Minggu, 11 Maret 2012


FALLUJAH TIDAK MERINTIH
Dentuman bom membabi buta
Deru tank-tank sentak merentak
Bising pesawat memekak telinga
Muntahkan peluru sahut menyahut
Fallujah telah luluh lantak
Oleh nafsu serakah para biadab
Ulah manusia tiada nurani
Liar bak binatang buas kelaparan
Fallujah bersimbah darah dan air mata
Didera senjata tangan-tangan kotor
Bangsa terlaknat tak beradab
Tanpa malu berjoget diplatar derita
Tapi…..
Fallujah takkan merintih….
Kan terus meradang hinggga darah penghabisan
Fallujah merebakkan wewangi firdausi
Dari buncahan darah para syuhada

BANGUN…PERGI ….DAN BERGERAKLAH!!!!
Bila kaki enggan melangkah
Ingatlah pada panggilan dawah
Satu jalan menuju mardhatillaah
Pastikan gerak itu tak salah langkah
Wahai pejuang……Melangkahlah
Menuju masa depan penuh barakah
Bangun kembali peradaban nan megah
Biarkan intuisimu segar mekar merekah
Berangkatlah
Bawalah melodi staqafi penguat ruh
Sentuhkan ke relung kalbu nan pasrah
Hadirkan irama orkestra penggugah
Padukan simponi suci, suntingan lisan daiyah
Bergeraklah…….!!!!
Jangan ragukan gempita syahdu…. kalam ilahi
Alunkan senandung Qur’ani…..penggugah jiwa rabbani
Nyanyikan gelora mahabbah…..penggugah cinta sejati
Bahanakan derap perjuangan …..penggugah jihad fi sabili
ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR
PERGI…….BERANGKAT………….DAN BERGERAKLAH
Jangan pernah berhenti…karna diam tak boleh terjadi
Demi estafeta perjuangan dawah ini…..kita harus berdiri
Demi kokohnya amanah rabbani……..kita harus pergi
Demi tegaknya dien di muka bumi… ..kita bahkan harus berlari
Demi jannah yang telah menanti…… kita semua harus bangkit

                                          
OH……..NAD
( fenomena alam adalah pelajaran berharga, Nangroe Aceh Darusalam)

Guncang sekejap, menghentak…mengejutkan
Enyahkan segala kemegahan yang pernah menjulang
Meski masih menyisakan rumah-rumah suci simbul imani
Yang lain…merata, menyatu….membumi
Pongahpun, hilang……lebur merayap
Angkuhpun luluh lantak ….melata

Bersimpuh, tunduk merunduk…tanpa kata
Adalah ungkapan pilu lantaran tak lagi bernyali
Memohon ampun tak terperi dari sang Pemberi
Inginkan perlindungan penuh sejadi-jadi
Harapkan rengkuhan erat yang melegakan
Janganlah nestapa terus berlarut dan menjadi-jadi
Sandang pangan bergulung bersama gelombang
Harta benda terhampar meluncur ditelan samudra
Sanak saudara turut pergi tak tentu ladang rimbanya
Nyawa pada hari itu masihkah ada harganya?
Nafas pada hari itu, masih bisakah diperpanjang?
Bolehkah berharap syahid bila esok tak lagi datang?
Inilah bahasa takdir, kehendak Sang Empu bumi
Dan ketika daya dan kekuatan tak lagi berarti
Hanya tengadah wajah dan satukan jemari
Pada Yang Pengasih sang pemberi belas kasih
Berilah tabah bersama rintihan suratan nasib
Berilah pasrah bersama helaan duka bertindih

BERKELIT
Khauf ra’jaku mengejar cintaMu, ya…Allah
Tak segempita pemberianMu ………padaku
Kau limpahi aku dengan berjuta kemudahan
Kau ilmui aku dengan selangit pengetahuan
Kau fahamkan aku dengan berlapis kebenaran
Kau sejahterakan aku dengan berrangkai kenikmatan
Namun tak jua aku berlari menuju haribaanMu
Malah melangkah dengan gontai seakan tiada daya
Dan berkelit aku dengan alasan tiada waktu
Seruan tuk mendekatMu terhenti di telinga dan terhela
Tilawahku tersendat bercecer-cecer
Oleh alasan kerja yang menyibukkan
Sempurnakan tartil dan hikmat terasa penat
Wirid pagi petangku bagai lampu pijar
Tiada asa tiada rasa, hambar tak hadir ke jiwa
Shaum sunnahku masih berhenti sebatas keinginan
Infaq sedekahku terbata-bata bagai tanpa keikhlasan
Jangankan jihad, sedikit amal menuntut banyak pahala
Mengapa “berkelit” terus mengungkung memburu
Bukankah neraka jahanam itu sungguh mengerikan
Bukankah Surga firdaus nan indah itu jadi dambaan
Bukankah berjumpa denganNya tlah jadi impian
…………………………………………………..
Hampiri Dia, dapatkan curahan cintaNYa….
Sujud padaNya, agungkan asma-asmaNYa
Genapkan dikalbu, rapatkan dalam jiwa.
Rasakan keteduhan berada dekat denganNya
                                                                
DALAM QIYAMULAIL
Tak ada getar…yang ada rasa senyap
Tak ada sentak….yang hadir tenang belaka
Tak ada celoteh ….yang terdengar helaan nafas
Tak ada bising….yang mendesah bisikan halus
Dan
Dalam langkah enggan terseret, kurentas rasa malas
Dalam desah rindu menggebu, gemericik air menyambut
Dalam hasrat bertemuMu, menggebu.. menyibak.. merentang
Dalam dingin menusuk tulang, air suci mereguk kesegaran
Dan…dalam tunduk dan bersimpuh
Dalam rasa papa yang semakin menjadi
Dalam rasa beku yang semakin menerpa
Diatas bentangan sajadah panjang
Penghambaan terasa mendera
Bertaut dengan rasa takut sepenuh harap
Terengkuh tunduk, tersungkur sujud, terjerat pasrah
Tiada daya makin terasa , seolah menanti jawab
Akankah sangkaan itu datang menghampir
……………………………………
Wahai pemilik alam semesta raya
Penguasa kesunyian kelam malam
Penentu segala tahta dan kehendak
Terimalah sujud ruku penghambaan ini
Agar menoreh iman taqwa padaMu
Dan mengukir mahabah padaMu
Bersama doa…dzikir… dan munajat ini
Ya ….Rabb, biarkan rindu terpatri kuat padaMu
Bila tak memilikiMu….aku merasa kehilangan cintaMu
Bila tak mengingatMu…aku hidup bagai tak bernyawa
Jangan lalaikan aku, pada titian panjang menujuMu
Meski harus kususuri setiap kelam malamMu
Kan kukejar sapa ridhoMu, hingga kutahu Kau hampiri aku
Dan….menuntun perjalananku menuju altarMU

JERAT GERAM
Kuingin tiada geram terlukis dikalbuku
Meski beribu sebab memenat jiwa ragaku
Oh…sering kata tak terucap lumat tersekap
Membongkah berat memacu degup
Ugh, peristiwa…..yang datang mengusik hari-hariku
Terbeber dengan nyata…terang dipelupuk mata
Menggores luka , bertaut duka, mengganggu detak
Lalu terjerat bersama gusar, dan menodai benak
Andai….kupunya nyali tuk memenggal geram
Dan kuusir setiap derita pengganggu asa
Dan kubungkam segala celah penoreh noda
Lalu……
Kuberitakan pada segenap jagad raya
Bahwa aku bukan memendam dendam
Atas segala suasana yang tiada bersahaya
Atas segala guratan kelam yang membalut pijakku
Hingga noda penuh warna menghina dina
Lalu
Katakan pada setiap nyawa penghuni semesta
MaiyahNya telah mengasah mengokoh
Menyertai istighfarku yang tiada putus
Dalam pujapuji yang basahi lisanku
Dan munajat padaNya detik-detik rinduku
A….n…d…a…i………!
                                                   ****************


KATA ADALAH……..

Aku bukanlah penyair….
Yang bersyair karena fantasi
Menoreh naluri terpenggal ilusi
Menggores pena tanpa emosi
Wahai
Inilah gejolak yang tiba-tiba hadir
Yang mendorong jemari lukiskan kata
Yang membongkah penuhi rongga dadaku
Yang meluncur menerobos tenggorokan
Mendesak keluar bersama desah, rasa dan asa
Bak ungkapan tersekap terpendam……….
Terlontar bebas, temukan jalannya
                                                        ****************

MENGUSIR MALAS
Hai , malas yang mengungkungku
Kuingin menghancurkanmu
Karena kau telah menelan masaku
Hai, malas yang selalu lekat menyelinggkup tubuhku
Pada tiap sisi ruang dan waktu
Bodohnya aku tak kuasa menepis keangkuhanmu
Meski telah kuupayakan
Tak bertegur sama denganmu
Kau terus saja menggapai-gapai menarikku
Setiap langkah yang terarah melawanmu
Magnet kemalasan pasang kuda-kuda menjeratku
Kurasa kantuk, berkeringat, pusing dan pegal
Menyeretku kepembaringan…..
Melenakanku dalam mimpi kesiangan
Oh…….
Kemalasan enyahlah…..
Aku tak hendak kehabisan…..
W a k t u b e r h a r g a k u
                                                            ******************
 D A I
Adakah aku seorang dewasa…
Yang dilatih untuk mengerti isi hati manusia
Hasil berguru pada murabbi-murabbi rabbani
Agar mengusik kelengangan hati kepada …..
Gairah bertubi-tubi menuju Ilahi
Adakah aku seorang dewasa …
Yang semestinya melahap rakus lembaran mushaf
Setiap hari, tanpa rasa enggan…
Setiap saat, tanpa hadirkan alasan….
Sehingga keperoleh bait-bait penuh makna
Seperti, menyantap lezatnya semangkuk sup panas
Dengan potongan daging dan sayuran
Adakah aku seorang dewasa…..
Yang dengan serta merta bentangkan sajadah
Panjang-panjang tuk merentang doa dan dzikir
Setiap hari ,sepanjang-panjangnya
Setiap saat, sebanyak-banyaknya
Sehingga kurasa Dia selalu menatapku
Seperti, membumbungkan layang-layang keangkasa
Lenggoknya tak lepas dari tatapan mata
Adakah aku seorang dewasa….
Yang telah memiliki kelayakan
Menyemat pelangi didada setiap hati manusia
Agar hidupnya penuh warna, gaya dan pesona
Dan langkahnya selalu menuju satu asa
Hanya kepada CahayaNya….tuhan yang Agung Perkasa
                                                     ***********

NUKHBAWIYAH
Meski telah nikmati hidangan tarbiyah
Namun asam garamnya belum melekat kuat
Bagai musyafir haus dipadang tandus,
Telah kureguk talaqqi rabbani nan kaya cita
Lapar dahagaku pada goresan Ilahiyyah
Telah membawaku pada hamparan mushaf
Yang luas tak bertepi, yang dalam penuh makna
Hingga tiada pernah tuntas kuselusuri…….
Dan, tarian kehidupan telah kumainkan…
Dipentas fana yang selalu panas membara
Mampukah gelora nuraniku menjadi perantara
Bagi jiwa-jiwa pencari cahaya dan kebenaran
Bagai sebatang pohon yang rindang
Yang bercabang dan lebat daunnya,meneduhkan
Yang akarnya kokoh menghunjam seluas naungan
Yang memberi kenyamanan yang menentramkan
                                                             ***********

TAMENG PERJUANGAN
Pedang-pedang jihad telah terhunus
Siap bergerak kegaris terdepan
Menghadang musuh-musuh Allah
Yang menyerang garang penuh biadab
Pedang-pedang jihad telah menyatu
Menggelora disetiap relung mujahid
Tuk menghentak ulah pemberontak
Yang tiada jera melawan kebenaran
Wahai para pembela kalimah Allah
Jangan biarkan pedangmu merintih
Lantaran tak dihunus pemiliknya
Hingga tiada daya tiada guna
Wahai mujahid, kaulah prajurit sejati
Buatlah pedang jihad itu miliki arti
Jadi tameng pengokoh juangmu
Digjayakan dienullah di semesta ini
***************
SANG PENYEMANGAT
(dialah guruku)
Hatiku begitu menggebu
Setiap kudengar tausiyah suci itu
Rangkai katanya merona hatiku
Alur ritmiknya memerah telingaku
Jiwaku menggebu haru bertalu
Setiap derap pergerakan dihentakkan
Menyentak rasa lengang sanubari
Menggetar senyap keterlenaanku
Wahai geloraku, jangan tenggelamkan
Rasa cintaku pada perjuangan ini
Hanya karena tak bertemu sang guru
Yang selalu mengetuk pintu hatimu
Sematkan dalam ingatanmu,
Pandangan optimis penuh harapan
Seperti menatap indahnya langit biru
Penuh cahaya, menghangatkan hati
Agar kusambut langkah perjuangan itu,
Bersama kalam dan sabda yang tlah terpatri
Buktikan rasa peduli, simbol pemberani
Agar sinarnya terangi persada ini
Jadilah bunga yang harum di persada ini
Yang menebar wangi, pesona alami
Bangkit dan melangkahlah dengan pasti
Peradaban di negeri ini harus tegak berdiri
                                                           @@@@@

MEREKA DAN MASA DEPAN
(untuk anak-anak korban bencana di NAD)
Kanak-kanak bertelanjang kaki itu berkumpul bergerombol
Menatap pelangi yang datang menyembul di kejauhan
Disuatu senja, ditepian pantai yang menghampiri rembang petang
Disebuah pulau, diujung negeri makmur, terkenal subur
Imajinasiku mengembara masuk kedalam lubuk hati mereka
Ingin kutahu apa yang mengisi pikiran mereka
Adakah tanya pada pelangi yang penuh warna itu
Akan masa depan yang boleh mereka lewati
Adakah mereka bertanya pada pelangi yang indah itu
Tentang kebahagian yang boleh mereka rengkuh kelak
Adakah mereka bertanya pada pelangi cerah terang itu
Masih adakah sekolah tuk belajar menangguk ilmu
Imajinasiku makin membara, benakku berceloteh
Masa’kan mereka hanya boleh berharap pada pelangi
Yang datangnya tak menentu dan hanya sesekali
Masa’kan hanya karena gempa dan tsunami,
Yang meluluh lantakkan tanah kelahiran mereka
Mereka jadi kehilangan harapan dan masa depan
Masa’kan hanya karena ayah-ibu mereka digulung ombak
Mereka harus kehilangan balaian kasih dan dekapan sayang
Tak cuma itu…….
Sanak-saudara merekapun turut ditelan samudra
Ranah merekapun diratakan gemulung gelombang
Nuraniku turut hanyut bersama kembara imajinasiku
Seakan ada samudra lepas yang harus kuarungi
Seakan ada gunung menjulang yang harus kudaki
Seakan ada hamparan daratan luas yang harus kuselusuri
Dan menghampiri setiap titik dimana dapat kujumpa asa
Dan bertemu dengan beribu cahaya disetiap penjuru arah
Kan kuajak dengan sepenuh hati, dan kurangkul tuk perduli
Dan kan kuberikan pada kanak-kanak yang menatap pelangi
Wahai ……anak malang yang tengah terisolir oleh derita
Lihatlah apa yang kuhimpun ditangan kanan ini
Dari pelosok nusantara yang masih bertabur kemakmuran
Meski sabda alam, silih berganti menebar bencana
Masih berjajar dermawan-dermawan berhati mutiara
Yang membuka jalan bagimu menuju cita-cita
Dan imajinasiku pergi bersama pudarnya warna pelangi
Namun jiwa-jiwa mulia kuyakindatang dan memberi arti

TAUBAT
(sebuah puitisasi makna taubat)
kalau taubat diartikan sebagai ibadah hati
yang meringankan langkah-langkah kita
dalam menelusuri jalan keharibaanNya
dan bergantungnya semua asa padaNya
wamaa bikum min ni’matin faminullah (An Nahl 53)
“dan apa saja yang ada pada kalian, maka dari Allah lah (datangnya)”
maka bayangkanlah hidupmu tanpa kehadiran dan campur tanganNya
kehampaan lah yang ada, tiada memiliki arti apa-apa
Wahai, anak Adam renungkanlah….
Jadikan taubat dan ampunan sebagai penolongmu
Jangan biarkan syetan terlaknat memperdayaimu
Yang mendorong-dorongmu melakukan dusta,
Yang mendorongmu melakukan durhaka
Yang mendorong-dorongmu melakukan penipuan
Yang mendorong-dorongmu melakukan pelanggaran
Ingatlah wahai anak Adam….
Bila kau terlena pada bujuk rayu syetan….
Itu akan melemparmu ketempat yang paling nista
Itu akan mengejekmu dengan tawa penuh kemenangan
Itu akan membuatmu terlunta-lunta, melata…berlumur dosa
Ingatlah wahai anak Adam…
Jangan sia-siakan waktu yang Allah anugerahkan padamu
Jadikan waktu sebagai pengukur tabungan akhiratmu
Penuhi dengan istighfar panjang……
Dengan doa dan wirid berulang…
Yang kan mengugurkan dosa-dosamu
Jadikan seluruh gerak langkahmu sebagai…..
Untaian dzikir hanya kepadaNya
Rajutan hak Allah atas dirimu
Bingkai pengakuan atas kurang dan terbatasmu
Wahai anak Adam, lekatkan dalam benakmu
Rasulullah yang mulia pun bertaubat kepada Allah
Yaaaa…ayyuhaa nnasu tuubuu ilallah
Fainni atuubu fii yaumi ilaaihi maa atu marrati
“Wahai manusia, bertaubatlah Kepada Allah,
sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak seratus kali”
                                                 *****************

SEBUAH TAUSIYAH
Suatu malam aku bermimpi
Mengirim SMS kepada tuhanku
Dengan takut-takut kutulis dalam SMS itu
Bahwa aku begitu mencintaiNya dan merindukanNya
SMS itu terkirim,
Namun jantungku berdegup kencang
Berani-beraninya aku mengirim SMS seperti itu
Padahal kutahu aku masih membangkang atas banyak perintahNya
Beribadah sekenanya, tanpa keazaman meninggi
Perilakuku masih berselang dengan sisa-sisa jahiliyyah dulu
Silaturahimku masih sebatas muamalah antar manusia
Tiada nilai ukhuwah, apalagi bernilai itsar
Mendatangi majlis ilmu masih sebatas mengugurkan kewajiban berkumpul
Janji-janji tuk meningkatkan kualitas diri, adalah kata-kata basi
Tidak wangi, malah bau pepesan kosong, itu lagi,itu lagi
Kerja-kerja seharian dijadikan apologi, begitu duniawi…seperti sampah
Sepertinya ini tak lebih baik dari ‘bangkai bagi tuannya.
Dalam mimpi itu aku masih juga termangu,….menanti-nanti
Harap cemas…jangan-jangan SMS ku pending, tak ada sinyal ke arsy sana
Tet…tet.reee…tret…Hpku memberi sinyal, membuat jantungku kian berdegup
Pending…..aku terus menanti…………………………………………
Tet…tet reee..treeet, bunyi lagi….dari teman halaqah ku. Kubiarkan
Tet…tet reee…treeeet, bunyi lagi…dari tempat ku mengajar. Minta nilai siswa
Tet…tet reee…treeeet, bunyi lagi… bukan SMS yang kunanti.
Aku enggan membalas SMS itu….Aku gundah
Tuhanku tak membalas SMS ku,…..Aku maalu
Seharusnya tak kukirim SMS seperti itu kepada Tuhanku
Seharusnya kata yang kutulis, istighfarku, taubatku, doaku dan……
Seharusnya yang kutulis, permohonan hidayah, permohonan petunjuk dan….
Tet…tet, reee…treeet….(dariNya kah?)…Aku terperangah…
“Akupun mencintaimu, sangat memperhatikanmu….
…temui Aku dalam setiap shalat, dalam setiap qiyamulail, dalam setiap dzikirmu”
hampir pingsan kumembacanya…..tak percaya…dan aku terjaga
rupanya aku tertidur, ….aku kehilangan no HP tuhanku, tak bisa SMS lagi
Kulihat jam dinding menunjukkan pukul tiga- tiga puluh dini hari
Ternyata akupun belum shalat isya….astaghfirullah
Ternyata aku belum selesai dengan koreksi ujian siswaku
Ternyata al Qur’an disebelahku belum sempat kusentuh
A s t a g h f i r u l l a h………………………
                                                                  **********



MERACIK CINTA

KATA tak pernah cukup tuk lukiskan makna CINTA
Hatta cinta picisan sekalipun, butuh banyak kata adanya
Pada cinta yang terjalin diantara dua sejoli
Tak sesederhana menjalin injuk menjadi seutas tambang
Atau merajut benang menjadi selembar kain
Meski keduanya telah seatap, sekasur sedapur
Meracik harus dengan titi teliti dengan upaya tak terperi
Bagai meramu bumbu dapur untuk mengolah lauk pauk
Konon, semakin pandai seseorang meracik bumbu dapur…
Makin cekatan orang tersebut meracik cintanya
Meskipun miliki pasangan yang alot perangainya
Pada racikan yang tak tepat, cinta jadi tak berbalas
Gak nyambung men….
Ada yang bilang bercinta jangan pakai gaya aktifis
Kata jadi tak bermakna, karena tak menghadirkan rasa
Buaian asmara tak menggoda, meski menggelora tak terjerat
Ada yang bilang katakan cinta dengan bunga
Karena aromanya akan hadirkan getaran yang memabukkan
Mampukan getaran itu, ekspresikan kehangatan yang didamba
Ada lagi yang bilang cinta itu butuh pengorbanan
Maksudnya apa men……….
Waktu, harta, harga diri, bahkan perasaan kah yang dikorbankan
Siapa yang menjamin itu tak sia-sia
Meracik cinta yuk…..
Emangnya cinta itu apa…..
Emangnya cinta itu milik siapa
Ketika cinta diberikan ternyata tak ada yang menerima
Ketika cinta dinantikan ternyata taak ada yang datang
Ketika ada yang bilang cinta, nyatanya hanya demi mendapatkan cinta
Itulah cinta diantara manusia, tiada yang suci tiada yang abadi
Semua seringkali karena emosi, karena cinta diri
Lalu adakah cin ta sejati…..
Ada kale….
Cinta sejati adalah cinta yang bikin hidup lebih hidup
Cinta sejati bikin yang hidup ingin lebih lama hidup
Cinta sejati bikin semangat untuk mengabdi
Cinta sejati bikin bertahan meski membosankan
Cinta sejati tak mungkin bikin senyap, merana dan sepi
Cinta sejati bikin kasmaran sampai mati…..Berikan pada Illahi Rabbi

PASRAH
Janganlah berpaling dari takdir
Burungpun harus terbang mengepakkan sayapnya
Daun-daun keringpun harus gugur tinggalkan ranting
Malampun harus datang tepat menggantikan siang
Lekat dengan kepatuhan, sarat dengan ketundukkaan
Dapatkan buahnya…
Tiada susah payah, tiada bencana, penuh kepasrahan
Berjalanlah bersama yang memperjalankan
Hadirkan ketulusan sepenuh kelapangan dada
                                              ********

BIMBANG 1
Ketika hidup berada dalam bimbang
Hanya’entah’ yang bisa kuucap
Karna tak tahu apa yang harus dilakukan
Hanya bisa diam dalam bisu
Ketika desah menguak pintu hati
Hanya ‘kosong’ yang terlontar dalam kesah
Nyatanya tak semudah membuka daun jendela
Yang ada hanya tanya dalam diam
Ketika datang tanya mengapa ada bimbang
Hanya’pilihan’ yang bisa kubentang
Karena memutuskan butuh pemikiran
Timbang menimbang menangkan satu pilihan

BIMBANG 2
Haruskah bimbang tiada bertepi
Bila keikhlasan telah diberi
Jangan biarkan terkurung membui
Bukalah jendela hati sebagai solusi
Kepasrahan pada kehendak Ilahi
Adalah obat yang tak terganti
Kan hapus bimbang, jernihkan hati
Luruhlah pongah, sombong dan dengki
Ketika datang tanya sudahkah bimbang pergi
Katakan ‘pasti’ bimbang itu sudah tiada lagi
Kalau datang lagi, kan segera pergi
Karena Pengobat Hati telah lekat dijiwa ini

MAHABBAH
Rabbi …pancaran cahayaMu, hangat meresap ke kalbuku
Menjalar kesegenap denyut nadi dan aliran darahku
Menggetar sanubari dan ragaku terhanyut
Tafakurku menyatu dalam dongak wajah dan tangan berpadu
Dan terucap syukur penuh syahdu, bak diterpa rindu
Yaaaa…Rabb, kuharap ini rindu tak bertepi
Selalu hadir dan terbit setiap hari, tiada henti
MenujuMu dengan cinta dan gairah menggebu
Telah kuyakini Engkau pengharapan terakhirku
Yang mengantarku kepenantian hakiki
Lalu…..
Berkumpul dan bercengkerama
Dengan insan pilihan yang Kau cinta
Dan mereka pun begitu mencintaiMu
Insan yang memiliki kelembutan terhadap sesama muslim
Insan yang selalu tegas terhadap orang kafir
Insan yang berjihad dijalan Allah
Mereka tak takut celaan orang-orang yang suka mencela
Mereka berwala hanya kepada Allah, Rasul dan imam
Mereka adalah insan yang senantiasa sujud ruku dan zakat
                                                                 ******

KEHARIBAANMU
Tak kan kukotori perjalanan ini,dengan cinta semu pada dunia
Tak kan kukotori langkah-langkah ini, dengan tujuan yang tak pasti
Tak kan kusesali tinggalkan dunia fana ini, karna penuh kesenangan palsu
Tak kan jejak demi jejak berlalu dengan catatan buruk yang merusak jati diri
Diatas perhelatan dunia yang penuh hidangan dan aneka warna gemerlap
Ada pesta tetumbuhan yang menari dibawah sepoi tiupan semilir angin
Ada pesta manusia dengan berjuta peran bak diatas panggung sandiwara
Ada pesta antara benda-benda bergerak dan tak bergerak nan hingar bingar
Harus kuamankan setiap keinginanku
Agar tak terbujuk lakukan perilaku tak terpuji
Agar tak terbujuk tuk bahanakan bahagia dunia semata
Agar tak terlena pada pongahnya permainan perkotaan
Agar tak terlena penghambaan pada benda-benda mati
Agar tak terbalut oleh belitan cinta penuh emosi
Agar tak terbelit oleh tipuan gemerlap lampu kota
KepadaMu ya…….Rabb,
Kugantungkan segala asa pengisi hidup ini
Agar kudapatkan helaan waktu yang titi teliti
Agar kuraih perilaku santun dan luhur pekerti
Agar kupandai berbagi kasih sayang pada sesama
Agar kutrampil beramar ma’ruf dan nahi munkar
Agar jalan dawah Rasulullah dapat kutapak tilasi
Agar bahagia tertinggi adalah ‘tuk keridhaanMu
Yaaaa……Rabbul Izzati,
Jangan biarkan langkahku terhenti pada…
Rasa cinta pada kenikmatan dan indahnya dunia
Karena telah sadari bahwa dunia…..
Hanya menyajikan kesenangan sementara
Hanya panggung sandiwara pengubah cerita
Hanya pemandangan yang memerosok akhlak
Hanya hingar bingar yang memekak telinga
……………………………………………..
Karena kutahu sesungguhnya dunia…
Bagai lembaran-lembaran yang harus diisi
Dengan goresan tinta emas kemuliaan
Dengan keanggunan akhlak penuh pesona
Dengan munajat yang menuntun ke akhirat
Agar perhentian terakhirku …..
Bermuara diharibaanMu.

ASA ITU
Wahai pemilik alam semesta
Penguasa sunyinya kelam malam
Penentu segala tahta dan kehendak
Tampakkan aku sebagai hambaMu
Sujud rukuku kehadapanMu
Akankah menoreh taqwaku
Dzikir dan munajatku kepadaMu
Akankah mengukir imanku
Bila tak memilikiMu
Aku kan kehilangan cintaMu
Bila tak mengingat adaMu
Aku bagai tak bernyawa
Ya Rabb, jangan biarkan aku lalai
Pada titian panjang menujuMu
Meski harus kuselusuri kelam malam ku
Biarkan aku kejar haribaan Mu itu
Sampai kutahu cintaMu itu
Pasti hadir dan menuntun perjalananku
PELITA
Mengukir langkah dengan pahatan cahayaMu
Bukanlah jalan panjang yang gelap gulita
Meski lewati terjal dan tanjakan mendaki
Titian itu selalu penuh dengan lentera
Menyala terang disetiap penjuru persada.
Jadi petunjuk jiwa-jiwa dikegelapan
Jadi pemandu menuju kebahagiaan
Itulah CahayaNya yang takkan pernah sirna
Ambillah Cahaya itu dari sumbernya
Dan lekatkan selalu dalam kehidupan kita
Sinarnya takkan terangi kalbu kita semata
Namun memancar kesekeliling kita
Jadilah cahaya itu seperti layaknya khalifatu fil ardh
Genggam dan sematkan kalamNya merasuk ke benak
Temui setiap jiwa perindu kehidupan Rabbani
Yang mendambakan perjumpaan Hakiki
Jadilah penerang fitrah insaniyyah
Yang mengira jalan kepadaNya sulit didaki
Bukalah hatinya dengan cara yang hikmah
Agar tiada keraguan meraih keberkahan
Sulutkan lentera disosok yang lengah
Yang mengira hidupnya tak butuh Penerang
Percikkan sedikit pembuka jalan
Biar melangkah menujuNya penuh gairah
                                                      ******$$$$$******

BALADA PEREMPUAN NEGERI….!(1)
Perjalanan kebanyakan perempuan negeri ini …..
Adalah balada yang terkoyak oleh nestapa
Dan soneta yang dihinakan oleh nestapa
Juga trauma panjang bagai tanpa akhir
Meski perempuan berdaya telah bersuara lantang
Berbicara lantang atas nama nasib perempuan
Berjuang keras untuk kemajuan perempuan
Menuntut perduli untuk martabat perempuan
Adalah upaya panjang gerakan perempuan untuk perempuan
Tuk wujudkan ruang beradab dan sirnakan ketiadadayaannya
Namun, nyaris terseok, terjerembab bahkan tak berdaya
Bagai onggokan yang tlah tak digunakan pemiliknya
Mengapa yang ada hanya diam terdiam
Padahal tanya tentang cedera kehidupan perempuaan …
Nyata adanya dan terus mengalir nyatanya
Berbagai dera tak putus jadi berita
Kekerasan dalam rumah tangga, korbankan perempuan
Lahir batinnya merana bagai tiada daya
Lahirnya terluka, babak belur, kusut masai
Batinnya tergores nyeri, pilu bak tersayat sembilu
Kekerasan dalam rumah tangga, juga korbankan anak-anak
Masa kanaknya tercerai dan terderai, terlempar kejalan-jalan
Mengais menggelandang demi perut ayah ibunya
Hasil peluh lelahnya, dirampas juragan kelas teri
Suara sumbangnya, bergelantung dibibir pintu angkot
Demi uang sekolah, mereka rela menadah meminta
Indahnya bermain dan berrcanda tak mereka hirau lagi
Dekap sayang dan belai kasih luput dari ingatan
Rintih pekerja perempuan, berangkai tumpang tindih
Diombang-ambing bagai buih, tanpa kepastian
Direngkuh habis , tenaga tak setara dengan upah
Dibelenggu takut, terkadang tiada santun dan seronok
Dimana hak mereka sebagai buruh
Padahal kewajiban kerja telah ditunaikan
Padahal fitrah wanitanya telah dikorbankan
Padahal hak anak dan dirinya telah ditinggalkan
Banyak lagi cedera yang masih terbias
Masih kurang keraskah teriakan kita
Hingga demonstrasipun hanya jadi hiasan surat kabar
Kisah sedih yang muncul dimedia cetak dan tronik
Nyatanya hanya menyayat sekejap saja
Katanya suara lantangnya untuk keadilan
Nyatanya hanya sebatas rasa prihatin saja
Kapankah semua ini akan berakhir?
Terkungkungkah kita dengan “syair sabda alam”
Yang menyuarakan”wanita dijajah pria sejak dulu”
Dan menjadikannya”perhiasan sangkar madu…”
Hilangkah dari masyarakat kita, semangat mengayomi
Sehingga tatanan bolehkan pria kedepankan kehendak
Dan mengabaikan tanggung jawab hakiki
Sehingga tatanan bolehkan pria mengumbar kuasa
Dan merasa perkasa karena berkuasa
                                                                   ********


BALADA PEREMPUAN NEGERI…..!(2)
Perempuan negeri ini masih harus sembunyikan noda
Tak lagi merasa beruntung menjadi perempuan
Padahal Islam memuliakan ada dan keberadaannya
Bahkan berikan peran dan posisi luar biasa
Perempuan negeri ini haruskah berhenti berharap
Padahal bangsa kita junjung tinggi adab beradab
Tahta martabat dan harga diri terpahat rapih
Pertaruhkan jati diri demi kata tanggung jawab
Wahai penguasa negeri………..
buat perempuan negeri tak meratapi diri
bangunkan mimpi yang hadirkan solusi
biar bumi pertiwi tidak merintih pedih
Wahai penguasa negeri…………
Bukankah segala upaya bisa kita rintis
Bukankah segala asa tiada pernah habis
Buatlah derap nyata yang tak keluar garis
Wahai perempuan negeri…….
Ketahuilah………..tanpa kecuali…
Bahwa harkat dan martabat itu begitu tinggi
Tlah dipersembahkan atas terciptamu
Sebagai pengemban amanah mulia
Lestarikan tonggak generasi masa depan
Penyejuk dan penawar jiwa generasi
Benteng pengokoh bangunan watak generasi
Wahai pemilik rasa peduli………
Atas masa depan perempuan negeri ini
Ajak dan ajari apa yang perlu mereka tahu
…………………………………………….
Mereka bukan sumber petaka
Mereka bukan kaum yang lemah
Mereka bukan tak berdaya
Maka aniaya………. Tak layak untuk mereka
……………………………………………..
Mungkin mereka tak tahu hak dan kewajibannya
Mungkin mereka tak tahu tugas dan peran mulyanya
Mungkin mereka tahu posisi mereka dimasyarakat
Maka ajari …………dan dapatkan kecerdasan emosi
……………………………………………………
Biarkan perempuan negeri ini sadari
Pentingnya menjaga dan menempatkan diri
Pentingnya miliki ketrampilan kelola hidup
Pentingnya membaca, bergaul dan berekspresi
………………………………………………..
Biarkan perempuan negeri ini yakini
Dirinya pantas untuk dihargai
Dirinya mampu angkat kapasitas diri
Dirinya layak untuk disayang dan dirindukan
Dirinya layak untuk dilindungi dan diayomi
Dirinya layak untuk dimengerti dan didengar
………………………………………………
Dan,
Tak ada lagi luka-luka yang mengoyakkan
Tak ada lagi noda-noda bersembunyi
Biarlah luka dan noda itu pergi
Bersama datangnya asa dan peduli

PERSAUDARAAN MUSLIMAH
Muslimah abad ini merayap bangkit
Ukir jati diri dengan pekerti dan prestasi
Siap laksanakan amanah Rabbani
Luangkan waktu ‘tuk bakti pada negeri
Inginkan kesejahteraan di bumi pertiwi
Membina setiap muslimah demi peduli
Agar punya nyali kembangkan potensi
Hingga dapatkan martabat dan harkat diri
Dengarlah wahai muslimah persada ini
Ajang kiprah itu sesungguhnya luas sekali
Menata dan membimbing adalah mulia abadi
Bahtera yang kau arungi harus kau menangkan
Agar jadi contoh teladan yang mengesankan
Ayunlah langkahmu, tunjukkan keperdulian
Nun, disana cahaya gemilang menantimu
Peradaban hari ini telah terkoyak-koyak
Emansipasi setiap saat dibablas maknakan
Ruang gerak perempuan disalah wacanakan
Anak dan perempuaan dialat propagandakan
Dunianya diperluas ketempat hitam dan gelap
Aromanya gemerlap seolah berbau sedap
Buaian dan bualan tangan tangan usil dan jorok
Adalah ancaman yang menodai kesucian
Naudzubillah, haruskah semua terbiar?!
Inilah Islam…ajaran luhur penghuni dunia
Solusi hakiki segala problema zaman
Langkah harus meradang menuju tekad suci
Allah kan …menangkan pendobrak kedzaliman
Mengikis habis para penyebar pembodohan
Ikhtiar meninggi menangkan keberadaban
Ya…………Rabbul Izzati
Astaghfirullah… kami yang berdiam dan pandir
Dunia tempat kami berpijak terus merintih
Anak masa depan bagai tak punya harapan
Ribu-ribu wanita meratap inginkan perubahan
Ini harus berakhir dan kami tak boleh berpangku tangan
Sambutlah seruan kami, berjuanglah bersama kami
Sambutlah ajakan kami, berkarya untuk muslimah
Arena kiprah kami ……menjalin ukhuwah
Langkah juang kami……wujudkan pencerahan
Impian panjang kami …….membangun peradaban
Membawa muslimah bangkit……..tegak berdiri
Ayunkan semangat bergegas………menata diri
Hadir merajut makna……..tuk kemajuan pertiwi

BANDUNG BANGKIT
Kotaku sayang kotaku malang
Kota sampah mengapa jadi julukan
Padahal dulu cantik rupawan
Kota kembang tinggal jadi kenangan
Sungguh aneh dan mengherankan
Meski kota ini bertimbun sampah
Banyak orang datang bertandang
Demi liburan dan mencari hiburan
Outlet berjajar penuhi jantung kota
Jadi serbuan wisatawan domestika
Panganan siap saji penuhi bibir jalan
Jadi kerumunan pelancong dadakan
Kota bandungku ayo bangkitlah
Kerumunan lalat harus dihentikan
Bibit penyakit segera enyahkan
Kesemawutan, tata dan rapihkan
Kota bandungku ayolah bergegas
Atasi sampah serentak bersama
Olah tuntas, ambil manfaatnya
Kotaku bersih sedap dipandang

DINAMIKA
Jiwa muda itu terbakar membara
Terpancar diwajah dan perilakunya
Binar dimata meronakan raut wajah
Derap penuh ekspresi bentangkan aksi
Ayunan tangan bergerak lincah dan gesit
Langah kaki tangkas melesat dasyat
Siap berjaga bak prajurit menyandang senjata
Sigap tegak bak pengawal negara
Wahai pemuda, kau tidak lagi belia
Geliatmu tanpa ragu terus membara
Gelorakan jiwa patahkan rasa malas
Tiada malu lantangkan seruaan dawah
Enyahkan fatamorgana penuh fantasi
Pesona jihad jadikan dambaan
Berteriaklah dengan lantang
‘Aku datang penuhi panggilanmu…ya Allah’
‘Aku rindu perhelatan akbar dialtar ArsyMu’
‘Demi taman surga yang mengalir sungai….’
‘Kan kupatri disetiap degup jantungku’
“Ku kan berlari tuk menjemput janji-janjiMu

PEREMPUAN PERADABAN
Adanya bukan dari tiada
Namun lahir dari perjalanan menuju dewasa
Hasil asuhan setinggi asa selebat cinta
Tumbuh berkembang tepat depa per depa
Beriring gelak tawa, canda ceria dan suka cita
Bersilang tangis, amarah bersatu polos tanpa dosa
Adanya jadikan remaja renyah merona
Ada kemeriahan gemerlap dunia disekitarnya
Ada norma tak beradab bahkan biadab mengepungnya
Membuat hari-harinya tiada putus dengan waspada
Dan tiada boleh lengah pada deretan doa
Lantaran marabahaya tak disadari terus menganga
Dan waktu jua pertemukan bahtera rumah tangga
Perjodohan, jadikan hari-hari lebih berarti
Atas akad suci tlah mengubahnya jadi insan peduli
Gelombang hidupnya disinggahi amanah dan peran hakiki
Bertutur santun bahagiakan tambatan hati
Berbagi tanggung jawab bersama belahan jiwa
Melahirkan dan menimang sayang sang buah hati
Hadirkan hikmah meski terjalin jua uji dan coba
Kan jadi rangkaian ibadah bila tertuju satu padaNya
Menjadi dewasa, mulia dalam bingkai peradaban
Adalah perjalanan tarbawi penata hari ke hari
Da’wiyyah , ilmiyah dan fanniyah jadi kafaah…
Yang harus tergugah tandai jati diri
Dan harus terpatri dihati, pengokoh obor peradaban
Yang harus diestafetakan kesegenap penjuru
Tak terkecuali perempuan-perempuan negeri
Penentu harkat dan martabat hidup berbangsa
……………………………………………….
Wahai perempuan negeri luhur dan makmur
Jadilah perempuan pengisi peradaban
Yang yakini Allah satu-satunya tujuan
Yang miliki semangat tuk terus mengabdi
Yang tiada ragu mengukir masa depan
Karena itulah cahaya yang mengubah gulita
Perempuan-perempuan peradaban
Tlah nyalakan lentera ditempat kakinya berpijak
Majlis ilmu tumbuh luas di perkotaan dan pedesaaan
Onak dan duri meski menghalang bukanlah perintang
……………………………………………………….
Karena ,
Minadz dzulumati ila nuur, bukanlah sejarah zaman
Karena,
Habis gelap terbitlah terang telah jadi warisan yang menantang
Karena,
Selalu ada lentera diatas lentera, pertanda hidayah yang terus bertambah
                                                        *************

DAPATKAH 1
Tlah ku selami bahwa hidup ini
Tak mengalir seperti sungai yang tenang
Dimana aku dapat melangkah dan berpacu
Dimana aku dapat mematri semua citaku
Kan kuteropong
Setiap terjal yang menghadang
Setiap arus deras yang membandang
Setiap badai dasyat yang menerpa
Agar kudapat terus berjaga
Dan sanggup keluar dari penghalang itu
Dan melaju menuju akhir penantianku
Tempat terbaik disisiMu
Bak,
Padang yang luas melapangkan
Padang yang teduh menyejukkan
Panorama yang indah mendamaikan
AKU DAN DOA 1
Dalam diam dan termanguku
Kukenang masa-masa indah bersamamu
Kau yang tiada henti menebar perhatian
Dalam doa, nasihat dan tutur harap
Meski jarak memisahkan raga kita
Suara penuh pesan tlah menyatu dijiwa
Dan wajah bersahaja terus saja melintas dimata
Ya Rabb, ampuni daku
Yang tlah tak punya masa bahagiakan
Ya Rabb, ampuni ayahku
Yang telah mengajari akumengisi kehidupan
Yang telah menuntunku memiliki gairah belajar
Yang telah mendoakan aku tanpa rasa penat
Ya Rabb, jadikan aku hambaMu yang shaleh
Biar sepanjang hidupku
Hingga tiba takdir penghabisanku
Menjadi warna bagi penghapusan dosannya
Memudahkan langkahmenuju surganya
Menjadi pengganda pahala dari juang hidupnya
Dan ….ayahku
Mendapatkan tempat peristirahatan
Yang nyaman dan tenang disisiNya

AKU DAN DOA 2
Tahlil, yasin, doa dan dzikir
Tlah menandai kepergiannya
Bertemu dengan takdir penghabisan
Menghadap Sang Pemilik Makhluk Bumi
Dan menjadi dzikrul maut bagi yang ditinggal pergi
Tausiyah manawi ingatkan pada persiapan diri
Maut akan datang menghampir dan bawa pergi
Menghadap Sang pencipta suatu saat nanti
KarenaNya kita ada di dunia ini
Dan kepadaNya kita pun kan kembali
……………………………………….
Ayah, kini kau tlah tiada
Selamat jalan……….
Doa kami untuk terang dan lapangnya
Peristirahatan abadi

TAK INGIN DIHEMPAS WAKTU
Saat mentari meninggi diatas kepala
Kuingin segera penuhi seruan adzan
Basahi wajah hingga ujung kaki
Sempurnakan thaharah penyejuk kalbu
Luruskan hasrat, harapkan pengakuanMu
………………………………………….
Kutunduk dalam sujud dalam kepasrahan
Setelah penat menata biduk dan perhelatan
Bersama langkah yang tiada pernah usai
Terkadang datang amarah pun prasangka
Terlontar mendesak mengharu rasa
…………………………………………..
dan kunyatakan dalam simpuhku padaMu
Atas tak dayaku menahan gejolak
Tentang upayaku mengelola waktu
Tak jua menyatu sebagai bekal menujuMu
Dan usiaku berlalu bersama perginya sang waktu
……………………………………………………
Haruskah kulepas waktu
Tanpa bara nan menggelora
Tanpa kesan nan menghujam
Tanpa makna didegup jantung
Tanpa arti didenyut nadi
…………………………………..
Ya……Allah………..
Haruskah nyawaku pergi tinggalkan jasad
Dan jasadku dicampakkan ketempat yang hina
Padahal aku tak sanggup jadi orang yang rugi
Hanya karena lengahku membagi waktu
…………………………………………….
Bangunkan aku, ……ya Allah
Sebelum nyawa berpaling dariku
Dan kelambanan memvonis kegagalanku
Hingga tiada tuntas apa yang jadi tugasku
Sadarkan aku, ……………..ya Allah
Bahwa aku berpacu dengan waktu
Yang terus melaju menghampir sang Penentu
Sebelum datang sempit, miskin dan renta
Lalu membelengguku
Dalam kubangan yang menistakan

MEMALUKAN
Perjalanan hari ini sangat memalukan
Kok hanya berkisar diurusan mencari makan
Tidak seperti ayam yang mengais sepanjang jalan
Tidak seperti tukang beca yang mengayuh hingga berpeluh
Tidak seperti petani yang menghitam terbakar terik matahari
Tidak seperti pedagang asongan menawarkan dagangannya
Tidak seperti buruh bangunan yang tak pasti beroleh garapan
Karena perjalanan hari ini hanya menukar lembar uang
Dengan bahan pangan tanpa jerih payah yang memenatkan
Dengan perhiasan dunia yang tak lain kesenangan sementara
Dengan benda-benda tak bernyawa bagai cerminan ketamakan
Dengan kepuasan sekejap hiburan panggung sandiwara
Perjalanan hari ini hanya memupuk rasa kikir
Mengelola rizki tampak menghinakan dan tanpa kearifan
Tiada peduli pada kepapaan, lengah pada belas kasihan
Berbagi kemurahan demi pemujaan yang menghanyutkan
Bersedekah dalam kerapuhan ruh, tiada keberkahan
                                                  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar