2 kilo, dia akan berlari 3 kilo. Kalau orang menyerah di detik ke-10, dia tidak akan menyerah sampai detik ke-20. Selalu berusaha meninkatkan diri lebih dari orang biasa. Karena itu mari budayakan going the extra miles, lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad, dan sebagainya dari orang lain. Maka kalian akan sukses.
Kedua, tidak pernah mengizinkan diri kita dipengaruhi oleh unsur di luar diri kita sendiri. Oleh siapapun, apapun, dan suasana bagaimanapun. Artinya, kita jangan mau bersedih, kecewa, atau takut karena pengaruh faktor dari luar diri kalian. Oleh siapapun, apapun, dan suasana bagaimanapun. Artinya jangan mau sedih, marah, kecewa, dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa pada diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan pada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh dari luar.