Senin, 12 Maret 2012
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di
luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di
rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi
berkecipak di air biru Danau Maninjau.
Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi
punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur.
Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie.
Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan
“mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti
sukses.
Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak
menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang
melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi
seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan
Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari
Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang,
mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang
berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma
menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda
ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan
pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha
Mendengar.
Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor
nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di
sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang
kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang
mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana
sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona
sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini
langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku
pertama dari sebuah trilogi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar